.

.

.

Sepasang mata yang sewarna dengan lavender itu dengan perlahan terbuka. Gadis kecil itu mulai mengumpulkan kesadaran nya saat ini. Ia memandang ke sekeliling nya, ia mendapati dirinya berada disebuah ruangan yang mirip gudang dengan dirinya yang duduk dikursi kayu dan kedua tangannya yang terikat dibelakang kursi.

Ia berusaha untuk mencoba melepaskan ikatan itu dengan semampunya namun tetap saja ia tak bisa membuka simpul itu. Ia memandangi sekali lagi sekelilingnya dan berharap ada sebuah barang yang bisa ia kenakan untuk membuka simpul ikatan tangan nya ini. Mata nya menyipit ketika ia menemukan sebuah gunting, namun jarak nya agak jauh dari Hinata dan tak mungkin ia bisa menjangkaunya.

Namun ia tak ingin menyerah begitu saja, ia terus menggeret kursi yang ia duduki agar bisa menjangkau gunting itu. Timbul suara yang cukup keras akibat ulah nya, awalnya dirinya takut namun ketika ia melihat tak ada yang datang maka Hinata terus menggeret kursinya mendekat ke benda itu.

Kini ia telah berada sangat dekat dengan gunting itu hanya saja satu masalah kembali muncul disini, bagaimana Hinata bisa menggapai gunting itu sedangkan kedua tangan nya masih terikat kecang.

Hinata berusaha mengambil gunting itu dengan kakinya, namun kakinya tak bisa mengambilnya hingga kaki nya terpeleset dan kursi yang ia duduki kehilangan keseimbangan nya lalu ia pun jatuh dalam keadaan masih terikat.

Bruk!

Hinata meringis kesakitan karena itu. Ia berusaha menahan tangisnya dengan menggigit bibir bawahnya. Ia bisa merasakan lutut nya kini terluka, ia bisa merasakan sakit dan perih dilututnya saat ini.

Brak!

Pintu ruangan itu didobrak dengan keras oleh salah seorang polisi. 5 polisi tersebut langsung memasuki ruangan itu dengan cepat, mereka menyisir ruangan itu dan betapa terkejutnya mereka menemukan Hinata dalam keadaan mengenaskan. Dengan tubuh yang masih terikat disebuah kursi kayu dirinya tersungkur kelantai semen itu. Dengan cepat mereka melepaskan ikatan Hinata dan menolong gadis malang itu untuk bangun.

Hinata melihat para polisi itu langsung menerjang tubuh polisi itu. Ia memeluk polisi itu dengan erat, tubuh nya bergetar diiringi dengan tetesan air mata nya.

"tenanglah nak, kau aman sekarang" ucap polisi itu.

"a-aku sangat t-takut paman"

O. O. O

Disinilah Hinata sekarang, dikamar nya dengan ibunya yang terus menangis dan memeluknya dengan erat. Ia seakan tak akan pernah melepaskan pelukan nya pada anaknya yang baru saja ditemukan oleh polisi.

Sedangkan didepan pintu kamarnya, ayahnya dan seseorang sedang membicarakan sesuatu yang penting.

"Minato, aku tak tau harus bilang apa padamu saat ini. Kau sudah menyelamatkan putri ku, terimakasih" ucap Hiashi dengan tulus.

"sudahlah tak apa, kita ini kan teman Hiashi jadi jangan ragu untuk meminta pertolongan. Kau harus nya berterimakasih pada anakku yang melihat kejadian penculikkan itu dan memintaku untuk mengikuti mobil penculik itu tadi" jelas Minato.

"anakmu? Dimana dia? " tanya Hiashi.

"anak nakal itu kini sedang duduk dimo-"

"ayah!"

"Na-naruto jangan berlarian disini! " perintah Minato.

"apakah itu anakmu Minato? Jadi dia yang kau maksud? " tanya Hiashi.

"eh, itu benar, maafkan dia karena telah membuat rumahmu berisik"

"dia benar-benar tak bisa diam sama sekali paman, dia terus memaksa untuk melihat keadaan gadis Hyuuga itu" ucap anak laki-laki berambut raven dibelakang Naruto.

"e-eh?! Siapa bilang! A-aku tidak seperti itu! "

"sudahlah mengaku saja dobe"

"dasar Sasuke teme! "

"hn, terserahmu dobe"

"kurasa aku tak asing dengan mu" ucap Hiashi pada anak laki-laki berambut raven itu.

"oh dia anak dari Uchiha Fugaku teman kita waktu SMA kau ingat? Namanya Uchiha Sasuke" jelas Minato.

"dia anak Fugaku itu? Pantas saja wajahnya hampir mirip dengan nya"

"ehm, ayah bolehkah aku melihat gadis itu? " pinta Naruto dengan wajah memelasnya.

"ta-tapi dia-"

"sudahlah Minato, kau boleh menemuinya nak silahkan masuk" seorang wanita cantik tiba-tiba keluar dari kamar Hinata dan menyela perkataan Minato. Saat itu juga Minato sendiri terpaku pada sosok wanita itu sedangkan Naruto langsung melesat masuk kekamar itu dengan menggandeng tangan Sasuke.

"Hi-hikari"

"hallo Minato, sudah lama sekali tak bertemu bukan? "

"jadi Hinata adalah anakmu dan Hiashi? "

"iya, kami mempunyai 2 orang putri dan 1 anak putra"

"kau terlihat begitu bahagia Hiashi" Minato terseyum dan menatap Hiashi dengan pandangan melembut. Ia kini tak lagi melihat sifat dingin teman nya, perubahan nya memang tak banyak namun kini ia mulai menjadi pribadi yang hangat.

Ia tahu semua ini karena ia sudah memiliki keluarga yang bahagia, sama seperti dirinya. Ia juga sedikit berubah karena keluarga kecilnya.

Ia kembali menatap anaknya yang kini sedang bersama dengan Hinata dengan wajah nya yang sedikit memerah. Ia terkekeh pelan ketika mengetahui bahwa Naruto menyukai putri dari Hiashi temannya. Hiashi juga melihat rona wajah Hinata ketika bersama dengan Naruto dan Sasuke, seketika ia mengartikan bahwa Hinata menyukai Naruto juga.

Pandangan Minato dan Hiashi kini bertemu, seakan saling mengerti mereka menganggukkan kepala secara bersamaan.

"kurasa tak ada salahnya jika kita menjodohkan anak-anak kita Minato"

"kau benar Hiashi, mereka tampak saling menyukai dan serasi untuk dijodohkan"

Mereka berdua mungkin tak menyadari bahwa mereka telah salah menjodohkan anak-anak mereka, yang ternyata Hinata tak menyukai Naruto namun menyukai seorang anak berambut raven disebelahnya yaitu Uchiha Sasuke. Dam sekilas itu pertanda bahwa perasaan Naruto bertepuk sebelah tangan.

Flashback (off)

.

.

.

.

.

TBC
❤❤❤

Oke² sekarang alur cerita ini malah makin aneh dan rumit layaknya benang yang kusut bukan?

Aku memang merencanakan membuat cerita ini menjadi panjang dan rumit agar membuat kesabaran kalian memuncak karena aku yang tak kunjung update😂

Maaf ya kali ini aku update nya lama lagi, salah kan tugas sekolahku yang tak kunjung kelar dan membuat pikiran ku campur aduk

Oke tak usah kebanyakan ngomong lagi, sekarang hanya 1 intinya

Jik kalian suka dengan cerita ku silahkan vote ya, dan jgn lupa komen bila ada saran atau kritik tentang cerita ini dan kalo ngefans ama aku silahkan ikuti akun ku 😂 (gak wajib ngefollow kok)

Baiklah minna, sampai jumpa di chapter yang akan datang 😄

Benang Takdir Where stories live. Discover now