Spring day III (END)

4.7K 376 55
                                    

"Pergi tak berarti hilang selamanya. Adanya istilah kembali merupakan bukti dari kebenarannya. Jikalau memang tidak terjadi, maka setidaknya kau harus bangkit berdiri dan tidak terlarut dalam kesedihan yang tak bertepi."

Hari ini Yein -ahh tidak- sebaiknya kita mulai memanggilnya dengan sebutan Jungkook mulai sekarang. Baiklah kita mulai.

-Jungkook bangun pagi sekali. Menguap lebar lalu bergerak menuju kamar mandi.

"Ahh. Baru kali ini aku mandi jam satengah enam pagi. Semoga tidak akan ada hujan badai siang nanti" Gerutu Jungkook yang memang merasa di paksa untuk mandi pagi oleh Jimin. Tidak sebenarnya, Jimin tidak memaksa Jungkook untuk mandi pagi, Jimin hanya mengatakan bahwa ia akan bertemu saudaranya yang lain tepat jam tujuh pagi. Jadi itu artinya mereka harus siap sebelum jam tujuh kan? Ya, itulah alasan mengapa Jungkook sudah ada dalam kamar mandi di pagi yang masih buta ini.

"Jeon Jungkook!! Aku akan masak, dimana kompornya?" Teriak Jimin dari dapur. Tunggu sebentar, Jimin? Masak? Apa tidak seharusnya itu di cegah saja? Jimin tidak pandai dalam hal itu. Tolong seseorang, cegah Jimin melakukannya. Bisa bisa dapur beserta rumah Jungkook terbakar. Jimin tidak pernah memasak selama hidupnya, sungguh. Terakhir kali Jimin memasak, ia ingat satu tahun yang lalu ketika dapur rumah "Jungkook" hampir terbakar hanya karena ia lupa mematikan kompor setelah memanggang beberapa marsmallow. Apa jadinya jika--

"Jika kau lapar, makan saja beberapa sereal di dalam kulkas. Aku tidak mempunyai kompor." -teriak Jungkook dalam kamar mandi.

Beruntunglah kau Jungkook. Setidaknya setelah kau mengatakan itu, Jimin mengurungkan niatnya untuk memasak makanan. Setidaknya (lagi), rumahmu masih aman. Haha

"Hmm pantas saja tidak ada. Dia tidak punya kompor." Jimin bergerak menjauhi dapur, lalu berjalan mendekat pada lemari es di samping kanan televisi. Jimin terperangah, mengetahui seisi lemari es yang amat sangat penuh oleh makanan ringan dan potongan sosis daging sapi.

"Waw, tidak kah ini terlalu banyak untuk seukuran manusia yang hanya tinggal sendiri?"

"Karena aku selalu kelaparan" tiba tiba sebuah suara mengejutkan Jimin. Ia berbalik memunggungi lemari es dan melihat seseorang yang tengah berdiri tak jauh dari tempatnya. Rambutnya masih basah khas seorang yang baru saja selesai mandi, itu Jungkook.

"Asshh... kau membuatku terkejut." Desis Jimin hampir memaki.

"Hahaha. Lihat wajahmu. Hahaha konyol" Jungkook terpingkal di tempatnya, melihat wajah Jimin yang menurutnya lucu.

"Sudah selesai? Cepat sekali. Bahkan aku belum sempat sarapan." Tanya Jimin tanpa memperdulikan Jungkook yang masih tergelak. Ia tak perduli, selalu saja Jungkook menertawai kebodohannya (yang sejujurnya memang tidak lucu).

"Uhmm" Jawab Jungkook di tengah tawa. "Tidak perlu berlama lama, aku sudah tampan walau tidak terkena air" sambungnya kemudian. Jimin berdecik lalu pergi membawa beberapa kemasan sereal dan dua botol susu yang sebelumnya ia ambil dari kulkas.

"Hey hyung, tunggu dulu." Jungkook berseru membuat langkah Jimin terhenti. "Itu sereal tahun lalu. Buang saja. Kau tidak berniat memakannya kan?"

Demi apapun, terkutuk kau Jeon Jungkook. Jimin merasa pipinya panas karena malu. Bisa bisanya ia lupa mengecek tanggal kadaluarsa. "Ahaha, tentu saja tidak. Mana mungkin aku memakannya, kan. Ini akan ku buang" ucap Jimin dengan tawa yang di buat buat. Membuat tawa Jungkook yang sebelumnya telah mereda malah kembali meledak karena kebodohannya. Sekali lagi Jimin menggerutu, terkutuk kau Jungkook.




THE REASON || JEON JUNGKOOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang