12

105 4 0
                                    

Suasana riuh seperti biasa menjadi ciri khas kelas 12 IPS 2. Mereka tidak membahas sama sekali masalah acara Carline sabtu lalu, karena tidak ada juga yang mengetahui kecuali Carline, Gerald, dan Orlando.

"Hai Van.." sapa Clavenia dengan senyum mengambang di wajahnya. Anak itu benar-benar polos. Padahal dia hampir saja kenapa-napa karena ulah mantan dan sahabatnya sendiri.

"Hai" sapa Orlando singkat masih mengingat jelas kejadian saat itu. Ia sesekali melirik ke arah Carline yang sangat kusut hari ini.

Gue pengen bales dendam, tapi gimana caranya ya? Gue masih gak terima Carline sama sekali gak ngerasa bersalah karena ulahnya kemarin.

"Carline Ananda.." teriak Orlando mengalahkan suara tukang sayur di depan rumah Clavenia yang biasa lewat. Semua suara berhenti kemudian melihat aksi Orlando barusan. "Minta maaf sama Clavenia" lanjutnya.

Carline terlihat kaget dengan perlakuan Orlando depan kelas. Ia sangat mengetahui bahwa Orlando berniat untuk mempermalukannya di depan kelas, karena kali ini adalah aib Carline yaitu ingin Clavenia celaka di star night.

Tak ada suara yang membalas Orlando selain hanya tatapan-tatapan penasaran yang dilemparkan anak-anak termasuk geng monster.

"Minta maaf gak??" Rahang Orlando mengeras serta tangannya yang memukul meja Carline. Carline hanya menangis sambil menundukkan kepalanya.

"Van... emang dia ngap.....?"

"Gue minta maaf Clav." Suara itu akhirnya terdengar. sedangkan Clavenia masih bertanya-tanya ada apa semuanya yang terjadi.

Clavenia menghampiri Orlando, tak menyangka bahwa Orlando menginginkan Carline meminta maaf karena telah menjauhinya selama ini.

"Lo kenapa sih? Gue gak pernah minta lo bantuin hubungan gue sama Carline membaik. Jadi gak usah sok pahlawan. Gue gak suka lo giniin Carline depan kelas!" geram Clavenia menghadapkan wajahnya ke wajah Orlando kemudian mendorong pundak laki-laki itu menjauh.

***
Selama di sekolah, seakan-akan hubungan antara Orlando dan Clavenia lah sekarang yang merenggang. Clavenia tak menyangka bahwa Orlando terlalu ikut campur dalam masalah pertemanannya.

Saat hendak menuju ke kantin, tak sengaja ia bertemu dengan sepasang mata mantan kekasihnya di koridor. Laki-laki itu menatapnya tajam, dan terdapat maksud tersirat dari pandangan tersebut. Banyak luka kelihatannya diwajahnya sehingga terlihat banyak perban di wajahnya. Dia kok makin hari makin brutal ya?

"Kok semua orang jadi aneh sih?" gumam Clavenia dalam hati tanpa memikir panjang, ia langsung saja bergegas ke kantin.

Hal ini yang paling membosankan di kantin yaitu sangat ramai sehingga mereka harus mengantri dan berdesak-desakan satu sama lain. Mengingat sekolah ini memang sangat kecil dengan jumlah murid yang melebihi kapasitas.

Clavenia hanya melihat sekilas disana duduk geng monster namun tanpa sosok yang dirindukannya saat itu.

"Clav!" panggil James menghentikan langkah Clavenia yang berencana menuju penjual bakso. Perempuan itu menoleh sebentar dan mengangkat alisnya. Kepala James hanya mengangguk berisyarat agar duduk bersama mereka.

Setelah menyetujui ajakan tersebut, Clavenia duduk bersama geng monster di pojok kantin. Tak menyangka ia akan dihujani pertanyaan-pertanyaan seputar Orlando.

"Clav, ada apa sih sebenernya lu sama Orlando? Terus sekarang kenapa ada Carline segala? Gue nanya Orlando dan dia gak pernah mau jawab ini. Dan yang tadi di kelas aja dia gak pernah cerita. Sebenarnya kenapa?" tanya Gilang penasaran.

Perempuan itu masih diam. Sebenarnya, ia sendiri tak tahu ada apa dengan mereka bertiga. Bahkan berempat ditambah Gerald.

"Lo pada nanya ini karena kepo doang?" tanya Clavenia balik memandang satu-satu dari mereka. Baru kali ini mereka terlihat sangat serius membahas persoalan di kelas. Biasanya, jika terjadi pertengkaran di kelas mereka bahkan teriak-teriak untuk mengompori.

"Yah gimana kepo iya. Cuma kalo bisa ada yang kita bantuin gak papa. Orlando juga temen kita." jawab Reno menatap Clavenia dalam membuatnya berpikir bahwa ternyata geng monster bukan hanya sebagai beban di kelas, melainkan mereka memang sangat solid satu sama lain.

Clavenia mengambil nafas dalam.

"Sejujurnya ya, gue gak tau apa-apa. Gue bahkan bingung. Kenapa Gerald tiba-tiba mutusin gue? Kenapa Carline tiba-tiba ngejauh dari gue? Kenapa Revan tiba-tiba ngelabrak Carline tadi? Gue gak tau semuanya.." ujar perempuan tersebut menunduk, menyembunyikan matanya yang sudah berkaca-kaca. Mengapa persoalan sekolah harus menjadi serumit ini?

"Hmm gue sih yakin mereka ada hubungannya sih. Lo suka ama Orlando?" pertanyaan ini membuat Clavenia terdiam seribu bahasa kembali. Ia tak pernah menyangka akan diadili oleh grup monster.

"Karena gue tau pengorbanan Orlando buat lo besar banget. Dan gue yakin semua yang dia lakuin itu, pasti ada hubungannya sama lo." Baru kali ini Reno terlihat sangat serius padahal ia biasanya paling menjengkelkan di antara anak-anak monster yang lain.

"Maksud lo apa, No?" Sungguh, Clavenia tak mengerti apa yang mereka ucapkan daritadi.

"Lah lo gak tau? Ya sebenarnya kita juga dilarang kasih tau ke lo. Gak dilarang juga sih, cuma ya kita gak mau ngomong kalau Orlando gak ngomong.." ujar Gilang membuat perempuan itu harus berpikir keras. Di sebelah Gilang, Patrick menyikut lengan Gilang diiringi oleh tatapan Reno dan James bersamaan.

"Kenapa geng? Lu mau bikin temen kita berjuang sendirian?" Ala provokator, Gilang berhasil memenangkan pendapatnya diatas teman-temannya.

"Gini ya Clav. Tau gak kenapa Orlando berantem sama Gerald? Itu karena dia dilabrak dan disuruh jauhin lo. Dan dia nolak, makanya digebukin rame-rame. Ya lo bisa bayangin aja, gimana rasanya digebuk rame-rame sampai opname karena alesannya apa? Karena disuruh jauhin lo tapi dia gak mau. Gue sih jadi cowok ya, walaupun gue suka ama cewek tapi harus berantem sama orang lain sampai opname, gue ogah. Dan lo bisa simpulin sendiri maksud gue apa.." jelas Gilang panjang lebar. Dia kalau bicara memang selalu berputar-putar dan menimbulkan teka teki sehingga membuat orang lain harus sedikit cerdas untuk menangkap maksud dia.

"Maksudnya, dia suka sama gue?"

"Duh Clav, lo polos apa bego? Gue udah bilang kan tadi, gue sebagai cowok aja ogah berantem sama orang lain sampai opname demi cewek yang gue suka. Tapi ini dia rela banget kan? Sampai mesti opname 5 hari. Menurut lo apa?itu bukan cuma sebatas suka Clav!" Terdapat penekanan dalam pertanyaan tersebut.

Clavenia hanya terdiam bersama 4 orang lain anggota geng monster.

"Lo beruntung Clav. Ada orang yang rela banget jadi tameng lo. Dia bener-bener pahlawan lo." kata Patrick. Kata-kata ini sama dengan yang sering diucapkan Orlando. Karena gue pahlawan lo.

Tak ada yang bicara lagi sehabis ini. Terutama Clavenia, ia sendiri tenggelam dengan pikirannya. Apa maksud ini semua? Orlando menyukainya? Oke, kata Gilang, bukan hanya suka. Ini mungkin lebih dari suka. Mengapa? Mereka hanya kenal beberapa bulan, lebih tepatnya 3 bulan tetapi dekatnya baru beberapa waktu akhir ini setelah ia putus dengan Gerald dan tidak berteman lagi dengan Carline. Itu bukan waktu yang cukup lama untuk menyukai seseorang.

Orlando's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang