"Tidak!" Ivanna memeluk ponsel yang berusaha diambil Arnold dari tangannya.

Pedro dan Marius hanya tersenyum melihat kelakuan tuan dan nona mudanya itu. Mereka tak berani masuk kedalam pembicaraan dan perdebatan kedua insan itu, jika mereka ikut campur, tanduk yang tersembunyi dikepala Arnold pasti akan muncul tiba-tiba dan diiringi asap yang mengepul keluar dari hidung pria tempramen itu.

Arnold mengulurkan tangannya, "Berikan padaku!"

"Tidak! Kau hanya akan terus memegang ponselmu ini nanti," ucapnya.

"Itu ponselku, Nona. Jadi ya terserahku mau melakukan apa."

"Aku tidak peduli. Setelah sampai di Chicago, aku akan mengembalikannya," Ivanna memasukkan ponsel Arnold yang di ambilnya tadi kedalam tasnya. Ia menutup rapat-rapat tasnya sembari melihat Arnold yang terus memperhatikannya.

"Aku akan mengambilnya tanpa sepengetahuanmu."

"Coba saja kalau kau bisa."

Ivanna membalikkan badannya, ia memandangi pemandangan yang ada diluar jendela, pemandangan diluar sana pasti lebih menyenangkan dibanding pemandangan yang ada didalam mobil itu, ya kalian pasti tau penyebabnya adalah Arnold.

"Kita sudah sampai tuan," ucap Marius, kemudian ia membukakan pintu belakang untuk Arnold sedangkan Pedro membuka pintu mobil yang satunya lagi agar Ivanna bisa keluar dari dalam mobil itu.

Arnold berjalan terlebih dahulu disusul Ivanna dan Pedro dibelakangnya, sedangkan Marius kembali ke mansion.

Para pramugari dan pilot pribadi Arnold menyapa dan menyambut kedatangan Arnold. Pramugari yang bekerja dengan Arnold tidak sembarang pramugari, mereka sangat cantik, bertubuh langsing, tinggi dan tentunya berparas menawan, bahkan pramugari-pramugari yang biasa kita lihat dipenerbangan lain, sangat berbeda. Arnold seperti memilih model internasional hanya untuk menjadi pramugari pribadinya.

Arnold tak menghiraukan sapaan yang diberikan para pramugari itu. Ivanna terus berada dibelakang Arnold dan memperhatikan pesawat pribadi yang megah dan sangat mewah itu. Tanpa Ivanna sadari, para pramugari cantik itu mencibiri dan mengatainya dari belakang.

Saat Ivanna berhadapan dengan para pramugari itu, ia bukannya mendapat sapaan atau sambutan yang sama seperti yang didapatkan Arnold, mereka malah meneliti penampilan Ivanna dari ujung kaki hingga ke ujung kepala dengan sikap angkuh dan tangan mereka diletakkan diatas dada yang sengaja dibusungkan.

Ivanna mengabaikan tatapan para pramugari itu dan lebih memilih untuk masuk kedalam pesawat dan menyusul Arnold.

"Kau meninggalkanku," Ivanna duduk dikursi yang ada disebelah Arnold.

"Jangan seperti anak kecil. Jika kau kesulitan, ada Pedro yang akan membantumu," ucap Arnold sembari menuangkan anggur merah kedalam gelas yang ada dihadapannya.

Ivanna meneliti semua barang dan interior yang ada didalam pesawat Arnold, megah dan mewah. Kursi yang ada disana tidak seperti kursi yang ada dipesawat lainnya, seperti dirancang dan dibuat khusus karena sangkin nyamannya.

Pesawat pribadi Arnold tak ada bedanya jika dibandingkan dengan mansionnya, sama-sama megah dan mewah. Ivanna tak habis pikir berapa banyak uang yang sudah dihabiskan oleh Arnold hanya untuk kenyamanan.

Arnold meneguk anggurnya, "Jika kau memang kagum, katakan saja." ia meletakkan gelas yang berisikan anggur itu dimeja tempatnya semula.

Merasa Arnold memperhatikannya, Ivanna tersenyum kikuk, "Hm ya, aku hanya tak habis pikir, kau pasti mengeluarkan banyak uang hanya untuk menyediakan tempat seperti ini."

Arnold berbalik dan mendekati Ivanna, ia berbicara tepat di wajahnya, "Aku tak tahu mau aku kemanakan semua uang yang ada, setiap satu menit, uang yang masuk ke rekeningku tak bisa dihitung sangkin banyaknya. Jadi ya mau tak mau, aku membeli semua hal yang bisa membuatku nyaman, ini semua belum seberapa, kau pasti akan terkejut jika aku tunjukkan semua aset yang kumiliki," tutur Arnold.

Saat ini ia tidak sedang memamerkan apa yang dia miliki, tapi itulah kenyataan. Arnold seorang billionaire tersukses didunia, tentu saja tiap satu menit uang selalu mengalir ke rekeningnya, dan pasti kau akan kewalahan menghitung semuanya.

"Sombong sekali kau tuan muda," balas Ivanna jengah.

"Aku tidak sombong, hanya saja itulah kenyataannya."

Pramugari menghampiri Arnold dan mengatakan bahwa mereka akan segera lepas landas, ia juga memberikan instruksi agar Arnold dan Ivanna memakai pengaman agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan mereka. Arnold mengangguk mengerti dan pramugari itu meninggalkan Arnold, tapi pandangannya masih terus menatap Ivanna, ia hanya tak menyangka bahwa Ivanna bisa sangat dekat dengan Arnold.

"Kenapa kau tidak memberikan sebagian dari yang kau miliki untuk orang-orang yang kurang mampu dan anak-anak yang putus sekolah karena tak punya biaya," tutur Ivanna.

Arnold meneguk anggurnya lagi, "Aku belum pernah memikirkan hal itu," ucapnya.

"Mulai sekarang kau harus mulai memikirkannya, kau punya banyak uang tapi kau tidak mau berbagi, sama saja itu artinya PELIT!" balas Ivanna dengan sedikit penekanan diakhir kalimat.

Arnold menaikkan sebelah alisnya,
"Aku bukan tidak mau berbagi, hanya saja aku tidak kepikiran."

Ivanna hanya terdiam dan tidak membalas jawaban Arnold. 

Arnold mengalihkan pandangannya dari Ivanna, ia menatap keluar jendela. Begitu banyak bangunan dan pepohonan yang terlihat sangat kecil dari atas. Arnold tertegun sekaligus kagum, bagaimana mungkin dizaman seperti ini masih ada wanita cantik yang mimikirkan keadaan orang-orang yang tak mampu dan anak-anak yang tak bisa melanjutkan sekolahnya karena tak punya biaya, banyak wanita diluar sana yang sibuk dengan perawatan tubuh, mempercantik wajah dengan make up, dan membeli semua pakaian mahal dengan brand ternama.

Tapi Ivanna berbeda, ia berbeda dari yang lain. Dia seorang wanita karir yang cerdas, bertubuh molek dan berparas cantik. Saat dimana wanita sepertinya sibuk memikirkan hal yang menyangkut tentang kecantikan, ia malah memikirkan tentang kehidupan orang-orang kurang beruntung yang ada di luaran sana.

Arnold tersenyum simpul sambil terus menatap keluar jendela, Ivanna yang melihat tingkah aneh Arnold malah membiarkannya. Ia sudah terbiasa dengan keanehan yang ia lihat dari Arnold.

Ivanna beranjak dari kursinya dan memilih tidur, disebelah kursi tempat mereka duduk tadi, ada king size yang disengaja diletakkan bersebelahan, karena disaat Arnold kelelahan biasanya ia akan langsung membaringkan tubuhnya di king size itu, tapi saat ini Ivanna lah yang menempati king size itu dengan seenaknya.


Tbc.


The Dangerous Billionaire [#1 McClain Series]On viuen les histories. Descobreix ara