46

30.4K 919 40
                                    

Kini Rissa berjalan memasuki apartementnya. Gelap. Ia mendapati kamarnya gelap. Berarti Lukas belum pulang dari kantornya. Ia meraba mencari sakelar lampu apartementnya.
Ia terbelalak mendapati Lukas yang tertidur disofa dengan baju kantornya yang kusut dan kancing teratasnya terbuka. Lukas tertidur disofa dengan kepala dibawah kaki diatas. Rissa terkikik geli melihat Lukas. Ia berjalan menghampiri Lukas.

Rissa menutup hidung Lukas sehingga Lukas terganggu tidurnya. Rissa mengerjai Lukasnya, ia menahan tawanya agar tidak pecah. Setelah Rissa melepas tangannya, Lukas malah kembali dalam mimpinya. Rissa menutup hidup Lukas untuk kedua kalinya. Rissa menahan tawanya. Lukas menggeliat dan mengerjap ngerjapkan matanya. Rissa tak tahan dan akhirnya tawanya pecah. Dan Lukas pun langsung membuka mata dan mendapati Rissa tertawa terpingkal pingkal. "Rissa udah pulang?" ucapnya dengan bangkit dan duduk disofa.

"u-udah kak" jawab Rissa dengan setengah menahan tawanya.

"udah makan belum?" ucapnya dengan menarik Rissa hingga Rissa duduk dipangkuan Lukas.

Rissa tampak berpikir. "aku tadi udah makan diStarbuks sama Imel dan Karin sekalian hangout kak" ucap Rissa lalu tersenyum.

Lukas mengacak rambut Rissa gemas. Lalu tersenyum lebar dan Cup! . Ia mencium pipi kiri Rissa. Rissa pun langsung merona bak kepiting rebus. Ia mencubit perut Lukas. Lukas hanya meringis kesakitan.

"mandi sana, bau tau" ucap Lukas dengan menutup hidungnya dengan tangannya. Rissa mencebikkan bibirnya. Membuat Lukas semakin gemas dengannya.

Tanpa babibu Lukas mengecup bibir Rissa sekilas. Rissa langsung menatap tajam Lukas dan bangkit menuju kamarnya. Lukas hanya menahan tawanya melihat tingkah laku Rissa yang seperti anak anak SD membuatnya semakin gemas ingin mencubit pipinya hingga merah seperti lipstik ibu ibu kondangan.

Rissa keluar memakai celana pendek diatas lutut dan kaos oblong bergambar doraemon. Ia berjalan kearah dapur. Kemudian, membuka kulkas untuk mencari makanan yang ada dikulkas. Ia melihat sosis yang belum digoreng, ia pun mengambilnya. Rissa mencari pisau dan memotong sosis tersebut. Saat sudah terpotong ia menyiapkan penggorengan dan memanaskan minyaknya.

Kini Rissa sudah siap dengan helm diatas kepalanya dan tutup panci sebagai tamengnya agar saat menggoreng sosis tidak terciprat minyak. Rissa tidak bisa memasak. Baru kali ini ia memasak.

Dari kejauhan Lukas berdiri diambang pintu dapur dan berdiri bersandar dipintu. Ia menahan tawanya melihat Rissa yang seperti captain Amerika. Didalam hatinya tertawanya pecah. Ia semakin gemas melihat Rissa.

"AW!" pekik Rissa kini tangannya terkena tetesan minyak dari penggorengan. Ia memang ceroboh.

Lukas yang melihat Rissa kesakitan ia sontak menghampiri Rissa dan mematikan kompornya. Ia melihat luka bakar di jari telunjuk Rissa.
"makanya jangan ceroboh" ucap Lukas menggandeng Rissa berjalan ke meja makan untuk mengobati luka bakarnya.
Lukas bergegas mengambil kotak P3K.

Kini Lukas sedang mengolesi luka bakar dijari telunjuk Rissa. "Aw! Pelan pelan kenapa kak" ucap Rissa menahan perih karena dioles saleb tangannya oleh Lukas.

"udah pelan sayang ini" ucap Lukas lembut dengan mengoles saleb dengan hati hati. "nah selesei" ucapnya. Lalu, ia membungkus tangan Rissa dengan hansaplast dan mengecupnya lembut jari telunjuk Rissa.

Kini Lukas bergegas menggoreng sosisnya tadi. Setelah selesei, ia hidangkan dimeja makan dan mereka pun memakan sosis gorengnya bersama.

******

Ditempat lain Dicky dan Rachel sedang duduk dikafe Daun. "lo udah ada rencana buat misahin mereka?" ucap Rachel dengan menyesap cappucinonya.

Sebenarnya Dicky sangat membenci Lukas. Karena insiden masa lalu. Namun, kini perempuan yang pernah menyakiti hatinya mengajak Dicky untuk bekerja sama untuk memisahkan Lukas dan Rissa. Namun, kenapa Dicky masih dendam dengan Lukas? Sementara ia sudah tak mencintai Rachel?.

Saat pertama kali ia melihat Rissa disebuah minimarket ia menatap mata Rissa yang teduh. Nyaman. Itu yang dirasakan Dicky. Namun, tetapi Rissa adalah milik Lukas.

Kenapa setiap perempuan yang gue suka harus sayang sama lo Lukas Vedrino Dirgantara? Gue benci lo sobat. Gue bakal balas sakit hati gue ke lo. Biar lo rasain apa yang gue rasain selama ini. Batin Dicky.

Rachel menepuk pundak Dicky untuk membuyarkan lamunan Dicky. Dicky tersentak dan menoleh ke arah Rachel.

"lo kenapa sih nglamun mulu" tanya Rachel.

"bukan urusan lo" ucap Dicky sinis dengan wajah datar.

"lo udah nemuin cara untuk misah mereka?" ulang Rachel lagi.

"belum" ucapnya menatap kearah jalan raya yang padat.

"kok belum sih" ucap Rachel mulai jengkel.

"kok lo nyolot banget sih? Emang bikin rencana kayak balikin telapak tangan" sungut Dicky. "butuh proses, butuh strategi. Karena Lukas adalah orang yang pintar dan gak mudah dibodohin". Sambungnya.

Rachel tampak mengangguk anggukan kepalanya. " oke gue tunggu rencana lo. Gue mau cabut dulu ada urusan penting" ucap Rachel dengan berdiri dan mendorong kursinya kebelakang. Dan berjalan meninggalkan Dicky. Tak lupa ia mencium pipi kiri Dicky.

Dicky pun menatap punggung Rachel yang mulai menjauh dan hilang dibalik pintu. Ia meraba pipinya yang bekas dicium oleh Rachel. Ia tersenyum tipis. Sudah lama ia merindukan kecupan dari Rachel. Namun, ia sadar ia bukan siapa-siapanya. Kemudian, Dicky bangkit untuk membayar Cappucino miliknya dab milik Rachel. Lalu, ia berjalan keluar kafe Daun dan menuju motor besarnya diparkir. Ia menghidupkan mesin motornya dan berjalan membelah Kota Jakarta.

Allhamdulillah selesei juga part ini ya!

Maaf kalo jelek part ini. Soalnya pikiran seperti kapal terbang😂😂😂 melayang layang bak layangan.

Semoga kalian suka ya.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YAAA READERS
SEE YOU AGAIN DIPART SELANJUTNYA YAAA!!!!

My Crazy BadBoyWhere stories live. Discover now