Stay With Me-3

3.8K 346 19
                                    

AUTHOR POV

Siwon masih betah di ruang kerjanya, sejak pertengkarannya dengan istrinya beberapa hari yang lalu. Ia lebih banyak mendiami istrinya. Biasanya ia yang akan mengalah tapi tidak kali ini. ia harus bersikap egois, semua ini untuk kebaikan istrinya. Pertengkaran mereka berawal dari hasil lab yang menyatakan kondisi rahim Tifanny yang lemah sehingga tidak memungkinkan kehamilan ini. Jika mereka memaksakan keadaan ini, maka nyawa tifanny menjadi taruhannya. Siwon tidak ingin kehilangan istrinya, ia bahkan rela tidak memiliki anak daripada ia kehilangan istrinya itu.

"Oppa" panggil tifanny, ia masuk ke ruang kerja suaminya itu. siwon tidak mempedulikannya, bukan sengaja tapi hanya supaya Tifanny menyerah dan menggugurkan kandungannya.

Siwon masih saja diam sampai tifanny memeluknya dari belakang dan wanitanya itu menangis.

"Oppa, jangan diami aku seperti ini" ujarnya "Aku tau ini berbahaya tapi aku akan berusaha dengan baik. Aku janji aku akan baik-baik saja, percayalah padaku oppa"

"Keluarlah" ujar Siwon sambil melepaskan pelukannya

"Oppa" Tifanny menangis "Aku mohon oppa"

Tifanny pun keluar dari ruang kerja Siwon karena suaminya tidak mempedulikannya.

Beberapa jam kemudian, Siwon masuk ke kamar dan ia melihat istrinya sedang duduk di lantai dan menangis. Ia pun mendekati istrinya dan memeluknya, ia tidak tega melihatnya begitu menderita.

"Aku mencintaimu fanny ya, aku tidak ingin kehilangan kamu. Aku lebih baik tidak memiliki anak ini daripada aku harus kehilangan dirimu" Siwon menangis "Aku mohon mengertilah"

"Oppa, aku ingin melahirkannya. Aku mohon biarkanlah aku menjadi wanita yang sempurna" ujar Tifanny. Aku takut kamu kembali padanya jika aku tidak melahirkanmu seorang anak oppa, tambahnya dalam hati.

"Ini terlalu berbahaya"

"Aku akan baik-baik saja, aku akan bertahan"

"Bisakah kamu kali ini aja dengarkan aku" ujar Siwon

"Oppa ya, aku mohon" ujar Tifanny "Jika oppa tidak memikirkan oppa, setidaknya pikirkanlah keluarga Choi. Oppa putra keluarga Choi dan aku adalah istrimu, aku punya tanggung jawab untuk melahirkan keturunan Choi."

Siwon kembali melepaskan pelukannya dan ia berdiri

"Aku tidak menginginkannya lagi, aku tidak menginginkan anak ini. apakah kamu mengerti Hwang Miyoung" teriak Siwon

"Baiklah, kalau begitu ceraikan aku oppa. Dan aku akan melahirkan anakku sendiri jika kamu tidak menginginkannya lagi" ujar Tifanny

Siwon keluar dari kamar dan meninggalkan Tifanny menangis di dalam kamar

"Sudah cukup pembicaraan kita malam ini. aku tidak akan pernah menganggukan kepala untuk menyetujui ide gilamu ini" ujar Siwon sebelum keluar dari kamar, ia tidak menatap istrinya

"Aku juga tidak akan pernah setuju untuk menggugurkan anak ini oppa. Dia adalah buah cinta kita, aku akan mempertahankannya walaupun mempertaruhkan nyawaku. Aku mencintainya seperti aku mencintaimu" Tifanny menangis sambil mengucapkan kalimat itu

Siwon meneteskan air matanya dan ia menutup pintu kamar itu, ia memilih mengunci diri di dalam ruang kerjanya. Sudah cukup pembicaraan mereka dan sampai kapanpun tidak ada solusinya karena mereka berdua terus bertahan pada posisi masing-masing.

***

IM YOONA POV

Choi Siwon, atasanku itu memintaku untuk membawakan beberapa data ke mansionnya. Ia akan menemui klien lebih dulu sebelum ke kantor dan ia membutuhkan data itu.

Aku membawa audi merahku keluar dari parkiran Hyundai. Karena kondisi jalanan yang tidak begitu macet, aku sampai dengan cepat di manssion Siwon. Aku masuk, dan aku mendengar suara teriakan Siwon. Aku bahkan tidak pernah mendengar suara seperti itu di kantor. Mengapa dia bersikap begitu pada istrinya. Aku melihat tifanny menangis,

"Kenapa oppa tidak mau menganggukan kepala menyetujui kemauanku?" tanya tifanny dan ia masih menangis "Ini adalah buah cinta kita oppa, aku menyayanginya dan ia sudah tumbuh begitu besar di perutku, kenapa kamu tega menyuruhku membunuhnya"

Apa? Bukankah dia sangat menginginkan anaknya, kenapa dia ingin tifanny menggugurkannya. Choi siwon, aku tidak mengerti apa yang ada di pikiranmu.

"Aku tidak menginginkannya jika karena dia aku harus kehilangan dirimu. Aku tidak ingin kamu pergi dariku. Jika tidak ada kamu, apalah arti anak ini" ujar Siwon, aku mendengar suaranya begitu putus asa, ia menangis. Pemimpin kejam seperti dia menangis karena ia terlalu mencintai istrinya. Aku tau ia sangat mencintai tifanny eonni. Tanpa sadar aku menangis.

"Bukankah aku sudah katakan, aku akan baik-baik saja melahirkannya oppa." Ujar tifanny

"Kamu lihat keadaanmu saat ini, kamu bahkan lebih kurus dari sebelumnya. Apa ini yang dikatakan baik-baik saja?"

"Kalaupun terjadi sesuatu padaku, setidaknya aku meninggalkan seseorang untuk menemanimu" ujar Tifanny dan Siwon semakin marah. Tapi ia bukan pria yang suka bermain tangan, ia memilih meninggalkan tifanny menangis sendiri disana. Aku menghapus air mataku, ia berjalan ke arahku dan menatapku

"Sajangnim, ini data yang sajangnim minta" ujarku dan menyerahkan dokumen yang ia minta.

***

CHOI SIWON POV

Setelah menyelesaikan pertemuan dengan client. Aku pun kembali ke kantor. Pintu ruanganku terbuka dan muncul Tifanny, ia membawakan makan siang untukku. Aku tau ia ingin merayuku tentang kandungannya. Aku memutuskan untuk meninggalkannya di ruanganku, aku sedang tidak ingin berdebat. Keluar dari ruanganku dan aku tidak melihat Yoona. Aku pun melangkahkan kakiku ke rooftop Hyundai. Biasanya ia berada disana.

There are something you don't understand

I want to be your man ( i want to be your girl)

Apa dia tidak bosan dengan lagu itu, setiap melihatnya disini, ia pasti bernyanyi lagu itu.

"Apakah kamu tidak memiliki lagu lain" ujarku, ntah mengapa akhir-akhir ini aku juga suka berada disini.

"Aku menyukai lagu ini" ujarnya dan ia mencabut headset sebelahnya lagi yang tidak kucabut, ia mengatur ponselnya untuk menghentikan lagu itu. Ntah mengapa aku memilih disini daripada menikmati makan siangku dengan Tifanny.

"Yoong, aku rasa kamu sudah mendengar semuanya tadi." Ujarku dan ia mengangguk "Aku mohon, bujuklah eonnimu itu untuk menggugurkannya"

"Sajangnim"

"Panggil aku oppa Yoong, kamu jangan bersikap seolah kita tidak saling mengenal" ujarku, aku tidak suka ia begitu asing denganku, padahal dia adalah adik kelasku dan juga adik dari sahabatku "Kamu boleh berpikir aku kejam tapi aku tidak ingin membahayakannya, aku rela tidak memiliki apapun daripada aku harus kehilangan dirinya" ujarku dan ia menatap mataku berkaca-kaca, dia tidak menatapku lama.

"Aku mencintainya Yoong"






TBC

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang