Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kim Minhye, apa kabar?Aku kembali" laki-laki itu berdiri tidak jauh dari kursi halte yang aku duduki, entah muncul dari mana.
Min Yoongi si Bajingan tengik, dengan enteng nya bicara seperti itu.
"Aku baik Oppa" kataku di Halte Bus yang menunggu huja reda, sial nya aku bertemu seonggok mahluk menyebalkan ini, sumpah aku membencinya, tapi di satu sisi aku sangat mencintainya dan mempercayainya lebih dari kakak ku si Taehyung.
"Habis belanja keperluan kulkas?"
"Kau bisa melihatnya Oppa, tanpa perlu bertanya" aku berbohong, aku sedang kabur, dan aku lapar.
aku berusaha setengah mati bicara setenang dan normal mungkin, bagaimana si bajingan ini bisa sangat tenang, di depan 'mantan'nya yang sudah ia tinggalkan, dan ia seenak dengkul nya suka datang dan pergi, harusnya kau tahu bodoh, aku ingin 'move on' kau sengaja menghancurkannya 'huh? Kembalilah kalau ingin kembali, pergi kalau ingin pergi, dasar manusia seenaknya.
"Haha, kenapa Hujan-hujan begini tidak langsung pulang?"
"Kau kan lihat bodoh, aku tidak bawa payung" kupikir itu alasan yang logis agar dia percaya, dan tak banyak tanya.
"Mencoba membohongiku Hye? Kau kabur 'kan?"
Sial, aku lupa satu hal 'bajingan' ini tahu tentang segalanya, aku saja heran selama ini, apa dia agen mata-mata? Aku hampir mengumpat seluruh kata sumpah serapahku, untung nya ia orang yang aku cintai, kalau bukan sudah habis kau mati disini Yoon.
"Aku malas bicara Yoon"
"Tapi kau tidak pernah malas denganku"
"Kenapa kau suka sekali sok tahu?"
Yoongi duduk di kursi halte, tepat di sampingku.
"Aku juga tahu, kau sangat mencintaiku"
Persetan dengan Min Yoongi, perkataanya selalu tepat, tapi itu terlalu menjengkelkan untuk dikatakan secara terang-terangan, kau bodoh Yoon, selalu saja to the point, aku ingin mengumpat, sebal sekali Yoon, sumpah, baru ingin mengeluarkan sumpah serapahku, tapi aku kalah cepat.
Kau mengunci kata-kata ku, menarik tengkuk leherku agar lebih mendekat, menatap ku tepat di mata, jangan seperti itu Yoon, kumohon.
Tapi sepertinya kau tak bisa mendengarkan isi kepalaku, kau menempelkan bibirmu ke bibirku, diam tanpa ada pergerakan dalam beberapa detik baru kau melumatnya, aku tidak bisa membalas Yoon saat hubungan sudah tidak ada lagi, ini tidak wajar, ingin sekali mendorong dan memukul kepala mu yang sepertinya tidak ada isinya karna membuat jantungku bergerak secara tidak wajar tapi setan sedang menguasaiku, dan memilih untuk diam dan tidak ada perlawanan.
Ciuman hangatmu mendominasi dengan udara yang sedang hujan ini, 'hangat' begitu Yoon rasanya, aku belum sempat membalas ciumanmu, tapi kau lebih dulu melepas tautan nya,
Menyesal.
Menyesal.
Menyesal.
"Mau ikut denganku?"
Kata-kata itu keluar dari mulutmu, entah aku harus tersentuh atau apa, karna ada yang menawariku tempat untuk tinggal, tapi aku takut Yoon, terbuai lagi dengan kata manismu, menakutkan Yoon, aku sudah melawan perasaan ini lama sekali.
Aku sedang menimbang-nimbang apa jawaban yang tepat, sebenarnya aku mau selalu disisi mu, tapi sebagian perasaanku sudah mendominasi antara rasa benci dan cinta.
Baru ingin menjawab, tapi tanganku sudah di tarik oleh tangan besar nan kekar, itu tangan Kakak ku.
Taehyung langsung saja menarikku menjauh dari halte, yang kebetulan sedang sepi, biasanya dia akan mencari ribut tanpa tau tempat.
Aku lebih bersyukur lagi, Taehyung tidak pernah nemukuli Yoongi, karna biasanya dia terlalu sensitif pada pria yang dekat dengan ku, taehyung hanya bilang 'si Yoongi Yoongi itu akan enyah' tapi mana? Biasanya dia akan menggunakan tinju, seperti aku dulu didekati kakak kelasku, dan dia begitu sensitif, entah.
"Kumohon Hye, jangan kabur lagi" aku bisa mendengar suara parau nya Taehyung dibawah payungnya, yang menahan hujan agar tidak membasahi tubuhku dan tubuhnya.
Setidaknya aku lebih tenang Taehyung tidak menyinggung tentang Yoongi, biasanya ia akan membual dengan kata-kata bullshitnya.
