Penicilium [tiga belas]

8.2K 1.2K 51
                                    

Jimin tak begitu paham dengan kebiasaan kotornya jika dia tengah kalut dengan masalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin tak begitu paham dengan kebiasaan kotornya jika dia tengah kalut dengan masalah. Mabuk dan bercumbu dengan para gadis. Menurut Jimin itu masih dalam taraf wajar, dia masih waras untuk tidak membuat gadis-gadis itu datang kerumahnya untuk meminta pertanggung jawaban atas sebuah kehidupan baru dalam perut. Lagian Jimin juga tak mau menyerahkan tubuhnya untuk sembarang gadis, dia lah yang mencumbui tanpa mau dicumbui.

Itu prinsip, dan Taehyung bilang itu konyol. Kalau mau bercinta seharusnya langsung saja, jangan setengah-setengah. Itu yang selalu Taehyung katakan pada Jimin. Padahal sih, Taehyung sendiri tak pernah melakukan hal seperti itu. Dia nakal tapi tak pernah bermain wanita, dia lebih suka mabuk atau berkelahi. Berbeda dengan Jimin yang terlihat lebih elegant dengan wine dan gadis di kursinya.

Seperti malam ini. Jimin kembali bermain, mengecap bahkan dengan emosi yang jelas bukan karena cinta di sana. Sialnya setiap gigitan yang dia beri itu atas dasar bayang-bayang Jungkook. Jadilah sesuatu yang seharusnya menciptakan panas bergelora, malah menjadi emosi tak terkira.

Mata Jimin terpejam dalam, setelahnya dia menghentikan aktivitas panas itu dengan umpatnya kasar "Brengsek!!"

Tubuhnya bersandar di sofa, tangannya menghapus bekas savila yang masih jelas di area mulut. Sang gadis di sampingnya mengerut bingung dan juga kesal, dia merasa Jimin tak memuaskan malam ini.

"Ada apa? Apa aku kasar?" Mata bulat gadis itu tajam. Bahkan dia merasa Jimin lah yang sangat kasar menciumnya.

Jimin menggeleng "Tidak..."

"Kau bahkan belum memulai apa-apa."  Jimin melirik sekilas, lalu terkekeh kecil melihat gadis di sampingnya cemberut.

"Bermimpi saja kau bocah." Jimin terkekeh

Helaan kasar sang gadis terdengar. Dia ikut menjejerkan tubuhnya di samping Jimin. Malam ini begitu buruk karena Jimin yang selalu menjadi pelampiasannya malah terlihat tidak bernapsu padanya, bahkan hanya untuk sekedar berciuman. Dia memang tak bisa meminta lebih dari itu pada Jimin

"Apa terjadi sesuatu?"

Jimin menggeleng, namun jelas hembusan napas beratnya tercipta kemudian. Gadis itu tahu jika Jimin tak ingin berbagi tentang masalahnya.

"Kau sendiri kenapa? Apa orang Tuamu mencermahimu lagi Sera-ya ?"

Kang Sera kembali mengerucutkan bibirnya. Bahkan jika dia tak ingin berbagi, sialnya Jimin menebak dengan benar soal kegundahannya

"Tidak. Tapi akan segera mencermahiku."

Disisinya Jimin melirik "Akan? Jadi belum ya. Ngomong-ngomong kali ini apa alasannya?"

Sebenarnya Sera tak ingin membahas ini lagi. Jimin memang tahu banyak tentang dirinya, dia sering berbagi cerita tentang banyak hal, terlebih itu masalah hidupnya. Bisa dikatakan Jimin adalah penawar segala kegundahan hatinya, karena pemuda itu bisa memberikan kepuasan dalam bercumbu dan juga kepuasan dalam memahami segala permasalahan hidupnya.

Penicillium [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang