penicilium [sepuluh]

10.3K 1.3K 99
                                    

Bagi Hoseok, tak ada hari lain yang bisa mempertemukan dirinya dengan sang Ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi Hoseok, tak ada hari lain yang bisa mempertemukan dirinya dengan sang Ibu. Jadi saat pemuda itu tahu Ibunya ada di ruang kerja, Hoseok tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Tidak ada hal lain, dan hal utama selain pembahasan tentang sang adik, Jeon Jungkook yang telah dia temukan.

Wanita dengan berparas tegas dan anggun bernama Oh Hyemi menatap kedatangan putranya, sembari meletakan gagang telephone ketempatnya setelah menyudahi percakapan dengan seorang staff perusahan.

"Ada apa?" Matanya ngerjap dengan anggun yang mampu membuat pemuda itu tersenyum kecut.

Ibunya sudah terlalu jauh berubah menjadi Nyonya Besar. Tak ada lagi Ibu yang akan tertawa lebar dengannya seperti dulu.

"Aku menemukannya." Terlalu datar dari nada yang Hoseok tunjukan "Jungkook, aku menemukannya."

Tak mau hanya sekedar berbasa-basi dengan kalimat kabar atau nada yag sedikit membuncah untuk menggambarkan bagaimana perasaanya. Karena Hoseok tak mau dan tak ingin. Pemuda itu terlalu tahu jika respon yang akan Ibunya beri adalah wajah tajam.

"Kita sudah membahasnya berkali-kali Hoseok. Apa larangan dari Ibu tak cukup membuatmu takut? Apa Ibu harus melakukan sesuatu agar kau melupakan tentang Jungkook!"

Mata Hoseok terpejam. Menyerap segala kata-kata yang seharusnya tak lazim bagi seorang Ibu, karena dengan gampangnya memisahkan anaknya dengan anak yang lain. Namun ini menjadi lazim dalam keluarganya.

"Tidak, dia adikku. Jeon Jungkook adiku, terserah jika Ibu tak mau mengakuinya. Dia tetap adikku!"

Brak!


Lembaran-lembaran kertas putih melayang, berserakan setelah dilempar oleh Hyemi. Mata wanita itu menajam, penuh dengan rasa marah yang jelas tertuju pada putranya.

"Tak ada lagi Jeon , yang ada sekarang adalah Jung. Kau bukan lagi Jeon Hoseok, kau adalah Jung Hoseok. Putra tunggal Jung Tae il, ingat itu!"

Kedua mata anak dan Ibu itu beradu dalam ketegasan. Mencoba menang dalam pendapat dan keegoisan masing-masing. Hoseok tahu menentang Ibunya bukanlah hal yang mudah, tapi dirinya cukup dewasa untuk menentukan bagaimna dia harus bertindak, tidak seperti dulu saat dirinya kecil. Hidup dalam batas umur yang membuatnya hanya bisa menangis saat merindukan Jungkook. Dan kali ini dia bersumpah dia akan membawa sang adik ke hadapan sosok sang Ibu.

***

Di sini, sosok Jungkook tengah bertarung dengan resah. Bersembunyi di balik tiang dengan kotak bekal yang sengaja dia siapkan pagi tadi. Sesekali mantanya mengintip pada sosok yang tengah aktif bermain basket sendirian di lapangan.

Beberapa kali langkah akan dia ciptakan untuk datang pada sosok itu, namun urung karena dirinya mengalami perang batin.

Ayolah, ini bukan adegan jatuh cinta ala -ala drama korea. Dia hanya harus datang ke lapangan menemui pemuda pucat bernama Min Yoongi untuk memberikan bekal sebagai ucapan terimakasih karena telah menolongnya waktu itu.

Penicillium [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang