26. Paparazi

109 14 0
                                    

Seminggu terakhir ini, media sedang ramai membahas mini series yang dibintangi oleh Dama dan Catherine. Dama juga sedang sibuk-sibuknya melakukan promosi untuk mini seriesnya itu, baik itu di acara-acara talkshow televisi, atau di kanal-kanal youtube. Semuanya berjalan lancar. Respon untuk acara mereka yang baru akan tayang minggu depan itupun positif, banyak penonton yang tak sabar menantikan tayangan itu.

Stila sedang besantai di ruang istirahat bersama rekan-rekannya sambil menikmati makan siang dan menonton acara TV.
"Kopi, kopi" ucap seseorang yang baru saja memasuki ruang istirahat dengan beberapa cup kopi ditangannya, Rista namanya. Ia meletakkan cup holder berisikan enam gelas kopi diatas meja lalu duduk di kursi sebelah Stila yang kosong. Itu adalah kopi titipan rekan-rekannya, termasuk Stila, karena hari ini giliran Rista yang membeli kopi dari cafe yang berada di loby kantornya. Stila mengambil es caramel latte miliknya saat matanya tak sengaja melirik layar hp Rista yang menayangkan cuplikan vidio promosi film Dama dan Catherine. Ya, tak ada satupun dari rekannya yang mengetahui hubungan Stila dan Dama. Stila sendiri sebenarnya sudah berniat untuk tidak menonton tayangan promosi film kekasihnya itu demi menjaga hati dan fikirannya agar tidak kalut lagi, tapi rekan-rekannya di kantor justru terus saja membahasnya sehingga mau tak mau Stila jadi tau.
"Pernah nggak sih, selama proses syuting, kalian baper satu sama lain?" Tanya host acara talkshow yang sedang ditonton Rista di hp nya.
"Ada lah ya kalau baper. Karena kan kita bangun chemistry, jadi ya emang harus bawa perasaan biar chemistrynya dapet" jawab Dama disambut anggukan Cath yang menyetujui jawaban Dama.
"Ok, kalau tanggapan kalian soal respon netizen yang jodoh-jodohin kalian, gimana tuh?" Tanya host lagi. Dama hanya tertawa ringan.
"Kalau itu, ya nggak ada yang tau lah ya kedepan bakal gimana. Tapi yang penting saat ini kalian nikmatin aja dulu mini series kita" kali ini Catherine yang menjawab.
Stila mendengar semuanya sambil menikmati es kopi miliknya. Ia teringat ucapan Dama saat mereka melakukan vidio call beberapa malam yang lalu sebelum promosi dimulai, bahwa semua yang ia dan Catherine katakan saat promosi yang tidak menyangkut soal film mereka adalah setingan. Setingan yang membuat mereka terlihat dekat satu sama lain sehingga menarik minat penonton pada film mereka. Dan itu yang saat ini sedang diyakini Stila dan ia ulangi berkali-kali dalam otaknya setiap tidak sengaja mendengar atau menonton promosi itu. Ia percaya kalau hati Dama hanya untuknya. Terbukti dari bagaimana Dama tetap mengabarinya disela-sela kesibukan syutingnya, mengatakan bahwa ia mencintai Stila setiap hari, dan selalu menghabiskan waktu akhir pekannya bersama Stila setelah selesai syuting.

-••-

Dama dan Stila sedang menikmati pizza sambil menonton episode pertama mini series Dama yang memang tayang di akhir pekan. Awalnya Dama menolak karena merasa malu harus menonton aktingnya sendiri bersama kekasihnya itu. Namun karena Stila terus merayu untuk menontonnya bersama, akhirnya Dama menuruti, bukan hanya untuk episode pertama saja, tapi Stila meminta untuk menyaksikan semua episode itu bersama. Stila merasa bangga pada kekasihnya itu karena berhasil membawakan karakter dan berakting dengan baik, ia beberapa kali memuji Dama disela-sela menonton dan berhasil membuat Dama tersipu malu. Malam itu, Dama menghabiskan malam di rumah Stila karena besok pagi ia harus berangkat ke Bandung untuk syuting variety show dan menginap disana, sehingga ia harus puas hanya bertemu Stila satu hari saja dalam minggu ini.

Keesokan paginya, langit Jakarta masih gelap saat Stila mengantar Dama menuju mobilnya di parkiran. Dama memutuskan untuk berangkat subuh karena harus menjemput Veri dulu di rumahnya agar bisa bergantian menyetir bila merasa lelah, mengingat jalan menuju Bandung pasti ramai di hari Minggu sedangkan jadwal syuting dimulai jam 10 pagi. Parkiran masih tampak sepi pagi itu, membuat Dama berani memeluk Stila sebelum masuk ke mobilnya, melepaskan sisa-sisa rindunya, lalu mengecup kening Stila dan berpamitan. Stila menunggu sampai mobil Dama tak terlihat lagi oleh matanya sebelum masuk ke lift dan kembali ke kamarnya. Tanpa ia ketahui, sebuah hp diam-diam merekam kejadian itu dari dalam mobil yang terparkir tak jauh dari mereka.

-••-

Hari-hari berlalu seperti biasa. Minggu berganti bulan, bulan berganti musim. Tak terasa kandungan Niken sudah memasuki usia ke tujuh bulan. Niken dan Veri mengundang Stila, Dama, dan beberapa teman terdekatnya untuk mendatangi acara tujuh bulanan yang diadakan di salah satu hall rumah makan. Seperti biasa, Stila berangkat terpisah dengan Dama, masih tak ingin hubungannya ter-ekspos media walaupun Dama berulang kali mengatakan ia tak masalah dengan itu, mengingat mini seriesnya juga sudah selesai tayang bulan lalu. Tapi bagaimanapun Dama tetap menghargai keputusan Stila.

Stila memasuki hall dan langsung menghampiri Niken yang juga sedang menyapa tamu undangan lainnya.
"Hai bumil" Stila menyalami Niken lalu memeluk sahabatnya itu. Perut Niken sudah semakin besar, ia mengandung anak laki-laki, dan itulah alasan dekorasi di ruangan itu bertemakan warna navy.
"Hai! Makasih udah dateng loh" sapa Niken
"Apaan sih lo. Kayak sama siapa aja. Emang pernah gue nggak dateng di acara lo? Nggak inget lo test pack pertama siapa yang nemenin" goda Stila membuat Niken tertawa.
"Ya kan biasanya kalau weekend jadwal lo kencan sama si -ehm-" Niken menggoda balik. Stila ikut terkekeh.
"Hai, girls" sapa seseorang yang tiba-tiba muncul dari belakang Stila, tangannya memeluk pinggang Stila sebentar, mengejutkannya saat menyadari itu adalah Dama yang langsung mendapat pelototan mata Stila.
"Selamat ya, Ken" ucap Dama pada Niken lalu menyalami Veri yang berdiri di sebelah istrinya itu.
"Hm, ini dia nih si bintang, makasih ya udah dateng" ucap Niken.
"Dateng lah. Manajer gue disini, pacar gue juga disini, emang gue mau kemana lagi" jawab Dama memelankan suaranya saat menyebut kata pacar. Membuat mereka berempat tertawa.

Acara berjalan lancar dan santai. Tamu undangan lain yang saling mengenal juga saling bersapa dan berbincang. Tak lupa, beberapa dari mereka meminta foto dengan Dama. Selain Dama, ada Sabrina, Kharis, Rico, dan Adam dari kalangan selebriti yang ikut hadir dalam acara itu karena mereka juga kenal baik dengan Niken maupun Veri.

Stila tengah menikmati silky pudding strawberry saat Dama menghampiri dan duduk disampingnya.
"Mbak, nggak mau minta foto sama saya?" Tanya Dama menggoda Stila.
"Maaf mas, emang mas ini siapa ya?" Jawab Stila menggoda balik Dama.
"Saya ini artis loh mbak. Masa nggak keliatan dari muka saya?".
Stila terkekeh.
"Saya baru kali ini ketemu artis yang narsis abis sampek nawarin foto ke orang biasa"
"Masa sih mbak orang biasa? Tapi kok hati saya ngerasa mbak orang spesial ya"
"Hahaha, sst! apa sih? Gombal terus deh".
Dama dan gurauannya selalu berhasil membuat Stila tertawa.
Saat Stila sedang mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Niken, matanya justru berhenti pada seseorang yang duduk di seberangnya, tepatnya pada kamera belakang hp orang itu yang Stila rasa sedang mengarah padanya. Stila masih tak mengalihkan pandangannya, lalu si pemilik hp yang merasa sedang ditatap Stila tiba-tiba saja mengarahkan hpnya ke arah lain. Gerak-geriknya sedikit mencurigakan bagi Stila. Disaat yang bersamaan Niken yang tadi dicarinya melewati Stila, mengalihkan fikiran Stila dari kecurigaannya dan berdiri menghampiri Niken.
"Ken, acaranya sampek jam berapa?" Tanya Stila.
"Paling sejam-an lagi sih. Kenapa emang? Lo mau balik duluan?"
"Iya nih, gue disuruh kirim email dokumen, ada di laptop soalnya"
"Oh, yaudah balik duluan aja kalau gitu. Bentar lagi juga paling pada mulai pamit"
"Sorry ya nggak bisa sampai selesai. Agak urgent soalnya nih"
"Yaelah kayak sama siapa aja deh lo. Ati-ati ya pulangnya"
"Thank you. Sehat-sehat ya kalian". Stila pamit setelah mengelus perut Niken untuk berpamitan dengan si jabang bayi dan memeluk sahabatnya itu.
"Balik sekarang?" Tanya Dama yang entah sejak kapan sudah berada di dekat Stila, mengejutkannya.
"Iya, ada kerjaan" jawab Stila.
"Hm. Ok, tunggu aku pamit juga". Stila mengangguk lalu menunggu Dama di dekat pintu keluar. Tak lama sampai Dama muncul lalu mereka menuju lift untuk turun ke lantai basement. Saat sedang menunggu pintu lift terbuka, dari pantulan kaca pintu itu Stila melihat seseorang yang tadi mencurigakan itu berada di belakang mereka dan lagi-lagi sambil mengarahkan kamera belakang hp nya kearah mereka. Stila segera menoleh ke belakang dan menemukan sosok perempuan itu buru-buru masuk kembali ke hall dan disaat bersamaan pintu lift terbuka.
"Kenapa?" Tanya Dama mengalihkan pandangan Stila lalu menggeleng perlahan dan memasuki lift.
Sesuatu mengusik fikirannya.
"Apa-apaan itu tadi?" Fikir Stila dalam hati.

Celebrity Crush [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang