Chapter 47 -Ayo Belajar pada Guru Su-

3K 258 21
                                    

Karena merasa telah ditipu, Mai Ding belum bisa mengembalikan perasaannya. Saat An Ziyan dan Yan Yan kembali untuk mengetahui kejadian sebenarnya, An Ziyan menoleh pada Yan Yan, "Sungguh beruntung kita tidak kembali pada mereka"

"Hanya dengan melihatnya berbaring disana, aku tahu dia akan memainkan sebuah tragedi" apa yang Su Xiaomi pikirkan, memang Yan Yang mengetahui semuanya dengan jelas.

Mai Ding merasa seperti tersambar petir, "Kalian semua mengetahuinya?"
"Kau satu satunya orang yang percaya padanya" meskipun wajah An Ziyan terlihat tidak menunjukkan emosi, tapi Mai Ding masih bisa melihat jika matanya sedang mencemooh dirinya.

Di sampingnya, Su Xiaomi pun berkata, "Percakapan macam apa ini? Hanya omong kosong, kalian berdua tidak akan mengerti apa itu seni berakting, hanya Mai Ding yang mengerti aku, saat Mai Ding akhirnya menyadari jika itu hanya sebuah sandiwara, pertemanan kita menjadi semakin tulus"

Kata kata itu sungguh tidak berguna untuk menyenangkannya, "Aku tidak ingin hidup lagi, biarkan aku mati saja"

"Bocah, kenapa kau terlihat sangat menderita seperti itu? Apa yang mereka katakan hanya sepatah dua patah, aku bahkan sudah 'disiksa' oleh Yan Yan bertahun tahun, dan aku masih bisa hidup dengan baik" dan Su Xiaomi mebalikkan fakta

"Yan Yan yang masih bisa hidup dengan baik" tambah An Ziyan

Rasanya Mai Ding ingin sekali menjambak rambutnya sendiri.

An Ziyan menarik pergelangan tangan Mai Ding, "Ikut aku" dan membawa Mai Ding ke tempat penyewaan jet ski.

Su Xiaomi duduk dibawah payung pantai, memakan makannya, melihat kearah mereka berdua dan sedikit merengek, "Hah~ ini jamannya anak muda, 'wanita' sepertiku hanya bisa duduk dan melihat kearah mereka"
Yan Yan menegakkan kepalanya, "Wanita tidak cocok untuk mendeskripsikan dirimu"

Su Xiaomi menepuk tempat kosong disampingnya, "Duduk sini dan makanlah makanan ini bersamaku, tujuanku adalah menghabiskan semua makanan ini"
Yan Yan duduk disampingnya dan berkata, "Tidak adakah hal yang lain yang bisa kau lakukan selain makan?"
"Selain makan, aku bisa mencintaimu, mencintaumu, dan mencintaimu!"
"Bodoh"

Disisi lain, Mai Ding yang baru saja mengumpulkan kembali semangatnya dengan cepat merasa tertekan lagi. Ini adalah pertama kalinya dia menaiki jet ski, dan itu terlihat berbahaya, terlebih lagi yang mengendarai jet ski ini terlihat jauh lebih berbahaya, dan itu An Ziyan. Mai Ding memeluknya dengan erat dari belakang, "Pelan pelan"

Saat Mai Ding selesai berkata, An Ziyan mempercepat mesin jet skinya kearah laut, Mai Ding menggigit bibir bawahnya berkata pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan berteriak seperti perempuan, dia tidak bisa berteriak seperti perempuan. Tiba tiba jet skinya berputar, Mai Ding hampir saja terjatuh dan pegangan tangannya pada pinggang An Ziyan mengendur. Dan lagi lagi jet skinya berputar, Mai Ding dengan indahnya terbang dan sukses terjatuh ke dalam air. Dia memunculkan kepalanya ke permukaan, mengusap wajahnya dan mulai marah, "Aku bilang pelan pelan kan, kau melakukannya dengan sengaja 'kan?!" An Ziyan mengendarai jet skinya mengelilingi Mai Ding, dan Mai Ding pun juga harus berputar putar untuk memarahinya.

Tepat saat itu, An Ziyan melompat ke dalam air dan menghilang. Mai Ding mencarinya kesekeliling, tapi tiba tiba kakinya ditarik kebawah, suara teriakannya pun tertutup oleh air. An Ziyan, dibawah air memeluk dan menciumnya, Mai Ding berpegangan pada An Ziyan dengan sangat erat, dia merasa seolah dunia menjadi jungkir balik.

Su Xiaomi seperti sedang melihat adegan film, sambil memakan kentang gorengnya dan melihat kearaj mereka berdua yang sedang berada di dalam air, "Yan~ menurutmu apa yang sedang mereka lakukan di dalam air?"

"Kau sungguh tidak tahu?" Reaksi Su Xiomi pada hal macam ini sangatlah cepat

"Bisa kita mencobanya?" Su Xiaomi mengerucutkan bibirnya dan mendekat kearah Yan Yan, sementara Yan Yan menggunakan telapak tangannya malah menutup mulut Su Xiaomi, "Jauhkan mulut baumu itu dariku, aku tidak ingin mulutku penuh dengan aroma kentang goreng"

Kita harus bahagia, ini adalah harapan kita dan kepercayaan kita akan masa depan.

Meskipun Mai Ding merasa tak ada hal dalam diri Su Xiaomi yang harus dia miliki, tapi ada sesuatu dalam diri Su Xiaomi yang tidak bisa dia tandingi. Itu adalah kepercayaan diri Su Xiaomi yang justru menjadi kelemahan Mai Ding. Saat mereka merasa lelah, Mai Ding dan Su Xiaomi duduk dibawah payung, Mai Ding akhirnya tidak tahan untuk tidak bertanya, "Su Xiaomi, kenapa kau bisa percaya diri sekali seperti itu?"

Mata Su Xiaomi mendadak berbinar, menepuk nepuk pundak Mai Ding, "Karena kau sudah bertanya hal itu, aku, guru Su, akan memberikan 'segalanya yang telah aku pelajari sepanjang hidupku' kepadamu" Su Xiaomi yang menyadari kepercayaan dirinya, merasa menang.

"Kau akan benar benar membantuku? Kau orang baik" sepertinya Mai Ding belum juga menyadari jika dia tidak sebaiknya percaya pada orang dengan gampangnya, terutama orang seperti Su Xiaomi.

Su Xiaomi itu seperti kuda, yang ia tahu hanya makan kemudian tidur. Tidak masalah seberapa sering kau melakukan taruhan dalam sebuah balapan, dia tidak akan menang. Tapi Mai Ding masih ingin melakukan taruhan untuknya.

"Tunggu kita setelah kita makan siang, kita akan ketempatmu, aku akan mengajarimu dengan baik" Su Xiaomi merasa tergesa gesa

An Ziyan dan Yan Yan hanya mendesah ringan.

Makan siang mereka berakhir dengan sangat cepat, Su Xiaomi segera menuju ke kamar Mai Ding. An Ziyan menyalakan TV sementara Yan Yan bersandar pada pintu kaca, menghisap rokoknya. Mai Ding mengambil sebuah buku untuk menulis tips percaya diri Su Xiaomi, dengan menakjubkannya Su Xiaomi berkata, "Percaya diri adalah sebuah seni, atau kau bisa bilang aku ini adalah karya seni. Apa kau mengerti?" Su Xiaomi bertanya pada Mai Ding

"Aku mengerti, tapi aku tidak ingin mendengarkan itu" jawab Mai Ding, kata kata itu sungguh tidak berguna

"Hey, bisa kalian berdua lanjutkan diskusinya diluar?" An Ziyan menunjuk arah luar, itu adalah kolam renang dan itu masih bagian dari kamar ini, tapi ini tengah hari, matahari bersinar hampir lurus dengan tanah.

"Kenapa, kenapa, kenapa? Pemilik sepertimu sangatlah kejam" Su Xiaomi menjadi sangat berisik

Yan Yan berhenti merokok dan membuka pintu kaca, yang mana itu artinya menyuruh mereka berdua untuk segera keluar.

Mai Ding memutar bola matanya, menatap tajam kearah An Ziyan dan Yan Yan, "Sialan kalian berdua memperlakukan kami dengan buruk!"

Tapi Mai Ding dan Su Xiaomi masih patuh dan keluar ruangan, Su Xiaomi pun melanjutkan, "Tidak apa, biarpun ada rintangan, itu tidak akan melunturkan antusiasme kita dalam belajar. Semangat kita haruslah seperti jika ada kemauan, disitu ada jalan"

Mai Ding tidak tahan lagi dengan omongan Su Xiaomi yang tidak ada hentinya, "Berhentilah berbicara omong kosong, dan langsung pada intinya!"

Su Xiaomi menggoyangkan jari telunjuknya, "Kau tidak boleh seperti itu, kau harus menghargai gurumu. Pertama kau harus menyadarkan dirimu, kau harus berkata pada dirimu sendiri bahwa kau : aku adalah pria paling tampan di dunia ini, setiap bagian dari tubuhku, setiap sel dalam diriku itu sempurna, meskipun itu bukanlah sebuah kebenaran, kau harus meyakinkan dirimu dan buatlah percaya bahwa itu adalah kenyataan. Aku tampan karena aku percaya diri, cepat dan teriakkan itu bersamaku"

Mai Ding merasa enggan, sepertinya dia masih belum gila.

"Jika kau tidak bisa melakukan langkah pertama, kau akan benar benar merasa selalu tidak percaya diri sepanjang hidupmu karena kau tidak berani meneriakkan itu. Aku percaya diri dan itu adalah kekuatanku, aku harus menunjukkan itu"

Mai Ding terombang ambing.

"Teriakkan itu bersamaku, aku adalah pria yang tampan!"
"Aku adalah pria yang tampan!" Mai Ding sudah menjadi gila
"Aku adalah pria kuat!"
"Aku adalah pria kuat!"

Volume TV di dalam ruangan dinaikkan secara penuh, ingin menghentikan dua orang gila diluar sana yang sedang membuat keributan.

"Semua gadis menyukaiku!"
"Semua gadis menyukaiku!"
"Setiap pria mengeluarkan air liur karena kecantikanku!"
"Setiap pria mengeluarkan air liur karena kecantikanku!"
"Tidak buruk, kau bisa merasakan api membakar dalam dirimu? Kau bisa merasakan kepercayaan diri menyebar di dalam 'kan? Selanjutnya, semua bagian tubuhku berotot!"
"Semua bagian tubuhku berotot!"

Mereka terus saja berteriak seperti itu hampir setengah jam, Yan Yan akhirnya bertanya pada An Ziyan, "Kau atau aku yang pergi?"

Akhirnya An Ziyan berdiri, membuka pintu kaca dan melihat kedua orang itu yang benar benar sedang bersemangat, "Berapa lama lagi kalian akan terus membohongi diri kalian seperti itu?"

Dan hanya dengan satu kalimat, api yang tengah berkobar dalam diri mereka berdua mendadak padam.


I Will Still Love You Even If You are a Man (Bahasa ver.)Where stories live. Discover now