🔗PART 4

174 24 18
                                    

Ravi melepas seatbelt-nya dan membuka pintu, hendak keluar sebelum melihat Ken yang menatap lurus dengan pandangan kosong. Sebenarnya Ken sudah seperti itu sejak tadi, tapi Ravi baru menyadarinya sekarang.

" Kita sudah sampai hyung, kau tidak mau turun? ", tanya Ravi. Ken tidak menjawab, bahkan tidak bergerak. Dan Ravi takut kalau dia juga tidak bernafas. " Kau ingin lebih lama denganku? "

" Aniyo! ".

Jawaban Ken yang tiba-tiba itu membuat Ravi sedikit terkejut. Kemana saja nyawanya dari tadi? Pikirnya. Kenapa baru sekarang dia meresponnya saat Ravi bertanya seperti itu?

Ken membuka seatbelt-nya dengan terburu-buru dan lekas keluar. Kenapa dia jadi salah tingkah?

'Ini sama sekali bukan dirimu, Lee Jaehwan..' - pikirnya. Biasanya dia orang yang sangat tenang, dalam semua hal.

Ravi keluar tak lama setelah Ken angkat kaki dari mobilnya, memastikan Ken masuk ke rumahnya dengan selamat, karena dia agak khawatir setelah melihat Ken beberapa menit lalu tadi.

Ken memasukkan kunci ke lubang kusen. Aissh.. mengapa jadi begitu sulit? Biasanya pintu ini sangat mudah dibuka. Apa efek karena dia grogi? Omong kosong. Grogi pada siapa? Ravi? Yang benar saja. Gurauan macam apa itu?!

Ravi sedikit menggeser kepalanya melihat Ken yang terlihat kesulitan. Tapi tidak, Ken sudah berhasil membukanya. Ia tidak berkata apa-apa pada Ravi. Selain pintu yang dibanting agak keras.

Ngett...

Pintu kembali terbuka. Ken sedikit menongolkan kepalanya. Benar saja. Dia masih disana. Ravi masih didepan rumahnya, bersandar pada kap depan mobilnya. Apa Ken melupakan sesuatu? Apakah Ravi sedang menunggu sesuatu? Lantas, mengapa dia tidak enyah juga?

Ken keluar lagi menghampiri Ravi. " Kau.. ingin mengatakan sesuatu Ravi-sshi? ", tanyanya. 'Jangan bilang iya. Kau sudah mengantarku pulang sekarang pergilah'.

" Aku ingin bertanya sesuatu padamu. Kau suka tipe namja seperti apa? ", tanyanya. Astaga. Apakah tidak ada pertanyaan yang lebih penting lagi daripada ini? Yang lebih berfaedah? Nilai kurs dollar ke won misalnya?

" Aku tidak punya tipe, aku terbuka pada semua orang,"

" Benar kah? Kalau begitu peluangku akan sangat besar, iya kan? ".

Seriously, apa anak ini benar-benar tidak ada kerjaan? - Ken. " Apa aku boleh bertanya padamu, Ravi-sshi? ", kali ini Ken yang gantian bertanya.

" Ne? ", tanya Ravi.

" Apa kau tidak ingin pulang dan terus menunggu disini sampai besok agar bisa mengantarku ke kampus? ", tanya Ken dengan nada jengkel yang coba ia sembunyikan, dan jawaban Ravi membuatnya semakin jengkel.

" Apa boleh? "

Ken menarik nafasnya. 'Siapapun tolong bawa pergi namja ini dari rumahnya'.

Tidak mungkin kan dia telfon FBI, SWAT, atau 911 dan menyuruh mereka membuang Ravi ke sungai Han?

Apa yang terjadi sebenarnya? Selama beberapa bulan dia melihat Hongbin menjalin hubungan dengan namja ini dia tidak seperti ini. Kepribadiannya menjadi berbeda. Apa Ravi punya kepribadian ganda? Karena Ravi yang saat bersama Hongbin adalah Ravi yang tidak banyak bicara dan kalem. Dan Ravi yang saat ini bersama Ken sangat menjengkelkan, bermulut manis, banyak bicara, sedikit agresif, posesif, dan ingin tahu.

Kehadiran Hongbin mengalihkan perhatian mereka. Mata Ken yang melihat pada mobil yang parkir di belakang mobil Ravi, membuat Ravi ikut menoleh ke belakang. Hongbin keluar dan menatap mereka dengan rasa penasaran. Disusul dengan keluarnya namja yang tidak asing dimata Ken.

" Ini pasti Ken hyung. Halo hyung, namaku Hyuk. Han Sanghyuk," namja berwajah penuh karisma itu membungkuk sejenak memberi hormat. " Hyung terlihat lebih kyeopta dari yang diceritakan Hongbin hyung," lanjutnya.

Hongbin melirik Hyuk, ia tidak seharusnya berkata seperti ini didepan Ravi, karena akan membuat mereka ketahuan kalau mereka belum berpacaran. Hongbin berencana ingin membuat Ravi iri karena dia sudah mendapat pacar baru, yang lebih tinggi, lebih imut, lebih putih, dan lebih baik.

" Ne, Hyuk-sshi. Kau harus lebih bersabar dengan Hongbin, dia agak cerewet. Jaga dia baik-baik ne? Fighting! ", Ken menyentuh pundak Hyuk.

" Memangnyaㅡ "

" Hyogie, kau bilang kau haus, ayo masuk, aku akan ambilkan minum untukmu. Tenggorokanmu pasti sangat kering," ujar Hongbin sambil menyentuh 'adam's apple' milik Hyuk, yang juga disentuh Hyuk karena ia tidak yakin tenggorokannya bisa kelihatan kering hanya dilihat dari lekumnya.

Hongbin menggandeng Hyuk dan mengajaknya masuk ke dalam rumah, tidak ingin berlama-lama menyaksikan 'acara pedekate' Ravi dan Ken, karena itu akan membuatnya cemburu dan bisa-bisa menumbuhkan rasa dendam pada hyung-nya sendiri. Dia sudah dendam pada Ravi dan dia tidak mau dendam pada Ken juga.

" Baiklah aku akan pulang. Terima kasih sudah menemaniku. Annyeong! ", Ravi menyentuh puncak kepala Ken sebelum beranjak dan masuk ke mobilnya.

Kemajuan. 'Berani sekali dia memegang puncak kepalaku seperti itu? Apa dia kira aku ini peliharaannya?' Protes Ken dalam hatinya.

Ravi menyalakan klakson sebelum memundurkan mobilnya keluar dari area pekarangan rumah Ken. Ken mencari ponselnya yang berbunyi. Ia heran melihat nama Ravi diponselnya.

Apa dia kenal Ravi-Ravi lain selain Ravi yang mirip 'Larva' ini?

Ken menatap Ravi dalam mobilnya sebelum mengangkat dengan penuh kebingungan.

" Jangan terlalu lama menatapku hyung, nanti kau bisa rindu," ujarnya. " Saranghaeㅡ "

Ken cepat-cepat menutup ponselnya, dan bila dia tidak ingat berapa harga ponselnya dia akan refleks membuangnya. 'Apa yang tadi dia katakan? Dia sudah benar-benar gila'. Ken pergi meninggalkan terasnya dan masuk ke rumah.








Tbc🍎



Sorry singkat dipasin sma ending tbc nya soalnya ☺✌


Vommentjuseyooo~ 😚


《END》 Chained Up Of Love Hurts 🔗 [RaKen]Where stories live. Discover now