59

30.3K 1.1K 41
                                    


Oke oke ini author updatin lagi. Author janji bakal endingin ceritanya.

Sudah seminggu sejak Rissa keluar dari rumah sakit, Rissa sudah diperbolehkan melakukan melakukan aktivitas sperti biasa.
Kini Rissa melihat jam dinding yang menunjukan pukul lima pagi. Ia melirik kesamping dan mendapati Lukas yang masih tertidur dengan pulasnya. Ia segera bangkit menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya. Kemudian, keluar menuruni tangga dengan hati-hati. Sudah tak terasa perut Rissa kian membesar sehingga membuat Rissa jalan sedikit sudah merasakan pegal. Ia berjalan menuju dapur dan membuka kulkas. ia ingin menyiapkan Lukas sarapan pagi, karena selama menikah dengn Lukas ia tak pernah menyiapkan sarapan.
Ia sudah belajar memasak ketika ia tinggal bersama neneknya diBogor.

Disisi lain, Lukas meraba ranjang disebelahnya tetapi kosong tak ada Rissa. Ia membuka matanya dan menyapu pandangan keseluruh ruangan kamar. Tapi ia tidak menemukan Rissa. Ia panik. Kemudian, tanpa mencuci muka ia berlari segera menuruni tangga. Alangkah bahagianya saat ia menemukan Rissa yang sedang memasak. Ia berjalan dan segera memeluk perut besar Rissa. Ia menciumi leher Rissa dan menghirup aroma Rissa dalam-dalam yang memabukkan baginya.

Rissa merasa sepasang tangan kekar memeluknya posesiv sontak Rissa menoleh. "kak jangan ganggu, aku mau bikinin sarapan buat kakak" ucap Rissa kesal. Tetapi Lukas enggan melepas pelukannya dan kembali menghirup aroma Rissa dalam-dalam. Sontak Rissa melepas paksa pelukan Lukas dan berbalik menghadap Lukas. Tak lupa ia mematikan kompornya.

"kak aku lagi masak coba jangan gangguin dong" ucap Rissa berapi api dengan memukul-mukul kepala Lukas dengan serok penggorengan. Lukas menutupi kepalanya dengan kedua tangannya. "ampun, sayang ampun. Janji gak ganggu lagi deh" ucapnya dengan meringis. Ia berlari menghindar dari Rissa. Rissa tak tinggal diam, ia justru kembali mengejar Lukas dengan membawa sapu ditangannya. Rissa seperti emak-emak yang lagi mengejar anaknya.

Lukas berlari menuju halaman belakang rumahnya. Saat jalanan sudah buntu, ia berhenti dengan nafas terengah-engah.

Ini adalah kesempatan emas untuk Rissa. Ia tak perlu susah payah lagi menangkap Lukas. Lukas menoleh kebelakang dan terkejut saat melihat Rissa semakin dekat dengannya dengan membawa sapu.

"wah marahnya orang hamil gawat juga ya" ucap Lukas lirih. Saat Rissa mendekat, tanpa babibu Rissa memukuli Lukas dengan sapu. "rasain ih kapok" ucapnya dengan masih memukul-mukul Lukas dengan sapunya.

Lukas memohon pada Rissa agar menghentikan pukulan mautnya. Namun, Rissa tidak menggubrisnya dan tetap memukuli Rissa.

Tiba-tiba muncul ide jahil dikepala Lukas. Ia langsung terjatuh dan pura-pura pingsan. Sontak Rissa terkejut melihat Lukas terkapar direrumputan hijau. Rissa berjongkok dan menatap Lukas panik. Ia menggoyang-goyangkan badan Lukas. "kak, kakak" pekiknya khawatir. "kak maafin aku, aku emang salah. Bangun kak" Sambungnya.

Nah, kalo gini kan bisa diem emak-emak gue. Ucap Lukas dalam hati. Ia merasa senang karena Rissa mempercayainya bahwa ia pura-pura pingsan.

Tiba-tiba entah dorongan dari siapa mood Rissa berubah. Ia tak lagi khawatir pada Lukas. "ah bodoh, sekalian aja mati, seneng gue" ucapnya dengan bangkit berdiri.

Anjirr!!! Gue dicuekin. Ucap Lukas dengan mata yang masih terpejam. Sontak Lukas bangun dan memegang pergelangan tangan Rissa sehingga ia duduk dipangkuan Lukas. "tega banget sih sama kakak, doain kakak mati" ucapnya dengan melingkarkan tangannya keperut besar Rissa. Tanpa menuggu komentar Rissa, Lukas langsung menggendong Rissa. "istri gak baik harus dihukum" ucapnya dengan membawa Rissa kelantai dua menuju kamarnya.

Lukas meletakkan Rissa diranjang dengan perlahan. Lukas menyeringai devil. Ia membuka kemejanya perlahan dan merangkak naik keatas ranjang.

Rissa sontak mundur sehingga menabrak sandaran ranjang. " mau ngapain kak?" ucap Rissa panik.

Lukas tersenyum miring. " mau hamilin kamu lagi" ucap Lukas.

Rissa memelotot mendengar perkataan Lukas. Lukas semakin mendekat. Rissa mendorong dada Lukas yang telanjang. Namun, Lukas tak sedikit pun bergerak. Tanpa babibu ia mencium bibir Rissa lembut. Ia membaringkan Rissa sehingga Rissa berada dibawah Lukas. Ia menumpu badannya dengan kedua tangannya agar tidak menindih perut Rissa yang membesar.

Ciumannya bertambah panas. Ciuman Lukas turun ke leher jenjang Rissa. Mereka melakukannya dengan begitu intim.

********

Arka berjalan menyusuri taman Kota. Ia memakai henset berwarna putih dengan berlari kecil. Matanya menyipit saat melihat seorang gadis yang familier dimatanya. Gadis itu menundukkan kepalanya dan bahunya bergetar.

Arka mendekati gadis itu dan menepuk pundak gadis itu pelan. Gadis itu mendongak dan terkejut saat melihat mantan kakak kelasnya dulu. Sontak ia menghapus air matanya.

Arka duduk disamping gadis itu dan melihat kedua mata gadis itu sembab karna menangis. " kamu kenapa?" ucap Arka lembut.

Imel tersenyum kikuk. " en-enggak papa kok kak. Kakak sama siapa?" ucap imel mengalihkan pembicaraan. Arka tersenyum lembut pada Imel. Dari mulai ia melihat Imel dengan Rissa, ia sudah jatuh hati pada Imel. Namun, Arka pintar menutupi rasa sayangnya pada Imel. Pikiran itu timbul diotaknya sehingga ia akan menembak Imel sekarang juga.

Tanpa pikir panjang ia memegang kedua tangan Imel dan menatap manik mata Imel. Imel bingung dengan tingkah Arka.

"Mel, gue udah lama suka sama lo" ucap Arka dengan menatap mata Imel. Imel tampak terkejut mendengar pengakuan Arka. "lo mau gak jadi pacar gue?" sambung Arka.

Imel menunduk. "maaf kak gue-" ucap Imel terpotong karena disela lebih dulu oleh Arka. "cukup, gue tau lo mau jawab apa. Sorry gue lancang ngungkapin ini langsung" ucao Arka putus asa.

"bukan kak, maksud gue maaf gue gak bisa nolak kakak gitu" ucap Imel mantap. Arka mendongak dan melihat Imel dengan takjub. "lo serius?" ucap Arka. Imel menggangguk malu-malu kucing. Meong-meong.

Arka tersenyum lebar. "gue boleh peluk gak?" ucap Arka. Imel menggagguk dengan pipi merona. Sontak ia memeluk Arka dan menyembunyikan semburat merah didada bidang Arka .dipipinya. "makasih lo idah nerima gue?" ucap arka.

Detik berikutnya ia mengobrol dan bercanda tawa. Makhlum awal-awal kasmaran. Hehe.


Nih author nepatin janji noh. Jangan lupa vote dan komennya wajib pokoke. Buat tambah stamina author nulis ceritanya. Kalo perlu kasih saran ato bikin author gemes sama para readers yang setia baca ceritanya. Bikin author tersenyum sekalian sampek ngakak. Kalo bisa ya? Kalo gak bisa gak papa sih. 😂😂😂

Nanti kalo bikin author ketawa, author janji bakal selesein ceritanya secepatnya. Tak sempetin waktu untuk update ceritanya.😂😂😂

Maaf ya gak panjang partnya.

My Crazy BadBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang