six

1.3K 134 12
                                    

ONE MORE TIME

By @ STARLIGHTs5

Disclaimer: Naruto and its contents only belong to Masashi Kishimoto.

Cast © Obito Uchiha x Hinata Hyuuga x Sasuke Uchiha

Warning @ OOC, AU, TYPO,

DON'T LIKE DON'T READ

Angin semilir bertiup menari-nari memainkan helaian rambut Hinata, tubuhnya meremang merasakan hawa dingin, Sasuke mendekat, memakaikan selimut untuk menghangatkan tubuh mungil Hinata, Hinata menoleh menatap Sasuke yang tengah tersenyum.

"Sasuke, apa aku membangunkanmu?" Tanya Hinata.
Sasuke tak menjawab, ia memeluk Hinata dan membenamkan kepalanya ke ceruk leher Hinata.

"Sasuke," Hinata menoleh, menatap Sasuke yang tengah tersenyum, "Terimakasih." Lanjut Hinata membelai wajah Sasuke. Sasuke memegang tangan Hinata, kemudian mengecup punggung tangan mungil Hinata. Rona merah menjalar perlahan ke permukaan wajah ayu sang gadis. Sasuke terkekeh dibuatnya. Ia memandang Hinata penuh damba. Hinata menelan ludah gugup. Hinata menunduk menghindari tatapan Sasuke, wajahnya merah padam, Hinata merasakan panas di wajah sehingga membuatnya berbalik berusaha tak mengacuhkan tatapan penuh hasrat Sasuke. Jantungnya berdetak lebih kencang, dirinya benar-benar gugup.

Tentu saja Hinata tahu arti tatapan Sasuke. Setelah berbulan-bulan mengenal watak dan sifat pria itu. hanya saja ia belum siap. Ayolah bagaimana mungkin mereka bercumbu setelah kekacauan yang terjadi diantara mereka dan keluarga. Haruskah ia melakukan itu dengan Sasuke?

Sasuke menaikkan alis kanannya melihat tingkah laku Hinata, wajah perempuan didepannya ini tiba-tiba tersipu malu dengan wajah merah bak buah tomat favoritnya, badan Hinata pun sedikit gemetar.

Mungkin dia kedinginan. pikir Sasuke dan mencoba memeluk Hinata dan yang membuat Sasuke bingung, kenapa Hinata bereaksi berlebihan setiap dirinya mencoba memberikan kehangatan pada sang gadis? Satu pemikiran terlintas dibenak Sasuke, ia memperhatikan wajah sang gadis untuk menyakinkan pemikirannya. Sasuke menutup mulutnya menahan tawa. Ia memang menginginkan Hinata tapi ia tidak akan memaksa Hinata melakukan itu dengannya sekarang. Banyak hal yang telah terjadi di antara mereka berdua dan Sasuke mengerti bila Hinata belum siap jika dirinya meminta perempuan itu memenuhi kebutuhan biologisnya.

Sasuke mencium puncak kepala Hinata hingga membuat sang gadis panik.

Lucu

Hinata benar-benar lucu, Sasuke jadi tidak tahan untuk menggoda sang gadis. ia menarik ujung bibirnya sedikit, diam-diam seringai muncul di wajah tampan pria itu.

"Badanmu gemetar." Goda Sasuke masih memeluk Hinata.

Hinata tersentak, keringat dingin menjalar di tubuhnya. "Ti-tidak k-ko-k," jawab Hinata gagap. Sasuke terkekeh pelan melihat reaksi Hinata, ia jadi semakin ingin menggoda Hinata. Kemudian ia telusupkan tangannya kedalam selimut untuk menyentuh perut Hinata, ia belai perut tersebut penuh dengan kasih sayang segera saja Hinata berbalik dan mendorong Sasuke.

"Mesum." Seru Hinata dengan wajah merah padam sambil menyilang tangan menutupi dadanya. Sasuke tergelak, ia tertawa pelan melihat respon yang Hinata berikan.

"Hei, hei...aku tidak mesum, aku hanya ingin memberimu kehangatan." Ucap Sasuke cuek. Hinata melotot mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Sasuke. Ia mengambil selimut yang terjatuh dan segera menutup seluruh tubuhnya. "Sama saja," jawab Hinata. "Dasar mesum." Lanjutnya.

Sasuke hanya geleng-geleng kepala, ia tak kuasa untuk memeluk Hinata. "Tidak boleh kah aku menyentuh ini? Hm?" Tanya Sasuke sekali lagi menyentuh perut Hinata. "Hey lihat, betapa lucunya tingkah laku ibumu saat ayahmu ini ingin menyentuhmu. Ibumu ini benar-benar mesum, dia mengira ayahmu akan memakannya." Ucap Sasuke dengan seringai diwajah melirik Hinata, mulut Hinata terbuka lebar, wajahnya semakin memerah mendengar perkataan Sasuke. Jelas-jelas Sasuke yang mesum mengapa Sasuke seolah-olah bicara bahwa dirinya yang mesum.

"Bodoh," seru Hinata meninggalkan Sasuke.
.
.
.
Di tunggu kritik dan saran. Vote dan komentar kalian ada semangat buat Lights untuk melanjutkan chapter berikutnya.

Terimakasih.

One more timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang