41

35.4K 1.1K 13
                                    

Pagi yang cerah. Suara kicauan burung yang meriah seolah olah saling menyapa. Udara yang begitu sejuk di taman Kota. Kini Lukas dan Rissa berlari kecil mengelilingi taman kota. Saat Rissa merasakan capek ia memutuskan untuk mencari bangku yang ada ditaman.

Ia duduk dibangku putih panjang. Saat mereka duduk ada seorang anak kecil yang menghampiri Lukas dan Rissa. "om om kita main bola yuk". Ucapnya dengan menarik narik baju Lukas.

"hey nama kamu siapa?" ucap Lukas lembut dan mengelus puncak kepala anak kecil laki-laki itu.

"nama aku Rehan om, kita main bola yuk". Ajaknya lagi dengan memelas.

Rissa dan Lukas hanya terkikik geli. Kemudian, Lukas bangkit dan mengajak anak kecil itu bermain bola. Rissa melihat Lukas dan anak kecil itu bermain dengan tertawa. Tak lupa, sebelum bermain ia mengecup puncak kepala Rissa.

Saat Rissa sedang duduk, ada seorang perempuan ikut duduk disamping Rissa. Rissa menoleh dan tersenyum pada perempuan itu.

"suami dan anaknya ya itu mbak?" ucap perempuan yang kini mengikuti arah pandang Rissa.

Rissa menoleh. "eh bukan, kalo itu suami saya kalo anak itu tadi ketemu ditaman terus minta main sama suami saya". Ucap Rissa.

Perempuan itu ber-oh-ria. "saya kira itu anaknya" ucapnya." jadi mbak ini pasangan yang baru menikah ya?" sambungnya.

Rissa mengganggukan kepalanya. "iya mbak, oh ya sendirian aja mbak kesini?" ucap Rissa.

"iya saya sendirian mbak". Ucapnya dengan tersenyum pada Rissa. "saya senang lihat pasangan muda mudi yang udah nikah". Lanjutnya dengan menatap Lukas dan anak kecil yang sedang bermain bola.

"em iya". Rissa tersenyum kikuk. "em mbak belum nikah to?". Ucap Rissa hati hati. Takut menyindir perempuan disampingnya.

Perempuan itu tersenyum ramah pada Rissa. "saya udah cerai mbak".

Rissa pun merasa tak enak hati menanyakan hal privat ini. "saya minta maaf sebelumnya ya mbak. Saya gak bermaksu-". Ucapnya terpotong karena perempuan itu menyelanya lebih dulu. "gak papa kok mbak, saya cerai karena keegoisan saya sendiri". Ucapnya dengan wajah sendu.

Rissa hanya menatap haru. "kalo boleh tau kenapa ya mbak?" ucapnya denga pelan dan hati hati.

"saya menikah karena saya belum siap jima' karena waktu itu saya masih terlalu muda. Sehingga lama lama suami saya tidak betah dengan saya dan memutuskan untuk bercerai. Dan sekarang saya menyesal. Karena dulu saya membenci suami saya" ucapnya dengan menatap Rissa dengan wajah sendu. Ia menitikkan air matanya.

"eh mbak kok nangis?" ucap Rissa. Dan kemudian perempuan itu, menghapus air matanya dan tersenyum pada Rissa.
Tak lama Lukas dan anak kecil itu menghampiri Rissa. Dan kemudian, perempuan tadi memutuskan untuk pergi.

Kini Rissa melamun membayangkan perkataan perempuan tadi. Lukas yang melihat Rissa melamun ia menepuk pundak Rissa pelan. "kenapa sayang?" ucapnya lembut.

Sontak Rissa menoleh ke Lukas. "eh eng-enggak papa kok kak". Ucap Rissa terbata bata.

Anak kecil itu sudah menghilang entah kemana. Dan Lukas mengajak Rissa pulang karena hari sudah mulai siang panas. Lukas menggandeng tangan Rissa.

Saat sampai dirumah Rissa bergegas menuju kamar mandi membersihkan tubuhnya. Perkataan perempuan tadi masih terngiang diotaknya seakan akan seperti lagu yang diputar putar.. "kak aku mandi dulu ya". Ucapnya.

Lukas menoleh pada Rissa. "kakak gak diajak nih?" godanya.

"au ah". Ucap Rissa dan langsung membanting pintu kamar mandi sekencangnya sehingga menimbulkan suara. Lukas hanya terkikik geli melihat Rissa yang salah tingkah.

Tak lama Rissa keluar dengan menggunakan pakaian ala rumahan dengan rambutnya yang dikucir asal mencepol keatas. Memperlihatkan leher jenjangnya yang putih mulus.

Lukas kini sedang berkutat dengan laptopnya. Entah ngapain?. Kini pandangannya berpindah ke Rissa yang sedang mengolesi roti dengan selai strowberry.

"Sa, sini deh". Ucapnya menyuruh Rissa.

Rissa menaikkan sebelah alisnya dan berjalan kearah Lukas yang duduk disofa ruang tengah. Lukas menarik tangan Rissa, sehingga Rissa duduk dipangkuan Lukas. Rissa berusaha bangkit namun apa daya kekuataanya masih besar Lukas. Rissa mendongak menatap Lukas. "kenapa". Tanyanya.

Lukas tak menjawab dan ia mencium bibir Rissa. Melumatnya, mencecapnya bagaikan permen lollipop. Menurut Lukas bibir Rissa memabukkan.

Rissa merasakan kulit kenyal yang menyentuh bibirnya.
Rissa pun hanya diam tak membalas ciuman Lukas.

Tak lama ciuman mereka terlepas. Kedua nafas mereka terengah engah. Karena kehabisan nafas. Rissa pun sontak memerah pipinya bak udang rebus.

******

"Mi kenalin ini Maura". Ucap Dio. -kakak Rissa-. Ia memperkenalkan pacarnya kepada maminya.

Maminya tersenyum lebar. "saya Maura tante". Ucapnya malu dengan mengulurkan tanganny.

Mami Dio menjabat tangan Maura dan tersenyum ramah. "iya sayang. Kamu pacarnya Dio ya?". Ucap Mami Dio

Maura hanya mengganguk tetapi ia menunduk. Malu bertatapan dengan calon mertua.

Kemudian, mereka menobrol banyak. Tentang ini tentang itu. Ini Maura sudah akrab dengan calon mertuanya. Walaupun terasa malu saat pertama ketemu.
Bagi Maura, mami Dio orang yang sangat baik dan ramah. Mami Dio mudah akrab dengan orang lain.

"eh Dio acara makan malam keluarganya ditunda ya. Besok malem aja. Soalnya Rissa capek habis urusin perpisahan". Ucapnya. Keluarga Bagaskara selalu mengadakan acara makan malam bersama setiap bulannya. Untuk bersilahturahmi dari keluarga jauh.

****

Kini waktu menunjukkan jam dua petang. Rissa menggeliat. Ia terbangun dari tidurnyam ia melirik kesamping tetapi tidak ada Lukas. Dimana dia?

Rissa berjalan keluar. Ia mendengar suara gemericik didapur. Sontak Rissa mengambil sapu untuk berjaga jaga. Ruangan dapur remang remang cahanya. Ia melihat sosok badan gede yanh berdiri kokoh didepan kompor.

Hah! Gue gak salah liat kan? Itu genderuwo batinnya. Kemudian Rissa berjalan mendekat sosok itu dan memukulinya dengan sapu. "DASAR GENDERUWO MATI KAU MATI KAU" teriak Rissa dengan memukul sosok itu.

Rissa mendengar genderuwo itu berteriak. Rissa penasaran. Ia meraba raba dinding mencari sakelar lampu. Saat lampu menyala, ia terkejut melihat Lukas duduk dilantai dengan meringis kesakitan. Ia menghampiri Lukas. "kakak kenapa?" ucapnya polos.
"tadi ada genderuwo kak jadi aku pukulin pake sapu". Sambungnya.

Lukas hanya mendengus jengkel. Kemudian, Rissa tertawa terpingkal pingkal mengetahui sosok itu adalah suamnya sendiri.

Kini Lukas membawa Rissa duduk disofa ruang tengah untuk melihat acara TV tengah malam. Sebenarnya Lukas kelaperan namun mie nya sudah tumpah dan itu stok mi terakhir.

Ia melirik Rissa. Tanpa disadari ia mendekatkan wajahnya kearah Rissa. Ia mencium bibir Rissa. Melumatnya lembut mencecap setiap inci bibir Rissa tanpa tertinggal.

Tak sadar tangan nakalnya kini meraba bagian dua gundukan punya Rissa. Rissa pun tak bisa berkutik. Pikurannya kosong.

Tak lama ia sadar, dan melepas kan pagutannya. Dan bangkit menjauhi Rissa untuk tidak menerkam Rissa disini juga. "kamu cepat tidur" ucapnya datar. Sekuat tenaga ia menahan nafsunya.

Rissa hanya ketar ketir. "kak aku udah siap" ucapnya dengan perasaan deg degan. Sontak Lukas menoleh pada Rissa.

Ia menghampiri Rissa dan tersenyum lebar. " kamu udah izinin kakak?" ucapnya berbinar.

Rissa menggangguk dan tanpa ba bi bu Lukas menggendong Rissa kekamarnya. Dan mereka pun menikmati malam dengan kenikmatan surgawi. Saat ini juga Rissa sudah melepas kehormatannya pada Lukas.



Jangan Lupa vote dan komennya yaaaaa

My Crazy BadBoyWhere stories live. Discover now