EPILOG [2].

7.6K 227 29
                                    

FELI PoV.

2 bulan kemudian . . .

Aku berjalan di lorong sekolah. begitu banyak hal yang telah aku lalui di sekolah ini, begitu banyak suka dan duka yang aku alami di sekolah ini. bersama viona dan audy, kami selalu menghabiskan waktu dengan segala canda tawaan disini.

sekarang, hanya aku sendiri di sekolah ini. tanpa seorang teman. rio memutuskan untuk pindah sekolah keluar kota, Andra pun memutuskan untuk kembali ke amerika. audy.. dia sudah tak mau bersekolah lagi, dia hilang harapan. yang tersisa hanya aku, seorang feli nathalia yang melalui masa remaja yang berwarna warni.

sehabis pelajaran usai dan istirahat tiba, aku bangkit dan pergi ke kantin, sendirian. biasanya, viona dan audy akan datang ke mejaku untuk mengajakku pergi ke kantin. di kantin ramai, tapi entah mengapa terasa begitu sepi untukku. aku memesan makanan dan duduk di tempat biasa aku, viona, dan audy tempati.

bayangan senyum viona dan audy menghantui pikiranku, aku merasa di depanku sekarang ada mereka berdua. Mereka yang selalu tertawa. Viona yang selalu sabar menghadapi audy yang keras kepala. audy yang selalu mengoceh hal yang tidak jelas. dan aku yang selalu mendengar pertengkaran aneh mereka. aku rindu itu semua. sayangnya, itu tidak akan bisa kembali.

saat aku kembali ke kelas, aku melihat satu meja dengan dua bangku yang kosong, tanpa ada yang tempati. tempat itu yang biasanya dulu viona dan audy tempati. kelas terasa sepi tanpa adanya mereka. aku tidak pernah tertawa lepas tanpa adanya audy, aku tidak pernah merasakan kehangatan sebuah sahabat tanpa adanya viona. cuma mereka, yang bisa menyelamatkan aku di segala ketepurukan.

sepulang sekolah, seperti biasanya aku mengunjungi rumah audy. saat aku datang, ibunya audy sudah menyambutku. aku diizinkan masuk olehnya.

"audy udah mau makan tante?" tanyaku pada ibunya audy.

"dia cuma mau makan kalau ada kamu" jawab ibunya audy.

"ada perubahan tan?"

"sejauh ini.. belum nak feli.."

"kalau gitu.. aku masuk ke kamar audy ya tan.."

aku membuka pintu kamar audy. terlihat jelas audy sedang berdiri di depan kaca sambil berusaha membereskan rambutnya yang berantakan dan kusut.

"audy.. ini gue feli.." kataku seraya menghampiri audy. baju audy lusuh, rambutnya juga berantakan dan juga kusut.

"lo udah dateng? mending lo siap siap, kita main ke rumah viona! ehehehe" ucap audy sambil tersenyum kuda. aku menahan air mataku dan tetap tersenyum.

"viona lagi istirahat, dia bobok siang. makan siang yuk dy.. gue bawain tempe orek kesukaan lo." kataku sambil membuka sekotak tempat makan yang aku bawa dari rumah.

"gak mau! gue mau kerumah viona!"

"Ok.. kita ke rumah viona, tapi makan dulu ya?" ujar ku dengan penuh kesabaran.

"Yeay!"

aku menyuapi audy, audy masih menyisir rambutnya sambil terus tersenyum ke arah kaca. dia selalu bercerita tentang viona kepadaku, seolah olah viona masih hidup. terkadang aku berfikir, begitu keraskah dunia ini sampai-sampai tidak memihak kepada kami bertiga? kenapa Tuhan harus mencabut nyawa seorang perempuan yang sangat baik seperti viona.

"gak sabar kerumah viona horey! kerumah viona horey!.." audy selalu melantunkan nyanyian itu, sedangkan aku hanya mendengarkan sambil terus menyuapinya makanan.
setelah makanan itu habis, aku menutup kembali kotak makan ku. dan menyimpannya ke dalam tas.

"ayuk kita berangkat." kata audy kepadaku.

aku terdiam, suasana hatiku semakin kacau, "bisa gak lo diem? gausah bahas viona sehari aja."

"maksud lo apa fel.. kan viona sahabat kita.. hihi.." kata audy sambil tercengir.

"susah ngomong sama orang gila." sumpah, perasaan ku gak terkontrol banget. rasanya aku ingin melampiaskan semuanya sekarang juga.

"gila? aku gila? lo jahat fel! gue bilang viona.. gue telepon dia nih!" audy mengambil ponsel miliknya di atas meja, lalu mencari kontak viona disana.

aku mengambil ponsel audy dan melemparnya dengan keras ke lantai, ponsel audy pecah dan hancur kemana mana. audy menatapku dengan tajam, aku tak kalah menatapnya lebih tajam.

"Gue capek dy.. gue capek harus berpura pura seolah olah viona masih hidup.. gue capek ngebohongin diri gue sendiri.. lo tahu gue jadi kayak gini karena siapa? karena elo dy. lo selalu menganggap kalau viona masih hidup, setiap hari lo kirim pesan line ke viona padahal dia gak akan pernah bales. setiap hari lo coba nelepon viona dan selalu nanya kenapa ponselnya mati, dan setiap hari juga gue harus bohong dan berpura pura seolah olah viona masih hidup di depan lo. tolong dy.. ikhlasin viona.. gue capek harus terus terusan ngelanjutin kegilaan lo ini. gue sadar, dengan gue terus berbohong, gue malah justru bikin lo tambah gila...." ucapku dengan tangisan. audy diam. lalu audy memelukku dengan erat.

"makasih fel.." itulah kata kata yang terakhir aku dengar dari audy.

benar, audy juga sudah tak ada. dia juga meninggal karena depresi. audy menyusul viona disana, hanya aku yang tersisa di dunia ini. kata kata terimakasih dari audy seakan membekas di hati, telinga, bahkan pikiranku.

aku, feli nathalia, seorang siswi SMA biasa yang menjalani masa remaja paling indah dan juga paling menyedihkan. aku selalu berdoa agar viona dan audy tenang disana. pasti mereka sedang bercanda berdua tanpa kehadirannya aku.

tenang saja, aku pasti menyusul.




My devil prince

TAMAT.

My Devil Prince [Segera Terbit]Where stories live. Discover now