Zona Privat 18++
WAJIB FOLLOW KALO SERIUS BACA OKE
HR #21 in romance April 2018
"aku pasti akan dapetin kamu. Meskipun aku harus jatuh, terperosok dan berdarah darah." ~ Nathan Grass
"aku gak akan meninggalkan kamu, meskipun kamu mengusirku."
"berja...
"GOD. What the hell are you doing !!" Melissa memekik kaget. Langsung membalikkan badannya saat pria tampan tadi melepas kemejanya. Memamerkan perutnya yang terpetak menggoda. Juga kulit putihnya yang benar-menar membuat Melissa terpesona. Ah Melissa suka pria berkulit putih. So, itulah Melissa juga suka Nathan. What suka ? Bukan suka yang itu.
"Ganti baju lah. Lo kenapa balik badan ?" Pria itu kini mulai sibuk mengenakan kemeja maroon yang diberikan Melissa.
"Karena lo ganti baju lah." Omel Melissa. Namun pria tadi malah terkekeh.
"Lo ini sopan banget ya jadi cewek." Entah itu pujian atau sindiran yang keluar dari bibir seksi pria tadi. "Jadi ini kemeja punya cowok lo apa lo jualan kemeja ?" Pria itu menarik bahu Melissa hingga Melissa kembali menatapnya.
"Udah ?" Tanya Melissa, melipat kedua tangannya di dada.
"As you see." Senyum pria itu kembali terbit.
"Okay. Kemeja itu buat lo aja." Kini Melissa mulai melangkah. Kembali memasuki hotel. Namun tidak. Lengan kekar pria itu menarik Melissa hingga Melissa kembali berdiri di depan pria itu.
"Pacar lo--"
"Itu kemeja punya adik gue, okay ? Yang mana dia udah bahagia di surga dan dia gak butuh kemeja berwarna maroon untuk berada di sisi Tuhan."
Pria itu langsung melongo mendengar kalimat Melissa. Namun untuk beberapa detik kemudian dia langsung memasang ekspresi menyesal.
"I'm sorry about your brother. Pasti berat kehilangan saudara. Aku pun pernah."
"Thanks." Melissa perlahan melepas tangan pria itu dan meninggalkan pria mempesona itu. Juga meninggalkan Nathan yang sedari tadi berdiri mengawasi Melissa dan pria tadi.
Ada sedikit perasaan lega saat mengetahui ternyata Melissa tidak ada hubungan dengan pria tadi. Bahkan Melissa terlihat sama sekali tak ada niatan untuk berkenalamn dengan sang pria.
"You save, Nath." Gumam Nathan pelan. Tersenyum sejenak. Kemudian ikut masuk kembali ke dalam hotel. ****
Seminggu berlalu. Berlalu dengan sangat melelahkan. Setidaknya itu yang dirasakan Nathan. Seminggu dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya. Mulai dari mengurus kantor karena Dylan yang ingin menghabiskan waktu bersama Lexa.
Hingga sang Mama yang dengan tegas menyuruh Nathan untuk ikut membantu persiapan pernikahan Dylan dan Lexa. Saking sibuknya, Nathan sampai lupa bahwa ada Melissa yang kini mulai mengisi relung hatinya. Menggantikan Alexandra Eleanor yang sudah jelas menemukan bahagianya setelah diterpa badai.
Dan hari ini. Nathan dibuat kembali ingat akan adanya sosok cantik dengan hati beku. Iya saat sosok cantik itu kini terlihat memasuki rumahnya. Dengan rambut yang dicepol dan tangan yang penuh dengan tas. Yang sudah dipastikan adalah keperluan Lexa untuk pesta pernikahannya nanti malam.
Nathan segera saja berlari menghampiri Melissa. Berniat untuk mengurangi beban tangan Melissa. Namun yang terjadi adalah..
"Mau gue bantu ?" Nathan menawarkan. Melissa hanya menoleh sejenak.
"No thanks. Gue gak butuh bantuan dari orang yang sebelumnya bilang mau berjuang buat meluluhkan hati yang beku, namun setelahnya menghilang. Gak ada kabar. Sama sekali gak ada niatan untuk ketemu dan--" Melissa tak meneruskan kalimatnya. Dia menghela napas panjang.
Bego. Bego lo Melissa. Buat apa kalimat tadi ? Melissa merutuki dirinya sendiri. Tangannya dengan pasti meletakkan goodie bag yang sedari tadi membebani tangannya pada meja.
"Dan ?" Nathan bertanya. Tepat di depan Melissa. Menetap Melissa dengan satu alis yang naik.
"Dan.." Melissa mulai bingung untuk meneruskan. Dan buat gue mulai merindukan lo bego. "Dan buat gue menyimpulkan bahwa orang itu pembual." Kata Melissa tegas. Membalikkan badannya.
"Wait." Tangan kuat Nathan menarik tangan Melissa. Membuat Melissa tidak hanya kembali berhadapan dengannya, tapi juga membuat Melissa menabrak dada bidang Nathan. Nathan dengan pasti merengkuh tubuh mungil Melissa. Membawa gadis itu dalam pelukannya. Mengabaikan protes dari Melissa dan juga gerakan meronta Melissa.
"Gue bukan pembual." Kata Nathan. Kini melepas rengkuhannya. Dengan kedua tangan masih berada di kedua bahu Melissa. "Gue serius sama semua ucapan gue. Gu gak menghilang, gue cuma--" Giliran Nathan bingung mengungkapkannya.
"Cuma ?"
"Cuma..jual mahal aja." Senyum itu kembali terbit. Senyum slengean khas Nathan. Ah juga alis Nathan yang naik turun. Membuat Melissa dengan kasar melepas tangan Nathan dari bahunya.
"Kalo gitu gue minta maaf, gue gak mampu kalo harus bersanding sama sesuatu yang mahal." Kata Melissa tegas. Berlalu meninggalkan Nathan. ****
Pesta mewah itu sedang berlangsung. Pesta pernikahan Dylan dan Lexa. Kini kedua mempelai itu sedang bernyanyi dengan merdunya. Membuat Melissa kembali merasakan haru. Merasakan sesak yang luar biasa di dadanya. Melihat sahabatnya itu akhirnya bahagia.
Melissa pun memilih untuk keluar dari keramaian pesta menuju taman halaman samping rumah mewah ini. Dengan pasti berjalan menuju kursi taman.
"Kita ketemu lagi." Seru seseorang dari balik punggung Melissa. Melissa tidak perlu menoleh untuk mengetahui siapa pemilik suara. Melissa tau itu suara pria yang tempo hari kena tumpahan wine. Pria itu kini sudah berada di depan Melissa. Menampilkan senyumnya.
Melissa membalas senyum pria itu untuk 3 detik. Detik selanjutnya Melissa kembali dalam mode -untouchable-
"Gue belum tau siapa nama lo." Pria itu kembali bersuara dengan suara baritonnya.
"Lo gak perlu tau siapa gue."
"Kalo gitu, kenalin gu--" Pria itu mulai mengulurkan tangan kanannya. Dimana dengan jelas ada perban melingkar di telapak tangannya.
"Gue gak harus tau siapa lo kan ?" Melissa menyela. Melirik sejenak tangan pria itu yang masih terulur. Pria itu kembali menampilkan senyumnya.
"Gue Sebastian Smith." Kata Pria tadi. Satu tangannya meraih tangan Melissa. Membawa tangan Melissa pada genggaman tangan kanan pria itu. "Lo bisa panggil gue Seb atu terserah lo." ****
Gantuung lagi maaakkkk...
Jemuran belum ada yang keriiingg
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.