11

132 3 1
                                    

Sambil memutar musik lumayan kencang, ia sangat menikmati untuk mandi dan mempersiapkan dirinya ke pesta ulang tahun Carline. Walaupun ia sendiri belum meminta ijin kepada Clement.

"Eh berisik tau gak musik lo." Carmel langsung membuka pintu kamar Clavenia tanpa ketuk terlebih dahulu. "Mau kemana lu maskeran hari ini?"

"Ultah Carline. Udah lo keluar deh.." usir Clavenia masih menyandung pelan musik yang diputarnya.

"Dimana emang?" tanya Carmel penasaran.

"Star night. Jangan kasitau Clement ye" bisik Clavenia menaruh jari telunjuk di depan bibirnya.

"Bayaran mana?" Carmel membuka tangannya. Clavenia mendengus kesal melihat kelakuan adiknya yang tak pernah menolongnya dengan ikhlas.

Dengan muka cemberut, Clavenia merogoh dompet ungu mudanya dan menyodorkan 20 ribu kepada sang adik.

"Udah sekarang lo keluar deh.." dorongan Clavenia membuat Carmel terdorong keluar kamar dengan muka sedikit cemberut.

***
Beberapa jam kemudian, seseorang telah mengetuk pintu rumah. Clement yang membuka pintu tersebut dan melihat pria itu telah menggunakan setelan sangat rapi.

"Orlando? Mau kemana, Lan?" tanya Clement melihat pria tersebut dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Mau pergi sama Clav kak. Dia ada kan?" Dari sela-sela pintu rumah yang terbuka, ia berusaha mencari sosok yang ingin dijemputnya tersebut.

"Loh? Dia gak bilang loh mau keluar malam ini?" ujar Clement bingung. Oh, jadi dia tidak kasih tau ke abangnya, pikir Orlando.

"Oh iya kak. Mungkin dia lupa. Temen kelas kita ada ultah" kata Orlando menunjukkan senyum simpulnya.

Clement hanya menganggukkan kepalanya dan membiarkan laki-laki itu masuk ke dalam rumah. Ia mengijinkan Clavenia untuk pergi karena yang datang menjemputnya adalah Orlando— sosok yang saat itu ada pas ia dan Clavenia bertengkar dan sudah sangat sering menjemput dan mengantar pulang adik perempuannya itu.

Terdengar langkah pelan dari lantai 2 untuk ke lantai 1. Tap, tap, tap bunyi langkah tersebut. Perempuan yang sedang ditunggu dari itu mulai menuruni tangga dan sontak membuat seluruh orang dibawah tercengong karena melihatnya samgat berubah dari biasanya.

Cantik banget.

Bahkan Carmel pun sampai cengo melihat kakaknya itu sendiri. 

"Buset lama banget. Tumben jadi cantik" sindir Clement padahal ia memang harus mengakui adiknya itu berubah menjadi sangat cantik malam ini.

Pakaian Clavenia tidak terlalu mewah. Ia hanya menggunakan sabrina short dress berwarna pink pastel yang membalut kulit putihnya sehingga membuat ia begitu bercahaya di malam hari. Rambutnya juga hanya sedikit dikepang bagian atas, sedangkan dibawahnya dibiarkan gelombang terurai. High heelsnya juga menghiasi tubuhnya sehingga terlihat lebih tinggi dari biasanya. Makeup nya juga terlihat ringan namun terlihat sangat elegan. Dia emang perfect.

"Woi yuk cabut" panggil Clavenia menyadarkan lamunan Orlando. Laki-laki itu bahkan hanya diam menatap wajah Clavenia.

Dalam mobil juga Clavenia tak berhenti untuk menatap sosok yang mengemudi itu. Ya, ia tak memakai kacamata lagi. Mengapa ia menjadi sangat mengagumkan ya jika tak memakai kacamata?

***
Setelah sampai ke tempat perayaan, disana sudah banyak orang yaitu teman-teman kelas mereka dan ada orang lain yaitu Gerald.

Harus diakui Gerald sangat rapi dan ganteng. Walaupun biasanya memang sudah ganteng, tetapi kali ini ia terlihat sangat wow di mata Clavenia. Tetapi Clavenia dengan cepat menghilangkan pikiran tersebut.

Orlando's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang