53

31.9K 1K 27
                                    

Rachel berada dibalkon kamarnya. Ia sedang menikmati udara malam hari yang cerah. Bulan yang bersinar terang dan banyak bintang disampingnya yang menemani sang bulan. Rachel begitu tenang malam hari ini, tiada beban diotaknya. Namun, tiba-tiba nama Rissa terlintas dalam benaknya.

Kini raut wajahnya yang awalnya ceriah, kini menjadi raut wajah yang benci terhadap Rissa. Ia masih belum bisa melupakan Lukas dalan dirinya. Walaupun, ia sudah pindah ke Swiss dan bertahun-tahun menetap disana, tapi ia belum bisa melupakan Lukas. Ia sangat mencintai Lukas dulu hingga saat ini. Rachel berusaha melupakan kenangannya dengan Lukas, namun ia tetap tidak bisa. Ia menjadi mengingat masa lalunya dengan Lukas.

Rachel memang mengakui kalo ia salah, tidak seharusnya ia mengkhianati cinta tulus dari Lukas. Namun, disisi lain dulu ia menyayangi Dicky. Dan tidak seharusnya ia merusak persahabatan Lukas dengan Dicky cuma gara-gara satu orang cewek. Kini Rachel menyesali berbuatannya. Ia egois.

Ia sudah berusaha merelakan Lukas bersanding dengan wanita lain. Namun, ia tetap tidak bisa.

Apa boleh buat? Gue harus bisa nyingkirin Rissa dari Lukas. Batinnya dengan tersenyum miring.

Rachel belum rela Lukas bersama Rissa. Ia harus bisa merebut Lukas dari Rissa. Tekadnya sudah bulat.
Walaupun, Dicky kemarin menolak bekerja sama dengannya, namun hal itu tidak menyurutkan niat buruk Rachel dalam menyingkirkan Rissa. Ia semakin semangat melakukan rencana buruknya itu.

Tenang Rissa sayang, lo sekarang boleh seneng sepuas-puas lo. Tapi nanti jangan harap lo bisa bersama dengan Lukas. Bahkan, gue bisa jamin kalo lo bakal hilang dari dunia kejam ini sayang. Ucap dalam hati dan penuh keyakinan.

"tinggal nunggu waktunya aja dan lo bakal koid ditangan gue" ucapnya licik dan ia memasuki kamarnya.

******

Rissa terbangun dalam tidurnya. Ia menggeliat dan mengumpulkan kesadarannya. Ia melihat jam yang tergantung manis didinding bernuansa hitam putih bak papan catur, menunjukkan pukul dua petang.

Ia ingin bangkit namun, ada tangan yang melingkar diperutnya dengan posesif. Ia membalikkan badan dan mendapati Lukas yang masih asik dengan bunga tidurnya. Setiap malam Lukas kalo tidur tidak pernah memakai baju, karena Rissa harus mencium ketiak Lukas baru bisa tertidur.
Rissa menyentuh pipi Lukas yang tertidur.

Lukas merasa tidurnya terganggu. Ia merasa tangan mulus Rissa menyentuhnya. "gak tidur hm?" ucap Lukas dengan mata yang masih terpejam.

Rissa tersentak. "kakak gak tidur?"

Lukas membuka matanya. "kamu kenapa gak tidur hm?" ucapnya.

"kak aku tiba-tiba pengen mangga muda" ucap Rissa.

Lukas menyipitkan matanya. "mana ada jam segini sayang"

"pokonya aku maunya sekarang gak mau tau pokoknya" ucapnya merajuk.

"dimana ada sayang?"

"ditetangga sebelah kan ada, aku tuh ya pas kakak masih dikantor, sorenya aku jalan disekitar kompleks. Eh pas pas aku jalan aku liat kalo ditetangga sebelah ada pohon mangga"

"yaudah deh ayok"

Rissa pun sumringah dengan semangat 45,ia menggandeng tangan Lukas menuju keluar dari rumah keluarga Dirgantara.

Lukas menggandeng tangan Rissa. Tak lama mereka sampai didepan rumah pemilik pohon mangga. "bentar kamu tunggu sini ya? Kakak mau bilang yang punya rumah dulu" ucapnya dengan berjalan. Dengan, cepat Rissa mencekal tangan Lukas. Ia menoleh pada Rissa. "kak gak usah bilang ya?" ucapnya memelas.

My Crazy BadBoyWhere stories live. Discover now