5

315K 17.3K 310
                                    

Setelah berpamitan pulang kepada ketiga sahabatnya dengan alasan ayahnya menyuruh pulang, kini Adeeva pun sudah berada di mobil milik Arga, suaminya.

"Pake," ucap Arga sambil melempar sebuah jaket yang Deeva kenali milik suaminya.

Adeeva hanya terdiam ketika merasakan aura Arga yang menurutnya sangat menyeramkan.

Arga menghela napas. "Pake Adeeva," ucapnya dengan datar tetapi tak semenyeramkan tadi.

"Hm." Adeeva pun menuruti perintah sang suami untuk memakai jaket yang sangat besar di tubuhnya. Bahkan panjangnya pun mampu menutupi celana yang ia pakai.

"Gak sekalian telanjang aja?" Arga tersenyum miring.

"Eh?"

"Baru tahu gue kalau cara berpakaian lo kayak gini, urakan!" ucapnya dengan nada mengejek membuat Adeeva emosi.

"Maksud lo apaan?"

Arga mengusap wajahnya dengan kasar, kemudian ia melajukan mobilnya dengan kencang tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Ga, pelanin Ga!" Deeva merasa ketakutan karena sang suami yang menjalankan mobilnya seperti orang yang kesetanan.

"Lo mau mati ya!"

"Argaaa! Ya ampun Ga!"

Seruan Adeeva pun tak ia dengarkan. Ia terlalu marah entah untuk hal apa. Yang jelas sekarang yang ia butuhkan adalah membersihkan diri dan tidur. Bahkan rasa lapar yang ia rasakan sedari tadi pun seketika lenyap.

"Berhenti Arga!" ucapan Adeeva di sela tangisannya membuat Arga mengerem mobilnya dengan mendadak membuat kepala Adeeva hampir terkena dashboard jika sebuah tangan tak menghalangi kepalanya.

Arga menelungkupkan wajahnya pada setir. Arga merasa bersalah telah membuat istrinya menangis. Ini di luar dugaannya.

"Kenapa pergi gak izin gue dulu?" tanya Arga dengan lembut. Ia tak ingin melukai hati istrinya lebih dalam.

"..."

"Bukannya gue larang, cuma gue harus tahu kalau elo lagi di mana sama siapa dan lagi ngapain."

"..."

"Gue gak bakalan larang lo pergi kemana pun, asal dengan tujuan yang jelas."

"Maaf," ucap Adeeva dengan sangat pelan hampir tak terdengar.

Adeeva masih saja terisak dengan kepala yang menunduk dan tangan yang saling bertautan.

"Setidaknya hargai gue sebagai suami lo," balas Arga sebelum handphonenya berdering.

"Hallo Ril.."

"..."

"Sorry, kayaknya gue gak bakalan bisa balik ke sana."

"..."

"Ini istri gue...."

Adeeva mendongak ketika mendengar kata istri yang di lontarkan Arga kepada orang yang menelponnya.

"..."

"Gak papa."

"..."

"Sampein maaf gue buat anak-anak."

"..."

"Bilang apa kek terserah elo."

"..."

"Thank you."

"Azril," ucap Arga seakan memberitahu Adeeva siapa yang menelponnya.

"Temen gue yang dateng waktu pernikahan kita."

Adeeva dan ArgaWhere stories live. Discover now