Chap. 79 -Semuanya Akan Membaik-

1.5K 153 62
                                    

Penerjemah : a_yuppo

_____________

Saat Mai Ding sampai di rumah, dia tidak bisa menunggu lagi dan menelpon An Ziyan.

"Bagaimana dengan dirimu?"

"Aku menunggu sampai pamanmu datang lalu aku pergi"

"Ibuku masih menentang kita, lalu apa yang harus kita lakukan? Apa kau masih mempunyai rencana lain yang masih kau sembunyikan?"

"Apa yang kau tau? Apakah kau pulang kemudian menangis dan membuat keributan?"

"Itu juga bisa tertebak olehmu?"

"Kita akan mengetahuinya selama 24jam kedepan, lagipula saat dia di rumah sakit tadi, sepertinya ekspresi wajahnya mulai berubah. Ditambah lagi sebuah fakta kau membuat keributan, ini adalah sudah saatnya menunggu untuk dia memikirkan kembali apa yang ada di otaknya, lagipula tidak ada seorang ibu yang memiliki hati yang tega untuk menyakiti anaknya terus-menerus"

"Apa kau pikir kau adalah seorang profesor psikologis atau ahli cenayang? Nada bicaramu sungguh meyakinkan seolah-olah itu adalah bagian dari rencanamu. Pria yang berlutut di rumah sakit kemarin pasti orang suruhanmu yang kau bayar sebagai pemeran pengganti. Katakan, bagaimana kau bisa tau kalau aku menangis?"

"Kalau kau tidak menangis, justru aku akan merasa aneh"

"Apa maksudmu berkata begitu? Seolah-olah aku ini seperti hantu yang suka sekali menangis, padahal aku menangis hanya untukmu"

"Aku tidak pernah memintamu untuk menangis. Mulai sekarang jangan pernah menangis lagi itu benar-benar menggaguku" ini adalah An Ziyan yang terlihat seperti bermain-main karena dia sangat enggan mengakui perasaan yang sebenarnya. Nampaknya, dirinya sesungguhnya sangat tertekan ketika melihat Mai Ding menangis, tapi dia masih saja membalas dengan perkataan yang tidak menyenangkan.

"Kalau begitu itu sangat bagus, aku sesungguhnya benar-benar ingin sekali mengganggumu" namun, Mai Ding yang sudah tinggal bersama An Ziyan cukup lama sudah tau betul kepribadian buruk macam apa yang dia miliki. Mai Ding meringis dan membuat muka lucu dengan menjulurkan lidahnya kearah ponselnya. Tiba-tiba saja An Ziyan melompat dari arah luar jendela, "Percaya atau tidak, aku bisa memotong lidahmu itu"

Mai Ding tertegun disana, kemudian dia dengan cepat berjalan kearah jendela dan melongok kebawah, lalu berteriak seperti orang gila, "Kenapa tangga itu masih ada disana?" Saat dia membayangkan resiko bagaimana jika ada seseorang yang naik tangga itu dan masuk ke kamarnya tiap malam, Mai Ding tak bisa berbuat apa-apa selain merasa ketakutan. An Ziyan melepaskan baju yang dipakainya kemudian melempar baju dan ponselnya ke atas ranjang, dan langsung berjalan kearah kamar mandi. Beberapa hari ini dia tidak bisa beristirahat dengan baik, dia bahkan tak memiliki kesempatan untuk mandi. Dia mengabaikan Mai Ding seolah makhluk transparan yang tak terlihat.

Mai Ding berdiri di ambang pintu kamar mandi dan membuka pintu itu, "Ini disebut sebuah pelanggaran menyelinap ke rumah orang kau tau? Kalau saja kita ada di Amerika, aku bisa menembakmu tanpa perlu masuk penjara"

Untuk seorang An Ziyan masuk ke kamarnya sesuka hatinya seperti ini, Mai Ding berkata pada dirinya seharusnya dia sudah terbiasa akan hal ini, karena memang An Ziyan adalah orang yang seperti itu. Tetapi, tiap kali An Ziyan muncul secara tiba-tiba seperti ini, hati Mai Ding selalu berdegup lebih cepat. Meskipun mereka sudah bersama sangat lama, tapi dia masih memegang rasa cinta dan emosinya untuk An Ziyan dengan begitu sangat kuat. Bahkan Mai Ding sendiri merasa takjub akan hal itu.

Sesaat setelah An Ziyan keluar kamar mandi, dia kemudian duduk di tepi ranjang. Sementara Mai Ding segera mengambil handuk, berlutut diatas kasur dibelakang An Ziyan, membantunya menggosok-gosok kepalanya, "Apa kau yakin ibuku akan setuju?"

I Will Still Love You Even If You are a Man (Bahasa ver.)Where stories live. Discover now