21 (REVISI)

35.2K 1.4K 9
                                    

Lukas melajukan kendaraannya demi mengejar mobil Rissa. Kini pikiran Lukas kacau. Pikirannya melayang jauh. Ia menahan emosinya. Ia tak mempedulikan kendaraan sekitar. Ia memacu motor besarnya dengan kecepatan tinggi. Tak peduli klakson-klakson yang berbunyi karena ulahnya. Kini pikirannya hanya satu. Meminta maaf pada Rissa.

Dari kejauhan, ia melihat mobil audy A8 milik Rissa. Ia menambah kecepatan motor besarnya untuk mengerjar mobil Rissa.

Lukas berhasil menyalip mobil Rissa. Ia berhanti tepat di depan mobil Rissa.

Rissa pun yang melihat Lukas berhenti mendadak langsung mengerem dadak mobilnya.

Ia melihat Lukas menghampirinya. Ia menepuk nepuk kaca mobil Rissa. Agar si pemilik mobil tersebut keluar. Tak lama Rissa keluar dari dalam mobilnya.

"LO MAU CARI MATI YA KAK?!". Bentak Rissa pada Lukas. " berhenti seenak jidat lo". Lanjutnya sinis.

Lukas tak menanggapi omongan Rissa. Ia malah menggenggam jemari Rissa dengan jemari kekarnya.

"Sa kakak tolong maafin kakak" ucapnya "kakak minta tolong jangan hindarin kakak Sa". Ujarnya.

"Lo jahat kak! Kakak jahat!!!". Pekik Rissa. Kini emosi Rissa naik ke ubun-ubun. Ia sudah tak memperhatikan bahwa ia masih dipinggir jalan raya.

"kakak tau kakak salah. Kakak minta maaf Sa. Kakak sayang sama kamu". Ujar Lukas memandang mata teduh milik Rissa.

Rissa sudah tak bisa menahan air matanya di pelupuk matanya. Air mata itu mengalir begitu saja melewati pipinya.

Lukas yang tahu Rissa menangis, ia menghapus air mata dipipi Rissa yang lolos begitu saja. Ia kemudian memeluk erat Rissa. Rissa memberontak dalam pelukannya minta dilepaskan. Seraya sesekali sesenggukkan.

"lepasin aku kak!!!" pekik Rissa mendorong tubuh tegap Lukas menjauh. Dan berhasil dan saat itulah ia berlari menuju mobilnya. Ia tak kuat melihat Lukas seperti itu. Lebih baik ia meninggalkannya.

Saat Rissa mulai menjalankan mobilnya. Ia melihat Lukas mengejarnya. Sesekali Ia melihat dari kaca spion mobilnya. Ia membelalakkan matanya saat melihat Lukas jatuh dari kendaraannya. Ia sontak ngerem mendadak. Dan melihat ke belakang apa benar atau hanya salah liat?.

Hati Rissa bagaikan mencelos keluar. Ia kini air matanya kembali lolos melewati pipi chubbynya itu.

Ia keluar berlari menghampiri Lukas yang kini tak sadarkan diri ditengah jalan raya. Banyak orang yang mengerumuninya. Sehingga jalanan menjadi macet.

"KAK LUKAS!!!" pekik Rissa seraya menghampiri Lukas yang sudah bersimbah darah. Kebetulan Lukas tak memakai helmnya. Jadilah kepalanya terbentur oleh aspal.

Rissa memindahkan kepala Lukas ke pahanya. Ia menangis sejadi jadinya. Ia tak mempedulikan walau disitu banyak orang.

"KAK BANGUN KAK!!" teriak Rissa ditengah isakannya.

"Rissa janji kalo kakak bangun. Rissa akan maafin kakak. Tapi kakak harus buka mata dulu dong buat Rissa". Ujarnya lirih seraya menepuk nepuk pipi Lukas.

"PAK PAK TOLONG BANTUIN ANGKATIN KE MOBIL SAYA YA. Dibawa kerumah sakit sekarang juga". Teriak Rissa panik meminta tolong pada orang yang mengerumuninya.

****

Tak butuh waktu lama, dan beruntung jalanan tak macet. Lukas langsung di bawa ke UGD. Rissa tak henti-hentinya menangis melihat Lukas seperti itu.

Saat Lukas dibawa masuk ke UGD Rissa hanya boleh menunggu diluar.

Bodoh! Bodoh Lo bodoh Sa! Coba kalo lo gak egois pasti Lukas gak akan kayak gini. Batinnya frustasi. Lebih tepatnya ia memaki maki dirinya sendiri.

Rissa merutuki kebodohannya. Gara-gara dia Lukas jadi seperti ini. Gara-gara keegoisannya Lukas jadi seperti ini.

Gue gak akan maafin diri aku sendiri kalo kakak gak bangun untuk aku. Kakak harus bangun demi aku. Aku sayang kakak. Batinnya. Ia melihat Lukas yang sedang ditangani oleh dokter didalam sana. Ia melihat dari balik celah kaca pintu ruang UGD.

Rissa sedang duduk sambil berkomat kamit sendiri. Ia mengambil ponsenya didalam saku seragamnya. Ia mencari kontak Maminya. Dan menelepon maminya. Saat sambungan terhubung Rissa bersuara dengan gemetar.

"Mi" panggil Rissa parau

"kamu kenapa sayang? Kok kamu nangis?" ujar maminya dengan nada panik.

"mi Lukas mi". Ucap Rissa. Ia kembali meneteskan air matanya.

"iya, kenapa sama Lukas sayang??!". Maminya kini panik. Kenapa dengan putrinya.

"Lukas kecelakaan Mi, itu semua salah Rissa" Air matanya kembali menetes deras.

"ya allah. Sekarang dimana?"

"rumah sakit Kasih Bunda mi"

"oke, tunggu ya sayang. Mami segera kesana".

Sambungan telepon mati sepihak.
Tak lama maminya datang. Maminya berlari tergopoh gopoh menghampiri Rissa.

Ia melihat putrinya nangis sesenggukkan. Ia memeluk putrinya. Mendekapnya. Mengelus punggung putrinya.

"ini kenapa bisa terjadi?" tanya mami lembut

"ini salah Rissa mi, coba aja kalo Rissa gak egois pasti kak Lukas gak bakal kayak gini. Ini salah Rissa mi". Ucapnya Rissa sesekali nangis sesenggukkan

"sayang, kecelakaan itu musibah. Jangan salahin diri kamu sendiri" ucapnya lembut.

Rissa mempererat pelukannya pada Maminya. Mencari kekuatan dari Maminya. Rissa tak mau terjadi hal buruk pada orang yang masih menyandang sebagai kekasihnya.

"daripada kamu kayak gini, mendingan kita berdoa, doa in yang terbaik untuk Lukas sayang". Ucap Maminya.

Rissa pun mengiyakan maminya. Ia berdoa dalam hati agar Lukas tidak terjadi apa-apa.

Saat itu dokter dari Ruang UGD keluar dengan sang suster.

Rissa langsung bangkit menghampiri dokter itu." dok gimana keadaan pacar saya?".

"keadaannya ia akan mengalami kritis". kata sang dokter seraya berpamitan pergi karena banyak pasien lain menunggu.

DUARRR!!!
Rissa berdiri mematung ditempatnya. hatinya bagaikan disambar petir. Lukasnya kritis. Ia mengeluarkan air matanya lagi. Kak tolong bangun buat aku, perjuangin aku. Aku sayang kamu kak. Rissa membatin.

My Crazy BadBoyWhere stories live. Discover now