Contract

2.3K 279 40
                                    


Kau memasukkan test pack itu ke saku celana mu. Tak ingin Suga mengetahuinya, setidaknya untuk sekarang.

Tepat saat kau selesai membereskan semuanya , Suga sudah membuka pintu kamar mandi. Wajahnya dipenuhi kekhawatiran.

"Kau baik-baik saja? Aku punya obat mual." ia menyerahkan nya kepada mu. Kau pun membalas nya dengan senyuman kecil dan mengucapkan terimakasih.

Mungkin bukan sekarang ...

"Kau harus pergi tidur. Pasti tubuh mu lelah dari perjalanan tadi." ia meraih pundak mu dan mengajak mu masuk ke kamar.

"Night, honey." bisik Suga yang berbaring sembari memeluk mu.

"Night....yeobo.." balas ku.

Malam itu, kau sibuk menepis kekhawatiran yang menguasai pikiran mu.

Begitulah hari mu berlangsung. Kau menjadi sering larut dalam daydream.

(A/N: J-Hooooooooope)

Dilema terus mengejar di saat kau ingin menutupi kenyataan yang sudah hidup di dalam raga mu.

Kau takut.

Apakah jiwa kecil itu akan membawa kebahagiaan di saat Suga mendengarnya? atau malah sebaliknya?

"Kenapa kamu diam di sana, (Y/N)?"

Itu lah yang sering Suga tanyakan pada mu dan hanya senyuman kecil yang sejauh ini bisa kau berikan sebagai jawaban.

"Kau serius? Beberapa hari ini kau sering..memegang perut mu. Ada apa? Apa perut mu sakit?"

Pertanyaan nya kali ini makin memojokkan mu.

"Ah,itu..aku sering merasa lapar beberapa hari ini...tidak tahu kenapa..hahaha.."

Ekspresi Suga bertahan dalam kedataran nya. Mungkin ia menyadari kebohongan mu?
Tapi, ia tertawa lirih.
"Kita baru saja makan. Kau sudah lapar?"

"Ah itulah. Aku juga bingung. Aku hmm..makan dulu, ya?" ujar mu berusaha menghindar dari pertanyaan Suga yang kelihatannya akan makin intens.

Dengan senyuman yang penuh keraguan, ia mengangguk setuju.

Saat tubuh mu terduduk di kursi makan, kau kira dirimu tidak akan terpojok oleh kedua manik hitam Suga yang mengintimidasi itu.

Namun sebaliknya, Suga malah mengikuti mu untuk duduk tenang bersama. Mulutnya bergerak bukan untuk mengunyah, matanya hanya terfokus padamu yang kesusahan menelan makanan.

"Porsi makan mu juga bertambah? Apa kau makan semua itu dengan sendiri? Atau dengan orang lain?"

Detik itu, tenggorokan mu terasa kering dan makanan yang hampir lolos, terhenti begitu saja di tengah-tengah perjalanan. Suga melebarkan matanya terkejut lalu menuangkan air minum.

"Ada apa dengan mu?" tanya nya khawatir. Kau mengelus-elus dada mu sambil menggeleng pada setiap perkataan Suga.

"Tapi, apakah kau benar-benar makan sendiri?"

"Apa maksud mu?" tanya mu balik. Suga hanya menggeleng lemah dan tersenyum.

"Tidak. Lanjutkan saja makan mu." ia beranjak pergi.

Kau mengelus-elus perut mu dan tersenyum kecil. Mulai memikirkan kenyataan yang harus diungkapkan.

Karena cepat atau lambat, ia akan mengetahuinya.

Kau teringat kontrak yang kau dan Suga buat dengan perusahaan nya. Kontrak itu berkata, bahwa kalian akan berusaha untuk tidak memiliki anak sampai usia pernikahan mencapai 1 tahun.

IMAGINE with SUGA [ON EDIT] ☑️Where stories live. Discover now