17 (REVISI)

37.5K 1.6K 15
                                    

Jam didinding menunjukkan pukul 6.04. Rissa sedang melakukan sarapan bersama keluarganya.

"kamu berangkat sama Kak Dio atau sama Mami?" tanya Mami Rissa seraya memasukkan kedalam mulutnya.

"em aku udah janjian sama Kak Lukas untuk berangkat bareng Mi". Ucap Rissa tersenyum kikuk. Semenjak Lukas menyatakan perasaannya, Rissa jadi sering-sering terdenyum sendiri.

Kemudian, tak lama suara klakson motor didepan rumah Rissa memekakkan telinga.

"Mi itu kayaknya Kak Lukas deh". Ucap Rissa menyudahi sarapannya dan bangkit dari duduknya."aku berangkat dulu ya Mi, Pi, Kak Dio". Ucap Rissa berjalan menuju pintu.

Ia melihat Lukas dan ia langsung naik jok motor belakang Lukas. Mereka pun meleset kejalan raya menuju sekolahan.

Tak butuh lama. Lima belas menit berlalu. Jalanan tidak terlalu macet. Karena, masih pagi. Saat tiba diparkiran. Mereka berjalan menuju kelas masing-masing.

Mereka menyusuri koridor. Langkahnya terhenti saat Tiara menghadang mereka berdua.
Tiara mendorong bahu Rissa.

"EH JALANG!, LO KASIH PELET APA UNTUK LUKAS?!". Teriak Tiara. Ia menekankan kata 'jalang' untuk Rissa.

Rissa tak tinggal diam. Ia melirik Lukas diam dan bergantian mendorong bahu Tiara." APA MAKSUD LO HA?!" bentak Rissa. "Lo pagi-pagi udah ngajak ribut ya!!". Ucap Rissa jengkel.

Rissa dan Tiara menjadi pusat perhatian murid yang ada dikoridor. Semua murid yang kebetulan ada dikoridor tersebut menoleh ke arah Rissa dan Tiara yang adu mulut sepagi ini.

Lukas hanya diam ditempat. Ia percaya kepada Rissa, bahwa Rissa dapat mengatasi Cewek rainbow cake seperti Tiara.

"ELO! TUH GAK PANTES PACARAN SAMA LUKAS!!! CUMA GUE YANG PANTES JADI CEWEK LUKAS!!". teriak tiara seraya mengangkat jari telunjuknya diarahkan ke wajah Rissa.

Rissa tersenyum remeh. "cuih, pede amat lo!" ucap Rissa santai dengan tangan bersedekap didepan dada.

Tiara pun dongkol hatinya. Tangannya gatel untuk mencakar-cakar wajah Rissa. Tanpa babibu, muka Tiara merah padam. Ia sudah naik pitam, detik berikutnya. Ia mengangkat tangannya untuk menjambak rambut Rissa yang tergerai indah.

Dengan cepat Lukas menepis tangan Rissa kasar. Sehingga, Tiara meringis kesakitan, karena Lukas terlalu kuat.

"jangan sentuh cewek gue". Lukas memberi peringatan kepada Tiara. Ia menatap tajam Tiara. Siapa saja yang melihat mata Lukas meluluh dengan mata hazelnya. Kini mata hazel itu tergantikan oleh tatapan membunuh. Aura ditubuh Lukas yang tidak bersahabat membuat Tiara dan murid lainnya bergidik ngeri.

Kemudian, dengan jengkel Tiara melangkah pergi meninggalkan Rissa dan Lukas. Mereka pun berjalan menuju kelas nya kembali.

****

Ditempat lain, Kedua orang tua Lukas dan kedua orang tua Rissa sedang berkumpul dimansion Lukas. Mereka membicarakan tentang perjodohan Lukas dengan Rissa.

"bagaimana? Kita rencanakan kapan tunangan Rissa dan Lukas berlangsung?". Ucap Ayah Lukas.

"bagaimana kalau minggu depan? Biar ada waktu buat persiapan?" ucap Mami Rissa.

"apa tidak kecepetan jeng? Bagaimana kalau dua minggu lagi?". Ucap Mami Lukas.

" benar Ma, kita kan belum memberi tahu Lukas dan Rissa. Mau apa enggak?" ucap Papi Rissa.

"yaudah mami mah terserah aja". Ucap mami Rissa.

Mereka mengobrol panjan lebar. Membicarakan tentang undangan, fitting baju tunangan dan lainnya.

Dua jam berlalu, Kedua orang tua Rissa berpamitan pulang.

****

Bel pulang sekolah berbunyi. Hari ini Rissa mengajak Lukas untuk jalan-jalan dahulu.

Rissa berjalan keparkiran, ia mencari keberadaan Lukas. Saat bertemu, ia langsung menaiki moto Lukas. Tak lupa, ia berpamitan kepada Maminya. Agar Maminya tidak khawatir.

Lima belas menit berlalu, beruntung jalanan tidak terlalu macet. Sehingga, mereka tidak bosan macet dijalan. Mereka memasukki Mall Kota Jakarta. Mall tersebut termasuk punya Dirgantara Group. Setelah memakirkan kendaraan Lukas.

Lukas menggandeng tanga Rissa. Rissa pun membalas genggaman tangan kekar Lukas.

"kak kita beli baju dulu ya, kita kan masih pake seragam".

Lukas mengangguk dan berjalan mencari toko baju. Saat sampai mereka memilih baju. Pilihan Risaa jatuh pada sweeter pink. Dan Lukas hanya memilih jaket jeans untuk menutupi seragamnya.

Saat mereka sudah memakai baju yang mereka beli. Mereka berjalan seraya tertawa gembira.

Saat mereka melewati salah satu kedai es krim, Rissa pun menghentikan langkahnya. Lukas pun mengernyit bingung.

"kenapa berhenti?". Ucap Lukas

Rissa tersenyum kikuk dan menoleh ke kedai es krim yang sangat menggoda itu. Lukas mengikuti arah pandang Rissa. Lukas yang peka pun, mengerti apa maksud Rissa.

"yaudah ayok" ucap Lukas menggandeng tangan Rissa menuju kedai es krim.

Rissa tersenyum lebar dan berjalan lebih dulu dan melepaskan gandengannya dengan Lukas. Lukas pun hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Rissa yang sangat menggemaskan.

Rissa sudah menghabiskan tiga cup eskrim. Tetapi, ia ingin tambah lagi. Saat es krim ke empatnya datang ia pun melahapnya.

Lukas mengusap puncak kepala Rissa. "pelan-pelan makannya dong"

Rissa hanya meringis dan kembali fokus pada eskrimnya.

Saat eskrimnya habis, ia menatap Lukas. " kak kenyang"

"siapa suruh makan banyak-banyak?". Ucap Lukas datar.

"ih nyebelin" ucap Rissa.

Lukas menatap Rissa. Ia melihat ada krim disudut bibir Rissa. Kemudian, ia menyeringai devil. Lukas tersenyum miring.

"eh ada krim" ucap Lukas

Sontak Rissa menggerayahi bibirnya dengan tangannya."mana kak mana?" ucapnya.

Lukas mendekatkan tubuhnya ketubuh mungil Rissa." bukan disitu, tapi disini" ucap Lukas dan langsung mengecup bibir merah ranum milik Rissa.

Sontak Rissa membelalakkan matanya. Ia tegang. Rissa tak bisa berkutik. Ia pasrah mendapatkan perlakuan ini dari Lukas. Detik, berikutnya ia membalas ciuman Lukas.

Seakan tersadar ia mendorong tubuh Lukas menjauh. Ia yakin pipinya kini merah padam bak udang rebus.

Rissa menunduk tak berani menatap Lukas. Malu. Iya, Rissa malu. Hanya kata itulah yang dapat didefinisikan saat ini.
Lukas mengambil first kissnya.

Setelah insiden tadi, Rissa ingin mengajak pulang Lukas. Awalnya, Lukas tak mau diajak pulang. Namun, Rissa memaksanya. Dengan terpaksa ia menuruti ajakan Rissa. Lukas mengantarkan Rissa kerumahnya.

Votenya dong

My Crazy BadBoyWhere stories live. Discover now