22 - Give us a break

6.8K 646 63
                                    

I didn't need you to fix me
I needed you to love me
While i fix myself

***

"Ada yang mau aku omongin. Boleh aku masuk?" tanya Bintang sambil melirik ke dalam apartemenku. Aku terdiam sesaat memandang ke arah Bintang yang terlihat gusar, lelah dan juga merasa bersalah? Entahlah.

Aku menggeser tubuhku agar Bintang bisa langsung masuk. Bintang pun segera memasuki apartemen. Ia segera duduk di sofa dekat ranjang.

"Sini Nau," ucap Bintang sambil menepuk-nepuk tangannya di sebelahnya. Dan aku memutuskan menuruti dan menghampirinya. Ia duduk di sisi lain sofa tersebut, memberi jarak antara kami.

Kalau boleh jujur, aku sedikit marah dengan Bintang yang tidak memberi kabar jika memang ia tidak bisa menjemput. Entah hal apa yang begitu penting baginya sampai-sampai untuk menghubungiku pun ia tidak sempat. Namun melihat Bintang di depan apartemenku tadi membuat amarahku menguap begitu saja. Toh ini hanya masalah kecil yang tidak perlu dibesar-besarkan.

Dan tanpa diduga, Bintang merebahkan kepalanya di pangkuanku. Tentu saja aku  terkesiap dengan tingkah Bintang, namun kemudian hanya membiarkan Bintang melakukannya. Sepertinya Bintang memang lelah hari ini. Dan entah mengapa aku ingin menjadi sandaran Bintang dan mengurangi sedikit rasa lelahnya.

"Maaf," ucap Bintang sambil menatap lekat padaku, "maaf aku lupa ngabarin kamu. Ponselku pun lowbat. Maaf bikin kamu nunggu sia-sia malam ini," lanjut Bintang yang terlihat merasa bersalah karena melupakan janjinya. Aku reflek tersenyum mendengar ucapan maaf Bintang.

Jauh di lubuk hatiku, aku memang mengharapkan Bintang akan datang dan meminta maaf atas perlakuannya hari ini. Meski sepele, namun entah mengapa aku sangat ingin mendengar kata maaf darinya. Namun aku tidak menyangka ia akan datang kemari malam ini. Dan yang ia lakukan malam ini sungguh menggelitik sekaligus menghangatkan relung hatiku.

"Jujur, aku memang marah karena kamu seolah lupa sama aku. Tapi begitu melihat wajah kamu yang terlihat begitu lelah, rasa marah itu menguap begitu saja. Aku yakin kamu punya alasan kuat sampai lupa mengabariku." Aku mengelus lembut puncak kepala Bintang. Terlihat Bintang yang memejamkan mata menikmatinya.

"So we're good, right?" tanya Bintang dengan alis yang dinaik turunkan. Aku pun sontak terkekeh melihatnya. Kami saling tertawa sejenak menikmati kebersamaan kami.

Senyum Bintang terkembang dibalik wajah lelahnya. Namun tak berlangsung lama, karena kini netra cokelat itu kembali menerawang. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

"Bi ...," Aku mengusap lembut wajah Bintang, "kamu kenapa?" Aku menyadari tatapan Bintang yang terlihat begitu berbeda. Tatapan yang aku sendiri tidak dapat mengartikan. Bintang terlihat menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan. Ia beranjak dari tidurannya, duduk dan menghadapkan tubuhnya tepat di hadapanku.

"Ada beberapa hal yang ingin aku jelaskan ke kamu. Aku mohon kamu dengarkan dulu semua ceritaku sampai dengan selesai. Dan aku harap kamu nggak akan berubah membenciku setelah mendengar ceritaku," ucap Bintang sambil menggenggam erat kedua tanganku. Aku reflek mengerutkan kening mendengar ucapan Bintang. Entah mengapa, aku merasa takut untuk mendengar penjelasan Bintang, entah apapun itu.

"Keputusanku sebulan lalu untuk menjalin hubungan denganmu adalah sebuah keputusan yang aku ambil dengan pertimbangan yang cukup pelik. Dan sampai detik ini, aku tetap yakin dengan keputusanku tersebut. Jadi aku harap, kamu bisa menerima ini dan tetap akan melanjutkan hubungan kita." Kembali Bintang berkata memulai penjelasan. Dahiku makin berkerut mendengar ucapannya.

"Ini tentang apa sih Bi?"

"Kamu ingat sebelum bertemu kamu, aku juga seorang yang patah hati karena cinta yang tidak berbalas?" Aku mengangguk mendengar pertanyaan Bintang. "Dia ... kembali, Nau." Kalimat Bintang begitu singkat namun dengan sangat mudah membuat tubuhku menegang dan jantungku bertalu begitu hebatnya. Ada rasa takut juga ada rasa sakit mendengar kenyataan tersebut.

Love You, Latte! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang