16 (REVISI)

38.6K 1.7K 15
                                    

"bel kok lo ngelamun sih?". Ucap Imel seraya menepuk pundak Rissa.

Rissa pun mendapat perlakuan dari Imel, ia terkejut. "lo apaan sih ngagetin aja!".

"ye, siapa suruh ngelamun". Ujarnya seraya mencomot keripik kentang yang ia beli dikantin saat istirahat.

Rissa beserta Imel dan Karin, mereka berada di taman belakang sekolah, setelah dari kantin.

Mereka menghabiskan jam kosong ditaman belakang sekolah.

Dari kejauhan Lukas dan sahabatnya datang menghampiri mereka. Saat sampai Lukas duduk disamping Rissa.

"nanti aku tunggu diparkiran pas pulang". Ucap Lukas seraya menyandarkan badannya ke sandaran kursi.

"gak usah kak, aku dijemput Mami nanti".

"yaudah aku bilang mami mu. Biar kamu pulang sama aku"

"gak usah deh, biar aku aja yang bilang ke mami".

Satu jam berlalu, mereka berenam kembali ke kelas masing-masing. Lukas dan sahabatnya menuju lantai 3 untuk ke kelasnya dan Rissa dan sahabatnya menuju lantai 2.

Saat Mereka sudah sampai lantai dua, Rissa berpamitan pada Lukas. "em kak, gue duluan ya" ucap Rissa tersenyum kikuk.

Lukas mengangguk dan tersenyum simpul. Kemudia ia melenggang pergi kekelasnya.

***

Saat bel pulang berbunyi. Rissa segera merapikan bukunya. Dan memasukkannya dalam tas. Ia bergegas menuju parkiran.

Saat diparkira Lukas sudah siap, ia sudah mengenakan jaket denimnya. Ia menghampiri Rissa dan kemudian Rissa naik ke jok motor Lukas.

Mereka meleset ke jalan raya, saat akan melewati belokan kerumah Rissa. Lukas tak berbelok, ia malah Lurus.

"kak itu jalan masuk mau kerumah aku".

"iya aku tau". Ucap Lukas. Rissa semakin bingung dibuatnya

"terus kita ngapain jalan terus?". Ucap Rissa nyaris berteriak karena jalanan yang bising kendaraan lain.

"iku aja deh" Rissa pun mengangguk pasrah.

Lima belas menit berlalu, Lukas membawa Rissa kedaerah pantai. Rissa pun semakin bingung. Kenapa Lukas membawanya kesini?.

" kak ngapai kita kepantai?". Ucap nya seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Lukas tak menjawab, ia menggandeng tangan Rissa menuju bibir pantai. Tak lupa, ia menyuruh Rissa untuk melepas sepatunya. Agar tidak basah terkena air, dan menyisakan kaki telanjang Rissa.

Angin pantai menerpa tubuh keduanya. Keduanya hening, hanya ada gemericik suara ombak pantai yang menerpa kaki telanjang mereka.

"Sa". Ucap Lukas memecah keheningan diantara keduanya.

"hmm" ucap Rissa dengan deheman.

"gue pengen ngomong sama lo" ucapnya seraya menatap Rissa dan memegang pundak Rissa, agar ia berhadapan

Rissa pun menatap mata hazel milik Lukas. "apa kak?" ucapnya seraya menunduk. Malu. Karena ditatap Lukas seperti itu.

Lukas mengulurkan telujuknya kearah dagu Rissa, agar ia dapat menatap wajah ayu Rissa.

Lukas menatap lekat-lekat mata Rissa lalu menghembuskan nafas panjang. "gue suka sama lo". Ucap Lukas seraya memejamkan matanya sekilas.

Rissa menegang, kini pikirannya campur aduk bak gado-gado. Entah dia harus senang atau sedih?

Tetapi hatinya memilih untuk menerima Lukas dalam kehidupannya. Diperutnya seraya ada kupu kupu yang berterbangan.

"tapi gak jawab sekarang juga gk apa-apa kok". Ucap Lukas membuyarkan lamunan Rissa.

Rissa menghembuskan nafas pelan dan berkata. "Maaf kak" ucap Rissa menggantungkan omongannya. Perkataan Rissa itu mampu membuat rasa kecewa muncul di hati Lukas. "gue gak bisa kak". Lanjutnya . Ia
menunduk.

Sirna sudah harapan warna warni Lukas. Ia kecewa. Pasti Rissa ilfeel padanya. Rissa mendongak dan tersenyum tipis pada Lukas.

"gue gak bisa nolak kak" ucap Rissa seraya tersenyum lebar.

Wajah Lukas yang putus asa, seketika hilang tergantikan wajah berbinar. Lukas tersenyum lebar pada Rissa.

Tanpa babibu Lukas menhambur memeluk Rissa dan mencium kening Rissa berkali-kali sanking bahagianya.

Kemudia Lukas melepaskan pelukannya dan berkata. " jadi deal kita pacaran" ucap Lukas seraya menatap mata teduh Rissa.

Rissa tersenyum kikuk dan mengangguk. Ini adalah hari bahagia Rissa. Sungguh, ia tak menyangka bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

*****

Rissa melihat arloji yang melingkar ditangannya. Menunjukkan pukul 7 malam. Kini ia bersama Lukas sedang berada di cafe dekat pinggir pantai.

Mereka menikmati makan malam dengan keheningan diantara keduanya. Hanya lagu dari Ellie Goulding-Love me like you do yang mendominasi ruangan cafe tersebut.

Setelah makan malam selesei. Mereka menuju motor Lukas yang diparkir tadi sore. Saat Rissa berjalan kakinya terkena pecahan kaca. Entah dari mana pecahan kaca tersebut. Darah segar mengalir dikaki Rissa. Karena Rissa berjalan dengan kaki telanjang. Sepatunya ia tenteng ditangan.

Lukas dengan cepat mengeluarkan hansaplast yang kebetulan ia beli tadi siang. Karena terdapat luka kecil ditangannya.

Kemudian ia menempelkan hansaplast itu ke kaki Rissa.
Kemudian Lukas berjongkok dihadapan Rissa. Rissa mengernyit bingung.

Kemudian Lukas berkata "ayo naik,". Ucap Lukas seraya menepuk pundaknya. Mengisyaratkan untuk naik ke punggungnya.

"kakak mau gendong aku?" ucapnya

"iya sayang, ayo"

Deg. Hati Rissa seperti mencelos saat Lukas memanggilnya dengan sebutan 'sayang'.

"gak ah aku berat kak"

"gak terima penolakan" ucap Lukas tegas.

Rissa pasrah dan naik kepunggung Lukas. Tangannya ia lingkarkan ke leher Lukas. Ia menyembunyikan kepalanya ke lekuk leher Lukas.

Rissa menikmati aroma maskulin dari Lukas yang menenangkan hatinya. Ia menghisap dalam-dalam aroma maskulin itu agar Rissa ingat aroma itu saat ia tak bersama Lukas.

Tiba-tiba Rissa berteriak digendongan Lukas dan merentangkan kedua tangannya. " SATU KALIMAT BUAT HARI INI" teriak Rissa. " ONE FINE DAY". lanjutnya lagi. Lukas hanya tersenyum lebar.

Mereka menuju motor Lukas berada. Dan pulang menuju rumah Rissa untuk mengantarkan gadisnya.

Votenyaaaaaaa

My Crazy BadBoyWhere stories live. Discover now