two

1.4K 134 8
                                    

ONE MORE TIME

By @ STARLIGHTs5

Disclaimer: Naruto and its contents only belong to Masashi Kishimoto.

Rate ® M

Cast © Obito Uchiha x Hinata Hyuuga x Sasuke Uchiha

Warning @ OOC, AU, TYPO,

DON'T LIKE DON'T READ!

*******
*******

Semua orang didalam ruangan menyambut sang pria dengan senang gembira namu sang pria tak terlihat senang dengan sambutan yang mereka berikan. Ia tak punya waktu untuk meladeni hal tak penting seperti ini. Ia harus secepat mungkin mengakhir segala agar ia bisa kembali lagi bersama keluarganya. Anak dan wanita yang ia cintai.

Hinata

.
.
.

Madara menyambut hangat cucunya, ia terlihat puas dengan ajaran yang Fukagu berikan kepada putranya. Ia tak menyangka Sasuke kecilnya telah tumbuh menjadi pria yang hebat.

"Sasuke," sambut Madara. Ia tersenyum melihat cucunya menghadap dan memberi hormat. Madara meminta Sasuke untuk duduk, namun sang cucu menolak halus dan langsung memberikan pernyataan yang membuat semuanya penghuni disana tertarik mendengarnya.

"Aku sudah melakukan apa yang Kakek pinta," ucap Sasuke to the point tak mengacuhkan tatapan heran semua orang. "Sekarang tepati janji Kakek. " Lanjutnya.

Madara tertawa mendengarnya. Ia tak menyangka Sasuke langsung mengatakannya.

Sasuke menatap bosan Kakeknya. Ia tak punya waktu lebih lama di sini. Ia harus segera pergi sebelum terlambat. Ia harus secepat mungkin menemui Hinata. Jika sampai ia terlambat sedikit saja. Sasuke tidak tahu apakah ia masih bisa bertemu dengan Hinata atau tidak.

"Kek," seru Sasuke tak sabaran.

Masih mempertahankan tawanya, Madara pun berujar. "Aku selalu menepati janji, nak." Senyum Madara.

"Tunggulah sebentar."

Sasuke menghela napas kesal. Kakeknya meminta ia menunggu sebentar sementara dalam hitungan menit, pesawat akan lepas landas dan membawa Hinata pergi meninggalkannya.

"Aku tak punya waktu," seru Sasuke. "Kakek." Panggil Sasuke menahan amarah. "Hinata bisa pergi kapan saja." Dengus Sasuke kesal.

Madara tergelak dibuatnya. Tawanya semakin keras melihat tingkah cucunya yang satu ini. Tak pernah sekalipun Madara melihat Sasuke tertarik dengan seorang wanita. namun sekarang keadaannya malah berbalik. Yang Ia lihat sekarang adalah sikap Sasuke yang memperjuangkan gadis yang dia sukai dengan caranya sendiri. Ia memang tidak mengenal gadis bernama Hinata. Namun Madara yakin dia adalah gadis yang baik sehingga bisa membuat cucunya ini bersikap seperti sekarang.

Madara memejam mata, menimbang baik buruknya menerima Hinata sebagai cucu menantu. Ia pun sudah lama berfikir dan membuat kesepakatan dengan Sasuke.

Terlepas dari masa lalu Hinata dan Obito. Sejujurnya Madara ingin langsung mengenal sosok gadis bernama Hinata Hyuuga. Mungkin saja jika Obito tak mengalami kecelakaan dan mengingat masa lalunya, mungkin Obito dan Hinata sudah menikah? Atau hal itu tidak terjadi jika Obito mengetahui bahwa anak yang telah ia rawat dengan Hinata bukanlah anak kandungnya?

Ia tak bisa menganggap Hinata sebagai wanita jalang meskipun ia sudah mendengar cerita dari Hikari, menantunya. Ia ingin mendengar pendapat Obito jika saja dia dapat mengingat Hinata tapi sayangnya itu tak bisa. Satu-satunya orang yang mengenal Hinata saat ini hanyalah Sasuke seorang, karena itu Madara membuat kesepakatan dengan Sasuke untuk melihat perjuangan Sasuke. Ia ingin tahu, apakah gadis yang bernama Hinata pantas menyandang nama Uchiha apa tidak. Dan setelah melihat perjuangan dan sikap yang Sasuke tunjukkan. Ia tersenyum puas, dan tertarik ingin mengenal gadis itu.

.
.
.

Sasuke memijit pangkal hidung untuk mengurangi stres yang melanda akibat perdebatannya dengan bibinya yang terang-terangan menolak keputusan yang telah ia buat.

Mengapa bibinya menganggap Hinata sebagai wanita jalang hanya karena Keichi bukanlah anak dari Obito? Bisa saja kan Obito sudah mengetahui hal itu dan ia tak mempermasalahkannya? Hinata bukanlah gadis tidak baik seperti yang bibinya katakan. Sasuke yakin akan hal itu. Ia telah mengenal Hinata luar dan dalam. Ia pun telah menyelidiki semua tentang Hinata dan yang lebih penting lagi, ia percaya Hinata. Ia mempercayai Hinata lebih daripada siapapun.

Sasuke mengacak-acak rambutnya, ia benar-benar frustasi menghadapi sifat keras kepala bibinya.

"Bisakah bibi tak ikut campur urusanku?" Pinta Sasuke jengkel.

Hikari terperangah dibuatnya. Ia tak menyangka Sasuke akan berkata seperti itu.

"Bibi hanya ingin yang terbaik untukmu, nak."

"Dengan cara menjodohkanku dengan Konan?" Tanya Sasuke sarkasik.

"Konan adalah pilihan terbaik untukmu, Sasuke. Dia jauh lebih baik daripada perempuan itu." Jawab Hikari.

"Dan perempuan itu punya nama bi, namanya Hinata." Ujar Sasuke sinis.

Sasuke melihat jam menunjukkan pukul 05:01 pm dan pesawat Hinata berangkat pukul 05:31 pm.

Sial maki Sasuke. Ia tak ada waktu meladeni ocehan bibinya, ia harus segera menemui Hinata.

"Terserah, apapun yang bibi katakan aku tak peduli. Dan aku tidak akan merubah keputusanku!" Ucap Sasuke mutlak, tak menerima penolakan dari siapapun.

Sasuke melenggang pergi tidak memperdulikan teriak bibinya yang memanggil-panggil dirinya. Ia berjalan lurus namun di hadang Obito di depan pintu.b

Sasuke menaikkan alisnya menatap heran saat Obito menghalangi jalannya.

"Minggir!" Sasuke berdecak kesal saat Obito diam tak merespon. Sasuke berjalan kesamping namun Obito terus mengikuti pergerakannya.

Sasuke menatap nyalang Obito. "Apa mau mu?"

"Sasuke!" Gumam Obito pelan.

Brug

Sasuke mendecih, ia menghapus darah dari sudut bibir. Tak terima mendapat perlakuan seperti itu, Sasuke pun balas meninju Obito.
.
.
.

Mind to vote and comen?

Thanks.

See you.

One more timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang