Chap. 64 -8 Menit- (bagian 1)

2K 162 12
                                    

Penerjemah : holyverde

___________

"Ayo pergi, kita pergi dan bermain! Aku tidak masalah kok kalau ada obat nyamuk yang mengikutiku dan An Ziyan seharian."

Setelah sembuh dari sakit, Maiding langsung memakan sisa semangka yang ada di kulkas An Ziyan.
Bai Xiaosi dengan bosan membaca dan membuka-buka halaman majalahnya. Dia lalu berkata, "Meneleponku pagi-pagi untuk datang ke sini, cuma karena hal ini? Kalau saja aku tahu, lebih baik aku tetap tinggal di rumah dan tidur pulas."

"Aku ingin berterima kasih padamu soal yang waktu itu. Kau kan sudah membantuku, jadi kali ini aku ingin membalasnya. Makanya, apa kau mau ke taman hiburan? Atau pergi berenang?"

"Aku tidak mau pergi." Jawab Bai Xiaosi ketus.

"Jangan cepat-cepat menjawab begitu, bisa tidak sih kau menghormatiku sedikit di depan An Ziyan?"

"Bibiku sebentar lagi datang." *)

"Loh, memangnya kapan bibimu datang? Oh, sekarang kau jadi anak baik ya? Sampai ingin menyambut bibimu segala." Maiding sampai harus melempar biji semangka ke arah Bai Xiaosi. Ia lalu mengambil satu potong semangka lagi untuk memakannya.

Bai Xiaosi dan An Ziyan hanya melihat Mai Ding seolah Mai Ding adalah orang paling bodoh di muka bumi. Mereka lalu berkata secara bersamaan, "Dasar bodoh."

"Kenapa bodoh? Kenapa kalian malah menyalahkanku? Bagaimana tampang bibimu? Apa cantik sepertimu?" tanya Mai Ding kebingungan. Bukannya mereka sedang membicarakan bibi dari Bai Xiaosi? Kenapa tiba-tiba dirinya dikatai bodoh oleh mereka berdua?

"Aku tidak tahu bagaimana tampangnya, aku cuma tahu kalau warnanya sama dengan benda yang sedang kau makan itu." Jawab Bai Xiaosi.

"Kau bicara apa sih?" Mai Ding semakin bingung. Ia lalu melihat potongan semangka yang berada di tangannya. Bibi Bai Xiaosi berpakaian seperti semangka? Hal ini membuat Mai Ding semakin tertarik, "Lalu, bibimu kerja apa?"

"Aku tidak tahu pekerjaannya, yang aku tahu... dia ini selalu siap mengucur dari ketinggian tiga ribu kaki."

"Bisa tidak sekali saja kau jawab pertanyaanku dengan serius?" Mai Ding mulai jengah.

"Aku sudah menjawabnya dengan serius."

Mai Ding merasa benar-benar tidak bisa memahami Bai Xiaosi. Pada akhirnya, dia berbalik ke arah An Ziyan dan bertanya. "An Ziyan, apa kau tahu bibi dari Bai Xiaosi?"

"Jangan bertanya padaku soal hal yang menjijikkan begitu." Ujar An Ziyan dingin.

"Kalian berdua menyalahkanku begini. Hati-hati ya, atau aku tak akan peduli pada kalian lagi. Itu kan hanya bibi Bai Xiaosi? Tidak perlu menyembunyikan begini. Kenapa aku tidak boleh tahu? Kalian ini pelit sekali! Atau jangan-jangan dia ini mata-mata? Hei, dimana bibimu tinggal? Bisakah kau memberitahukannya padaku?"
Bai Xiaosi kemudian mengeluarkan sebuah pembalut dan memperlihatkannya di hadapan An Ziyan. "Tinggal di sini."

Mai Ding menatap pembalut yang ada di depan matanya dan saat itulah dia paham. Seketika, semangka yang sedetik lalu ada di mulutnya langsung menyembur keluar. Mai Ding buru-buru melempar semangkanya di tempat sampah lalu berteriak. "Kau ini menjijikkan! Sungguh menjijikkan! Aku sampai ingin muntah! Kenapa tidak bilang saja sih? Sampai diberi nama panggilan segala, bibi apa? Bibi monyet! Apa kau tidak malu dengan bibimu yang asli?" Mai Ding menceracau dengan kesal.

Bai Xiaosi hanya bisa mengedikkan bahunya, bersikap seolah itu bukan apa-apa. "Mai Ding, semua orang juga tahu kalau 'bibi' itu nama panggilan untuk 'si merah kecil', kau saja yang terlalu bodoh sampai tidak tahu."

I Will Still Love You Even If You are a Man (Bahasa ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang