---

Arga dan Deeva tiba di apartemen pada pukul delapan malam. Setelah keduanya saling bercekcokan di perjalanan beberapa saat yang lalu, maka sekarang keduanya tidak ada yang berbicara sama sekali. Adeeva yang langsung pergi ke kamarnya dan Arga yang memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya dulu di sofa sambil menyalakan televisi.

Arga mengusap perutnya ketika ia merasakan sesuatu yang berbunyi di sana. Ia pun beranjak dari duduknya untuk melihat lemari penyimpan makanan. Dilihatnya, hanya ada beberapa kue kering kiriman Mamanya kemarin. Tidak ada nasi sedikit pun. Arga menghela napas, kemudian ia melangkah menuju lemari es.

"Lumayan, stok mie masih banyak."

Kemudian, diraihnya dua bungkus mie instan isi dua untuk mengganjal perutnya. Maklum, ia memang hanya makan nasi tadi pagi. Tahu kan porsi makan lelaki itu seperti apa? Ya, begitu pun dengan Arga. Ia tak akan merasa kenyang jika tidak memakan nasi, dua bungkus mie isi dua pun hanya untuk mengganjal perutnya saja. Itu pun belum tentu mengenyangkan.

---

Adeeva terbangun dari tidurnya ketika ia merasakan perutnya berkeroncongan. Ia mengerjapkan matanya, masih pukul setengah empat pagi. Adeeva beranjak dari tidurnya karena perutnya terus saja berdemo. Mencepol rambutnya asal dan pergi ke kamar mandi untuk sekedar menggosok gigi dan mencuci muka.

Usai itu, ia beranjak menuju dapur. Ia bahkan lupa, terakhir kali ia memakan nasi adalah kemarin pagi waktu sarapan bersama suaminya. Ah ... kalau bicara tentang suami, Adeeva merasa tak enak hati. Pasalnya, ia tidak membuat makan malam karena ia masih kesal dengan ucapan suaminya. Meski memang ucapan Arga untuk kebaikannya juga, tetapi harus diingat bahwa wanita selalu benar.

Dilihatnya, dua bungkus bekas mie instan tergeletak begitu saja di meja makan. Panci yang masih utuh berada di atas kompor, serta mangkuk mie yang telah ia pindahkan ke dalam wastafel yang sebelumnya masih terletak di ruang televisi. Rupanya, suaminya hanya memakan mie instan untuk makan malamnya.

Dengan sigap, ia segera mencuci beras dan segera menyimpannya ke tempat menanak nasi. Membuka lemari es untuk mengambil beberapa bahan masakan.

Diambilnya beberapa potong ayam, beberapa sayuran seperti wortel, kol beserta kembang kol, juga sawi. Ia akan membuat capcay sayur dan ayam goreng untuk menu sarapan pagi ini.

Adeeva yang sebelumnya selalu tinggal makan, kini berubah menjadi Adeeva yang harus menyiapkan makan. Resiko menikah muda....

Satu jam telah berlalu, ia sudah beres dengan acara masak-memasaknya dan membereskan rumah. Soal mencuci pakaian, biarlah ia kerjakan sepulang sekolah.

Adeeva melangkahkan kakinya untuk membangunkan Arga, suaminya.

"Ga," ucapnya sambil mengetuk pintu kamar suaminya.

"Bangun Ga... subuhan dulu...."

"Argaaa! Banguuun!" teriak Deeva ketika ia tidak mendengar respon apa pun dari suaminya.

Sedangkan yang dibangunkan, kini masih memejamkan matanya. Ia memang mendengar suara istrinya, tapi matanya masih rapat belum bisa terbuka sepenuhnya.

"Argaaa jam tujuh ini!"

Setelah mendengar ucapan istrinya itu, ia pun langsung meloncat dari kasur dan terburu-buru keluar kamar untuk pergi ke kamar mandi. Karena kamar yang ia tempati sekarang tidak memiliki kamar mandi. Dilihatnya sang istri yang masih memakai piyama tidur hello kitty sambil berkacak pinggang.

"Cepet mandi gih, salat dulu terus sarapan," pesan Deeva sebelum berlalu meninggalkan Arga yang masih bergeming.

Arga berdecak kesal, dilihatnya jam masih menunjukan pukul lima kurang lima belas menit. Rupanya, ia sedang dibohongi istrinya.

---

Setelah acara mandinya selesai, Deeva pun keluar dari kamarnya sudah lengkap memakai baju seragam putih abunya. Dilihatnya, Arga yang tengah menonton acara seputar olahraga masih dengan memakai pakaian santai.

"Udah mandi?" tanya Deeva sambil mendudukan bokongnya di samping Arga.

"Hm."

"Yaudah, sarapan yuk!" ajaknya sambil berlalu membuat Arga yang memang sedari tadi menunggu istrinya keluar kamar pun mengekori dari belakang.

Perut Arga kembali keroncongan ketika melihat makanan di hadapannya, capcay sayur dan ayam goreng.

"Nih," ucap Deeva sambil menyerahkan piring dengan porsi besar kepada suaminya.

Mereka makan dalam diam, hingga Deeva memulai berbicara.

"Lo tanding lagi nanti?"

Sedangkan yang ditanya masih asyik makan, menghiraukan pertanyaan sang istri.

"Arga!"

"Hm."

"Nanti lo main futsal lagi gak?"

"Hm."

"Pulangnya jam berapa?"

"Gak tau."

Adeeva berdecak kesal. "Sekalinya bicara cuma sekata dua kata," gumamnya dengan kesal.

"Iya, nanti gue futsal cuma gue gak tahu kapan gue main karena kemarin gue kan pulang. Tahu ini juga dari Azril."

"Yaudah!"

"Kenapa?"

"Gak!"

"Adeeva," panggil Arga pelan, tetapi penuh penekanan.

"Apa?!"

"Kenapa emang? Lo mau nonton? Boleh, tapi harus pulang dulu. Pake baju yang pantas!" ucapnya tegas, tak terbantahkan.

Adeeva memutar bola matanya kesal sambil mesem-mesem sendiri.

"Gue masak banyak," ucap Adeeva membuat Arga yang sibuk dengan makanannya pun mendongak.

"Lo mau bawa bekal? Kali aja lo pulang malam," ucapnya dengan ragu sedangkan Arga terdiam.

"Kalo lo mau sih," ucapnya kembali ketika tidak mendapat respon apa pun dari sang suami.

"Kalo enggak jug...."

"Boleh," potong Arga dengan cepat.

"Oke!" balas Adeeva dengan semangat. Kemudian ia pun segera mengambil kotak makanan berwarna biru dengan ukuran yang cukup besar.

"Kok di pindahin semua?"

"Lo kan makannya banyak," jawab Adeeva dengan nada mengejek sedangkan Arga hanya memutar bola matanya.

---

Ehem..
Hallo i'm come back!
Aku update lebih cepet dari yang seharusnya nih=))

Sebisa mungkin aku usahain buat update tepat waktu kok;)
Jangan lupa vote sama comment nya biar accu makin semangat buat update!

Thank you baydewey=))

Senin, 26 Maret 2018
Salam sayang,

Ekapertiwi

Adeeva dan ArgaWhere stories live. Discover now