29. bicara (2)

4.1K 160 2
                                    

Viona POV'S.

Ke esokan harinya, aku bersikap seperti tidak terjadi apa-apa kepada tante vika. Aku akan mempermasalahkan ini ke audy dulu, bukan tante vika. Selesai sarapan, aku langsung pamit berangkat ke papa dan langsung menuju mobil. Aku menancap gas dengan buru-buru agar segera sampai ke sekolah lebih pagi.

Akhirnya, karena jalanan tidak begitu macet, aku sampai sekolah lumayan pagi. Aku memakirkan mobilku dan segera berjalan menuju kelas. Benar dugaanku, audy sudah datang. Aku menaruh tas di sebelah audy, karena memang aku duduk sebangku dengannya.

"Pagi, vionaaaaa.." ucap audy sambil senyum lebar---cih, senyum palsu.

"Gue pengen ngomong sama lo." Kataku dengan serius, "ikut gue."

"Ehh.. mau ngomong apaan sih? Disini aja emang gak bisa?"

"Nggak. Ini penting" aku pun menarik tangan audy sampai ke belakang sekolah.

Sesampai disana, audy menatap ku dengan heran, seperti tak terjadi apa-apa. Ternyata audy pintar akting seperti ini, bahkan aku saja hampir tertipu dengan semua kebohongannya.

"Gue kecewa sama lo dy." Ucapku.

"Maksud lo apa?" Tanya audy dengan bingung.

"Lo suka sama kak rio kan?" Kataku langsung ke intinya.

Audy membulatkan matanya, "lo.. lo kenapa sih? Sakit?"

"Bukan gue yang sakit dy. Tapi otak lo yang sakit. Lo kerja sama ama tante vika buat hancurin hubungan gue sama kak rio, dan ternyata lo suka sama kak rio. Pantes aja ya, selama ini lo selalu bilang hal negatif tentang kak rio ke gue. Ternyata ini rencana lo. Kita udah sahabatan berapa lama dy? 4 tahun! 4 tahun! Tapi lo tega berbuat gitu sama gue? Tega lo dy!" Ujarku dengan menahan segala gejolak emosi.

"Maksud lo apa vi? Gue ga ngerti sumpah.."

"Lo masih aja ngelak, dan masang muka sok polos lo di depan gue. Jijik tau gak? Lo ketemuan sama tante vika kan di restaurant central hotel.." aku pun menunjukkan foto mereka berdua yang sedang mengobrol.

"Gue dengar semuanya dy, dan kalo emang lo suka sama kak rio.. harus lo bilang dari awal! Biar gue mundur secara baik-baik. Gak gini caranya dy! Lo hianatin persahabatan yang udah kita jalin 4 tahun." Kataku dengan nada sedikit meninggi.

"Kenapa lo gak sadar dari awal kalo gue naksir rio? Inget gak, waktu itu gue pernah cerita ke lo tentang cowok yang gue suka dari SD, cowok yang gue maksud adalah rio! Dan tiba-tiba saja, lo curhat ke gue, dan lo bilang lo naksir sama rio. Lo tahu perasaan gue gimana? Sakit vi. Kenapa kita harus menyukai cowok yang sama? Kadang gue berfikir Vi, lo itu sahabat gue atau bukan sih. Sebenarnya, lo yang harusnya di katakan penghianat. Lo gak pernah sadar, saat lo cerita tentang rio, ekspresi gue pasti berubah, dan seharusnya lo sebagai sahabat gue sadar itu semua!"

"Tapi lo gak pernah bilang audy! Harusnya lo bilang--"

"Gue cuma takut lo jadi sakit hati."

"Justru dengan cara lo kayak gini, bikin gue tambah sakit hati. Makasih dy, intinya gue udah kecewa sama lo. Lebih baik, kita udah gak usah kenal lagi." Ucapku, aku pun pergi meninggalkan audy.

"Vi! Vi! Viona.."

***

"Lo kenapa? Kok muka lo kayak kusut gitu." Ucap feli, ketika aku sampai di kelas sehabis bicara dengan audy.

"Nanti gue ceritain."

Guru bahasa inggris pun datang, sedangkan audy belum masuk sedari tadi. Kemana dia? Ah, apa peduli ku? Biarkan saja dia.

"Viona, kemana audy?" Tanya Mrs. Zika kepadaku.

"Gatau Mrs." Balasku acuh. Feli hanya menatapku heran, tapi aku tak memperdulikannya.

Bel istirahat pun berbunyi, sejak aku sehabis mengobrol dengan audy, dia menghilang. Bahkan dia tak mengikuti jam pelajaran sedari tadi.

"Lo ada masalah ya sama audy?" Tanya feli saat kami berdua berada di kantin.

"Gue kecewa sama audy fel." Balasku, "dia udah khianatin gue. Ternyata cowok yang di sukai audy dari SD itu rio. Sebenernya gue yang salah, kenapa gue gak sadar dari awal?"

"Wait, gue gak ngerti maksud lo."

"Audy itu kerja sama ama tante vika buat bikin gue putus sama kak rio, dan jadian sama andra."

"HAH? Lo serius?" Feli kaget histeris, "terus, audy itu sebenernya suka sama rio?"

"Iya, dan dia gak bilang sama gue. Dia cuma cerita tentang cowok yang disukainnya sejak SD, tapi gue ga pernah sadar kalo itu rio. Coba aja audy bilang dari awal, gue bakal mundur demi sahabat gue sendiri. Dan yang bikin gue kecewa, kenapa dia ngelakuin semuanya dengan cara licik kaya gitu." Ujarku.

"Ok, gue ngerti. Gue sih, sebagai sahabat yang bijak, gue gak mihak siapapun disini. Karena menurut gue, kalian berdua salah. Pertama, kenapa audy gak cerita sama lo. Kedua, kenapa lo gak peka. Ketiga, harusnya audy jangan pakai cara seperti itu. Ke empat, udahh ah kebanyakan." Kata feli, aku tersenyum kecil.

"Ya gue sih gak masalah kalau dia suka kak rio, gue akan mundur kok. Tapi gue gak suka sama cara dia buat misahin gue sama kak rio. Kayaknya tuh, seakan gue musuh dia, bukan sahabat dia."

"Haduh, ternyata masalah cowok lebih rumit dan bahaya dibanding numbuh jerawat." Jawab feli seraya menggelengkan kepalanya.

"Lu malah ngelawak ish." Kataku denngan jengkel.

Feli pun tertawa terbahak-bahak, sedangkan aku tidak. Aku menatap feli dengan seram, ini anaak kenapa sih?

"Kok lo gak ketawa sih vi, gaseru ah!" Kata feli. Aku mengerutkan dahi.

"Sehaat?"

***

Malamnya, tiba-tiba saja andra ngeline aku untuk mengajak ketemuan di kafe biasa. Aku pun mengiayakan saja dan mulai bersiap-siap untuk menuju tempat itu. Aku pun izin pada papa, dan menggunakan mobil pribadiku untuk sampai disana.

Karena jalanan tidak begitu macet, aku pun sampai ke tempat tujuan dengan lumayan cepat. Aku bingung, loh? Kafenya kok tutup. Tiba-tiba saja ponsel ku berbunyi, andra ngeline aku dan bilang kalau tempat ketemuannya di ganti oleh taman dekat kompek. Aku pun menurut saja walaupun sedikit kesal.

Singkat cerita, akhirnya aku pun sampai di taman itu. Disana sepi, tidak ada orang sama sekali. Aku mencari andra, tapi ia tak kunjung datang. Aku mencoba menunggu, dan menunggu.

Aku pun menghubunginya, tapi ponsel andra tidak aktif. Kemana dia? Apa dia membohongiku? Ah, apa yang harus aku lakukan, menunggu atau pulang saja?

Tiba-tiba saja kepalaku terasa sakit, pandangan ku semakin buram. Dan hidungku mengeluarkan banyak darah, setelah itu aku terjatuh dan Gelap.




***

Detik-detik mau end ceriita ini, huhuhu:(

Vote, komen, and share yuk.

Follow IG author :
@/mutiara1210

Role player :
@/vionachintyaa
@/rio_gahardian
@/andra.satrio
@audyoelita
@/fitoaldano_
@/feli_nathalia
@/vika.ashley
@/veronicka.ashley

My Devil Prince [Segera Terbit]Where stories live. Discover now