"Nyanyian Revin"

5.4K 231 1
                                    

Hidup seolah langit malam.
Kadang hampa, kadang dihias bintang.

☕☕☕

"Revin, bentar lagi bagian lo!" seru seorang lelaki dengan gantungan nama khusus untuk panitia.

Revin menoleh pelan, membuat lelaki itu bergidik ngeri. "Iya!"

Revin melirik pada Icha yang sedang asik mainkan handphone ketika drama singkat oleh anggota teather selesai. Lelaki itu mengernyit, kemudian menyapu seluruh pandangan ke arah kerumunana anak sekokahan yang sedang menikmati acara yang menurut Revin sangat sangat sangat membosankan.

Tapi, yang dia lihat bukan se.ata-mata seluruh siswa yang mengikuti acara, tapi seorang gadis yang belum tampak batang hidungnya. Natalie Sanjaya. Kemana gadis itu pergi? Atau dia tidak datang sama sekali? Ini membingungkan. Padahal tadi siang, dia adalah orang yang paling tidak sabar untuk ikut acara ini.

Revin juga bingung kenapa Natalie menolak ajakan Revin, padahal beberapa jam sebelumnya mereka baik-baik saja. Revin tidak melakukan apa-apa kepada Natalie. Hanya Natalie yang berubah tiba-tiba. Marah tanpa sebab, itu aneh bagi Revin.

"Nyari siapa?" suara Icha mengangetkan batin Revin.

Revin kembali melihat Icha, "Natalie. Gue ga paham sama dia."

Icha menarik napas panjang, kemudian mencoba melukiskan sedikit senyum di bibirnya. Sebenarnya dia kesal karena Revin masih saja menunggu Natalie, padahal jelas kalau Natalie tidak akan datang lagi. Kalaupun dia datang, pasti bukan untuk Revin. Icha tahu semuanya.

"Well, sekarang lo ke belakang panggung, siap-siap buat tampil. Acara lo lan sebentar lagi." kata Icha.

Revin mengangguk kecil, kemudian dia beranjak dan melenggang pelan. Seluruh tatapan siswi SMA menoleh kepadanya, tentu karena terpukau oleh pesona Revin Winata yang sudah tersebar kabarnya akan tampil malam ini. Bisa dikatakan, seluruh siswi itu datang ke aula bukan untuk menikmati acara dari orang lain, tetapi nyanyian Revin.

Karena Revin bernyanyi, pasti adalah salah satu fenomena terlangka yang tidak akan didapat di sekolah. Jika ada yang berhalangan untuk ikut, pasti mereka akan menjadi orang tersial hari Senin karena tidak bisa ikut bercerita tentang perfoma Revin. si lelaki dingin.

Ketika Revin mulai menghilang di tikungan, Icha melirik kanan kirinya. Tidak ada yang memperhatikan, gadis itu segera mengeluarkan handphone miliknya dan menelepon sebuah nomor yang tertera paling atas di history panggilan hari ini. Nomor itu milik seorang lelaki, Haydar.

"Haydar?" sapa Icha.

"Apaan lo nelpon gue sekarang? Gue lagi sama Nata!"

"Ngejauh dikit dari Nata! Cepetan! Gue mau ngobrol!"

Haydar melirik pada Natalir dan anak-anak yang sedang mengerumuni gadis itu. Dengan cepat, lelaki itu mundur dan menjauh beberapa langkah dari mereka dan kembali menyahut Icha dengan suara datarnya.

"Mau ngobrol apa?"

"Berhasil rencana lo?" tanya Icha dengan nada penasaran.

"Iya. Gue ambil handphone Revin, gue sms Natalie, gue hapus sms-nya, trus dia percaya sama gue."

"Goodjob Haydar! Gue harap lo bisa ngehasut Nayalue buat menjauh dari Revin. Kita sama-sama untung kan?" ujar Icha.

Haydar mengangguk di seberang. "Hm, yaudah gue matiin telponnya!"

Icha berteriak riang dalam batin, rencana yang begitu komplit dan sempurna dari dirinya dan Haydar. Menjauhkan Revin dan Natalie, sehingga keduanya bisa mengambil keuntungan masing-masing. Hal ini akan menjadi salah satu hal yang paling dikenang oleh Icha sampai kapan saja.

Mr. Ice (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang