Nilai aku dengan baik

3.1K 636 112
                                    

Sering kali kita tidak sadar bila cobaan yang hadir dalam hidup bukan hanya karena orang sekitar. Melainkan karena ketidak percayaan diri dalam menghadapi masa lalu yang kembali hadir.

Segerombolan mahasiswa dari kampus lain nampak memenuhi bagian depan kampus di mana Agam dan kawan-kawan belajar. Dari sekian banyak gerombolan mahasiswa laki-laki yang datang, ada satu orang perempuan di dalam salah satu mobil yang ikut mengintai bersama.

Saat mangsa yang mereka amati keluar dari dalam gedung kampus, semuanya mulai bergerak. Menyerang kepada sosok itu yang sama sekali tidak sadar atas kehadiran mereka semua.

"BARRA ATHALLAH!!!" Seru mereka semua kompak.

Barra kaget atas kehadiran banyak mahasiswa lain di depan kampusnya. Sejenak dia memperhatikan wajah-wajah marah dari pada tamu tak diundangnya itu. Semuanya seakan ingin membakar Barra hidup-hidup saat ini juga. Apalagi ekspresi salah satu laki-laki yang menjadi ketua dari kelompok tersebut. Benar-benar membuat Barra ketakutan.

Karena itu, Barra langsung berbalik arah, kemudian berlari kencang yang diikuti oleh orang-orang tersebut.

Barra berdoa sekuat-sekuatnya di dalam hati agar tidak tertangkap oleh orang-orang ini. Karena biar bagaimana pun, langkah kabur yang dia ambil saat ini karena dia memiliki salah kepada mereka semua sebelumnya. Dan Barra yakin, mereka semua datang ke sini sekarang adalah meminta pertanggung jawaban Barra atas semua sikapnya.

"Awassssss..., minggir!!!" seru Barra dengan gerakan larinya yang cukup kencang.

Beberapa kali tubuhnya menabrak mahasiswa lain, bahkan sampai hampir tersungkur pada undakan tangan kampus karena kedua matanya tidak memperhatikan langkah kaki yang dirinya ambil.

Ketika Barra mengambil arah kanan, menuju markas Balapan berada seseorang menarik tangannya cukup kuat.

"Barra, lo kenapa? Lari-lari begini?" tanya Wahid yang merasa de javu. Karena ia merasa ketika pertama kali Wahid datang ke kampus ini, dan bertemu Barra, adegan yang mereka lakukan sama percis seperti waktu itu.

"Hid, buruan ikut gue!!!"

"Ke mana?" tanya Wahid bingung.

"Buruan!! Jangan banyak tanya!!" tarik Barra pada lengan Wahid.

Tubuh kurus sahabatnya itu sampai terhuyung, kemudian jatuh ke arah depan.

Barra meliriknya sambil merasa kesal. "Lo gimana sih? Ditarik begitu aja pakai jatuh. Cepat kita kabur!!!"

"Kabur ke mana sih?"

"Udah. Jangan banyak ngomong. Kalau gue jelasin lo juga nggak akan mampu bantu gue." ucap Barra sambil membantu tubuh Wahid untuk berdiri kembali.

Kemudian mereka sama-sama berlari di sepanjang lorong kampus menuju markas mereka.

Niat Barra, sebelum ia kabur dari kampus ini, minimal dirinya harus membawa serta Wahid dan Agam bersama. Agar kedua sahabatnya itu tidak menjadi korban balas dendam dalam mempertanggung jawabkan kesalahannya.

Akan tetapi saat Barra dan Wahid sampai di markas Balapan, Agam tidak terlihat di sana.

"Ke mana sih tuh orang?" keluh Barra kesal.

Wahid yang masih digenggam tangannya oleh Barra terlihat kebingungan. Dia celingukan ke sana dan ke sini, mencari penyebab kenapa Barra aneh begini. Namun sampai saat ini Wahid tidak menemukan alasannya.

"Bar, lo kenapa? Jangan buat gue takut."

"Bego. Ngapain lo takut?!"

Barra menghempaskan tangan Wahid yang sejak tadi dia genggam. "Lo kelamaan jomblo ya? Pasrah banget gue pegang!"

BALAPANWhere stories live. Discover now