24 (REVISI)

34.3K 1.5K 1
                                    

Be istirahat telah berbunyi. Kini Rissa beserta Imel dan Karin sedang berada dikantin. Mereka menikmati makanan yang telah mereka pesan.

Lain halnya dengan Rissa. Ia malah melamun dan mengaduk ngaduk mie nya. Ia belum memakan makanannya yang ia pesan.

Karin dan Imel pun saling pandang. Melihat sahabatnya seperti ini mereka merasa kasian. Karin menyentuh tangan Rissa.

"makan dulu Sa. Kalo lo gak makan nanti lo sakit". Ucap Karin lembut.

Tetapi Rissa tak menjawab. Ia masih nyaman dengan posisinya.
Kemudian, Imel menepuk pundak Rissa. Rissa pun menoleh

"udahlah Sa, jangan terlalu dipikirin-". Ucapan Imel terpotong karena sudah disela oleh Rissa. "gak dipikirin gimana maksut lo?". Ujar Rissa.

Imel menghela nafas panjang. "maksud gue, kalo lo masih kepikiran. Lo bakal gak nafsu makan. Liat badan lo. Lo kurusan sekarang Sa". Ucap Imel. "seharusnya lo jaga kesehatan Sa, demi Kak Lukas". Sambungnya.
Omongan Imel ada benarnya.

"bener Sa, sekarang habisin makanan lo". Ucap Karin lembut. "lo harus yakin Kak Lukas pasti bangun buat lo". Lanjutnya

"iya, iya bawel. Gue makan nih?". Ucap Rissa dengan ekspresi muka sebal.

"NAH GITU DONG!". teriak Imel dan Karin bersamaan. Lalu mereka tersenyum lebar melihat Rissa memakan makanannya.

****

Ditempat lain. Lukas terbaring lemah. Kini diruangan Tempat Lukas dirawat hanya ada Maminya. Beliau sengaja sendirian, karena suaminya sedang ada meeting penting di kantornya.

Kini beliau menaruh sarapan dimeja dekat ranjang Lukas. Beliau tak sengaja melihat jemari Lukas bergerak.

Kini Lukas menggerakkan jemarinya perlahan. Kemudian, ia membuka matanya sedikit. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Menyesuaikan cahaya yang berada diruangan tersebut. Setelah matanya terbuka lebar. Ia memanggil Maminya.

"Mom". Ucap lirih.

Maminya pun langsung menggenggam tangan Lukas.
"kamu udah bangun sayang. Mom kangen sama kamu". Ucap maminya. Kemudian Maminya berpamitan pada Lukas untuk memanggil dokter. Saat dokter memeriksa Lukas. Ternyata Lukas sudah membaik. Ia berhasil melewati masa kritisnya. Tetapi Lukas harus di rawat dirumah sakit dulu.

Satu jam berlalu, kini ia sudah bisa mengobrol banyak dengan Maminya. Bercanda bercerita banyak tentaang berbagai hal. Saat Lukas koma. Maminya juga bercerita bahwa Rissa sangat mengkhawatirkan Lukas. Ia sampek rela gak mandi demi jagain Lukas. Lukas pun tertawa berbahak-bahak mendengar cerita Maminya. Mereka larut dalam kesenangan.

Detik berganti menit. Menit berganti jam. Sekarang waktu menunjukkan pukul 1.15 . Setelah makan siang. Lukas diutus maminya untuk beristirahat. Kemudian maminya berpamitan pulang kerumah untuk mengambil baju ganti Lukas.

Kini Lukas sendirian didalam ruangan. Lukas bosan. Ia memejamkan matanya tetapi ia tidak benar-benar tertidur.

Ia mendengar derap langkah kaki yang memasukki ruangannya. Orang itu berjalan menuju ranjang Lukas. Rissa. Iya itu adalah Rissa.

Rissa menggenggam tangan Lukas. Saat itu Lukas tahu, siapa pemilik tangan lembut nan mungil itu. Ia adalah gadisnya. Tetapi ia enggan membuka matanya. Ia hanya pura-pura tidur.

"Kak, kakak kapan bangun?". Ucap nya lirih menahan air matanya agar tidak jatuh membasahi pipi."aku kangen sama kakak". Lanjutnya.

Lukas terenyuh mendengar perkataan Rissa. Ia sangat merindukan gadisnya ini. Tetapi ia masih enggan membuka matanya. Ingin tahu apa tindakkan Rissa selajutnya.

"aku janji deh kalo kakak bangun, aku bakal turutin permintaan Kakak. Asal kakak bangun untuk Rissa". Ujar nya dengan tersenyum simpul. Sekuat tenaga ia menahan air mata itu. Tetapi air mata itu jatuh membasahi pipinya.

Kemudian, muncullah ide jahil dari Lukas. Saat Rissa berjanji akan menurutinya.

Kemudian, pintu ruangan terbuka. Menampilkan orang paruh baya. Mami Lukas.

"eh ada Rissa. Dari tadi ya ?". Ucap Maminya. Seraya menaruh baju-baju Lukas diatas sofa.

"enggak kok tante". Jawab Rissa.
"tante Rissa izin ke toilet bentar ya".lanjutnya.

Setelah itu, Rissa menuju toilet. Lima menit berlalu. Saat ia membuka pintu toilet ia terpaku. Tak percaya apa yang ia lihat. Ia mengucek ngucek matanya.

"Kak Lukas udah sadar?" pekik Rissa saat Lukas bercanda dengan maminya.

Dengan cepat Rissa berlari menuju ranjang Lukas. Dan menghambur ke pelukan Lukas. Ia memeluknya erat. Menyembunyikan wajahnya didada bidang Lukas."kak, kakak aku kangen sama kakak". Ucap Rissa. Kini air matanya keluar begitu saja. Tangisan bahagia. Kini Lukas nya sudah bangun.

Lukas menyeringai. Ia mengedipkan matanya pada maminya dan berkata. "Mom ini siapa?" ujarnya polos.

DUARRR!!!
Bagai disambar petir kini hati Rissa. Lukas tak mengenalinya. Kini ia menjauhkan tubuhnya dari tubuj Lukas. Melepaskan pelukannya dan menatap lekat-lekat Lukas. Air matanya mengalir. Kini air mata kesedihan.

Ksk Lukas hilang ingatan? Batinnya.

"kakak gak kenal aku?" ucapnya parau.

"kamu siapa?"

Rissa menoleh dan berbalik kearah Maminya Lukas. " tante Kak Lukas-". Ucapannya terhenti saat ada tangan yang melingkari perutnya. Mencium puncak kepalanya.

Mami Rissa hanya tersenyum simpul. Seakan mengerti. Maminya meinggalkan Lukas dan Rissa berdua didalam ruangan.

Rissa berbalik menghadap Lukas tanpa melepas pelukan Lukas. "kakak ngerjain aku ya?" ujarnya sebal. Karena dikerjain oleh Lukas. Ia pun mencebikkan bibirnya. Lukas pun gemas. Ia pun langsung menyambar bibir merah ranum milik Rissa.
Melumatnya pelan, seakan menyalurkan rasa rindunya pada gadisnya.

Rissa melotot. Tak percaya dengan kelakuan Lukas saat ini. Namun, ia membalas ciuman Lukas. Semenit berlalu, kini mereka melepaskan ciuman panas itu.

"maaf ya" ucap Lukas tersenyum lebar pada Rissa. Rissa memukul bahu Lukas. Ia memeluk Lukas erat. Kemudian Rissa bercerita tentang gosip disekolah saat Lukas melawan komanya. Mereka hanyut dalam obrolan dan canda tawam seakan akan tidak bertemu 100 tahun.

Votenyaaaaa

My Crazy BadBoyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن