18. Penjelasan

199 16 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 10.20 malam. Dama dan Stila sudah pindah ke sofa untuk melanjutkan obrolannya sambil sesekali memakan cemilan yang tadi Stila beli di supermarket.
"Aku kangen ngobrol kayak gini sama kamu" ujar Dama menatap mata Stila. Membuat Stila sedikit terkejut dengan ungkapan tiba-tiba itu lalu menjawab "aku juga" dalam hati. Ia menjadi tak tahan untuk menanyakan apa yang terjadi dulu saat Dama tiba-tiba menghilang. Tapi yang bisa terucap hanya kata "Dulu.." dan dibiarkannya menggantung.
Dama seakan mengerti yang ingin dikatakan Stila, ia mengambil nafas panjang.
"Dulu, aku tau aku bikin kesalahan yang pasti bikin kamu benci sama aku Stil. Aku juga tau kalau aku hutang penjelasan ke kamu. Dan aku siap untuk jelasin ke kamu kapanpun kamu mau denger itu" kata Dama.
"Tell me" Stila menata hati bersiap mendengarkan penjelasan Dama. Dama menarik nafas panjang lagi.
"Jadi, dulu jujur aku kecewa sama kamu waktu tau kamu bener-bener anggep aku cuma temen. Kamu inget kali terakhir kita ketemu di cafe? Saat aku bilang kalau kamu bisa jadiin aku alasan untuk nolak perjodohanmu, dan kamu malah ngira aku bercanda. Padahal aku serius waktu nawarin itu. Tapi jawababmu bikin aku merasa nggak punya tempat di hatimu, dan yah, aku dengan kekanak-kanakanku milih untuk pergi sebentar dari kamu, berharap kamu akan cari aku setelah kamu sadar kalau kamu punya rasa juga buat aku. Tapi yang terjadi adalah akhirnya aku malah bener-bener kehilangan kamu"
"Kamu yang menghilang Dama, bukan aku. Aku bahkan nggak punya kesempatan untuk ngomong sama kamu. Kamu juga nggak bales chatku"
"Ya, itu semua salahku. Aku tau Stila"
"Terus, Rani? Kamu beneran pacaran sama dia waktu itu?"
"Enggak lah. Aku cuman beberapa kali keluar sama dia karena emang dia udah sering banget ngajakin. Ya aku merasa bersalah juga sih sama dia karena kayak jadiin dia pelarian waktu itu"
"Tapi kamu tau kalau temen-temen ngira kalian jadian waktu itu?"
"Tau. Dan sengaja aku nggak ngerespon apa-apa. Tujuannya malah biar kamu percaya sih waktu itu. Hahaha bodoh ya aku. Rani mungkin berpikir kalau aku suka sama dia gara-gara dia nanya apa aku suka jalan sama dia dan aku bilang suka. Tapi aku nggak pernah bilang aku suka sama dia". Stila hanya terkekeh mendengar penjelasan Dama. Lalu ia menemukan perasaan lega dalam hatinya, mengetahui bahwa waktu itu Dama tak benar-benar pacaran dengan Rani.
"Dan saat aku sadar kalau aku salah, aku cari kamu lagi, dan tau kalau kamu udah pindah ke Jakarta" lanjut Dama
"Aku sempet marah banget sama diriku sendiri, bisa-bisanya aku sampek kehilangan kamu dua kali. Dan pikirku, Jakarta seluas itu, gimana caranya aku bisa nemuin kamu. Tapi aku tetep berangkat ke Jakarta akhirnya. Liburan ke rumah pakde sebulan, setiap hari aku nge-mall cuman berharap bisa ketemu kamu. Its ridiculous, I know. Tapi emang nggak semudah itu ternyata. Sampai akhirnya ada tawaran jadi model, kamu tau lah aku nggak tertarik sama begituan. Tapi terus aku mikir mungkin ini bisa jadi cara untuk ketemu sama kamu. Stay di jakarta, dan suatu hari kamu lihat fotoku di majalah atau di TV hahahah. Dan kamu tau aku juga di Jakarta. Sampai akhirnya aku bener-bener bisa nemuin kamu lagi. Wow, it takes 2 years, Stil" Dama memandangi Stila, dan membenarkan duduknya agar benar-benar menghadap Stila, lalu menggenggam tangan Stila. Stila masih tak berkomentar.
"Entah penjelasanku bisa kamu terima atau enggak. Tapi aku bener-bener mau tebus kesalahanku, aku mau perbaiki semuanya. Tolong kasih aku kesempatan buat itu Stil. Biarin aku perbaiki hubungan kita. Dan sampai saat aku udah kehabisan cara untuk perbaiki semuanya dan kamu tetep nggak mau terima aku lagi, i'll let you go. I know, aku harus siap kehilangan kamu untuk kali ketiga. Tapi sampai saat itu, please, tolong buka hati kamu buat aku". Stila melihat ketulusan Dama saat memohon kesempatan kedua darinya. Tapi pikiran dan hatinya masih berkecamuk. Belum bisa memberikan jawaban.
"At least think about it first, Stil. Please.." Dama memohon untuk kali kedua karena tak mendapat jawaban dari Stila. Ia tak siap dengan penolakan yang terlalu cepat.
"Oke. I'll think about it" jawab Stila, membuat Dama lega dan akhirnya tersenyum lagi. Lalu Stila yang mulai mengantuk pamit untuk tidur. Dama meminta untuk menunggu sampai ia benar-benar tidur baru pulang, dengan alasan memastikan Stila sudah benar-benar baik-baik saja.

-••-

Stila membuka mata dan melirik jam yang menunjukkan pukul 7 pagi. Merasa badannya sudah jauh lebih segar dari tadi malam. Mengecek ponselnya dan menemukan 2 pesan dari Niken dan Dama.

"Hai, call me kalau udah bangun ya!" Dari Niken.

"Aku pulang jam 11, sleep tight" dari Dama tadi malam
"Morning, how'd you feel? Jangan lupa sarapan dan minum obat kalau masih ada yang sakit. Aku ada syuting sampai jam 11, mau kutemani setelah itu?" Dari Dama pagi ini.
Hari ini Stila ijin sakit, setelah dipaksa Dama tadi malam saat tau Stila berencana untuk masuk kerja hari ini.

"Morning. I'am good. Nggak usah kesini. Niken pulang nanti sore" Stila membalas pesan Dama. Lalu menelpon Niken untuk mengabarkan dia baik-baik saja, dan memastikan Niken jadi pulang hari ini.
Stila keluar dari kamar dan menemukan rumahnya sudah rapi lagi, dapur juga bersih, Dama membereskannya sebelum pulang tadi malam, lalu matanya berhenti pada sticky note di pintu kulkas dan mendekatinya.

"Emergency Call: 08123434xxxx
Or you can call me anytime :)" begitulah Dama meninggalkan catatan untuk Stila. Membuat mood Stila membaik pagi ini.

Celebrity Crush [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang