🔗PART 8

150 23 19
                                    

“ Dari tadi kau menuduhku terus, sudah ku bilang aku tidak mau melakukan apa-apa padamu. Tapi kau selalu mengatakannya berulang-ulang, jadi jangan salahkan aku kalau aku benar-benar melakukannya sekarang,”

“ Kalau kau tidak punya niat kau tidak akan seperti ini sekarang! Lepaskan aku!! Ravi-ssshhiiiiiiiii! “

Diruang santai, Hakyeon beranjak. Teringat sesuatu.

“ Astaga, apa yang dilakukan anak-anak itu didalam kamar, mengapa tidak keluar-keluar? “, pikirnya.

Ia resah. Perasannya tidak enak. Dia saja yang sudah hampir setahun pacaran tidak pernah main-main dalam kamar. Hakyeon-pun mengetuk pintu.

“ Wonshikkkkk! Jangan yang tidak-tidak didalam sana yaaaa! Aku tidak mau apartemenku sial!! “

Ravi dan Ken menoleh ke arah suara berasal.

“ Hakyeon hyungggg! Tolong aㅡ “, teriakan Ken tenggelam saat Ravi membekap mulutnya.

Ne hyungggg! “, dan menggantinya dengan sahutannya.

Ravi melepaskan tangannya yang mengunci pergerakan tubuh Ken. Ken langsung berlari ketika Ravi melepaskannya.

Ken membuka pintu dan menghampiri Hakyeon.

Hyung, terima kasih sudah menyelamatkanku, aku pulang ya. Annyeong! “, dengan langkah seribu Ken mengenakan sepatunya dan bergegas ‘angkat kaki’.

Hakyeon yang melihat Ken langsung melemparkan pandangan sinis pada Ravi.

“ Apa yang kau lakukan padanya? “, tanyanya.

“ Tidak ada, dia saja yang parnoan,” jawab Ravi santai.

***

“ Ini sudah diluar batas! Benar-benar keterlaluan, aku harus memberinya pelajaran! “

Ken menekan semua jari-jarinya hingga bunyi. Ia mengambil ponsel dan mencari contact yang masih ia simpan dengan nama ‘Larva’.

Ini hari ketiga sejak insiden Ken hampir diperkosa, ya, setidaknya dia beranggapan begitu. Padahal nyatanya Ravi hanya main-main. Tapi bagi Ken main-mainnya itu tidak lucu. Semenjak itu juga Ken tidak kuliah karena takut Ravi datang menjemputnya dan ‘menculiknya’ lagi. Bahkan dia sudah membayangkan yang lebih parah, bagaimana kalau Ravi mengajaknya ke hotel? OH NO!

***

Ravi ㅡyang sedang dikamarnyaㅡ menerima chat dari Ken.

켄이 형♡ :
Jumpai aku di Namsan Tower ne, bye!

Ravi refleks bangkit dari baringannya. Mimpi apa dia semalam? Tumben-tumbenan Ken mengajak keluar. Tanpa pikir panjang dan babibu Ravi-pun membalas.

***

Ken mendapat balasan chat-nya.

라바 :
Ne, hyung! I’ll be there 4u :*

Ken menyeringai evil sebelum meletakkan ponselnya.

***

Ken melihat Hongbin yang sedang berbaring di sofa memegang ponselnya, mungkin sedang chat-an dengan Hyuk. Ia teringat sesuatu. Ken duduk di sofa lain yang letaknya disamping sofa tempat Hongbin berbaring.

“ Hongbeannie... “

Ne hyung,” sahut Hongbin tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

Hyung ingin minta maaf padamu,”. Hongbin berhenti mengetik diponselnya. Ia melirik ke beberapa arah sebelum bangkit melihat Ken. Sepertinya dia mau bicara serius.

“ Soal apa? “, tanyanya.

“ Sekarang hyung tahu kenapa Hongbeannie putus dengan Ravi. Mianhae, gara-gara hyung kalian berdua putus,” ujar Ken.

Hhh.. dia sudah hampir dua minggu kencan dengan Ravi, dan dia baru mengatakannya sekarang? Aigoo,” Hongbin menghela nafasnya.

“ Itu sudah berlalu hyung, kau boleh bersamanya kalau kau mau, aku tidak apa-apa,” ujar Hongbin. Ken merasa ada unsur keterpaksaan dalam nada bicaranya. Dia tahu bagaimana dulu cintanya Hongbin pada Ravi.

Aniyo, Beannie. Hyung sama sekali tidak menyukainya. Hyung tidak ada rasa pada Ravi,”

“ Jangan bilang tidak hyung, nanti kau tidak bisa menariknya kembali. Ravi itu jago merayu, sangat romantis, dan dia punya seribu satu kata-kata manis untuk merebut hati orang,” ujar Hongbin.

Ken terdiam. Hongbin benar, sangat benar. Dia sudah banyak ‘menelan’ rayuan maut Ravi, dan dia sudah hampir ‘terpeleset’. Masih hampir.

“ Kalau kau jadi pacarnya kau akan sangat beruntung, dan aku pasti akan sangat bahagia.. “, lanjut Hongbin, ia mencengkram tangannya erat menahan sedih.

Tapi Ken tidak menyadari itu. Bohong, kalau dia bilang dia bahagia. Ia rasa Ravi lebih baik dengan orang lain agar dia bisa membenci orang yang merebutnya, tapi jika itu Ken, bagaimana mungkin?

Hongbin tahu Ken akan mengalah untuk apapun demi kebahagiaannya, tapi Hongbin tidak bisa egois sementara sang hyung begitu baik dan rela berkorban.

‘Ayolah, perlahan-lahan.. kau pasti bisa melupakannya’ Hongbin menguatkan diri dalam hati.

***

Waktu menunjukkan jam 6 sore, Ravi tiba di tempat tujuan. Ia pergi membeli secangkir kopi setelah memarkirkan mobilnya.

Ia duduk di sebuah ayunan disana. Sesekali mengangkat tangan kirinya dan melihat arah jarum jam pada jam tangannya. Ia tidak sabar, sangat tidak sabar.









Tbc🍎

Tbc gaje comeback :/

Pasti byk kekurangannya aku sadari itu yorobunnn😳

Thats why critics and suggest are open to share

Dont be silent reader 🐒

Apple update utk mengejar deadline krn ff baru raken pngen segera diluncurkan🚀

《END》 Chained Up Of Love Hurts 🔗 [RaKen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang