HITAM DAN PUTIH

50 0 2
                                    

Kring... Kring... Kring...

Suara itu tak asing lagi bagiku. Pasti itu Airin. Ya tidak salah lagi.

"Ara... " panggilnya dari luar rumah.

"Ra.. Sudah di tungguin Airin tuh.. Cepatin makannya." kata Ibu yang sedang mencuci piring.

"Iya, Bu." Aku langsung mengambil beberapa roti tawar dan cepat-cepat mengolesinya dengan selai cokelat kesukaanku.

"Lho? Dimakan dulu, Ra..." sahut Ibu, mendelik melihatku sudah berlari menuju ruang tamu.

Aku menepuk jidatku. Ah iya lupa pamitan sama Ibu.

"Araa...." teriak Airin lagi.

"Iya.. iya.. bentar Rin. Aku pamitan sama Ibu dulu. Kamu masuk aja. Pintunya nggak dikunci kok..."

Airin mengangguk, "Cepatan yaaa. Udah mau masukan nih."

"Iya oke." Aku langsung ke dapur menyalami punggung tangan Ibu yang hangat.

"Hati-hati ya sayang." kata Ibu sambil mengelus kepalaku.

"Iya, Bu. Dah.. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

***
"Wah... Kita telat nih Ra..." ucap Airin sambil melirik ke arah lapangan basket.

"Yah. Gara-gara aku kelamaan ya ini. Maaf ya.." sahutku dengan nada menyesal.

"Udah ah.. nggak papa. Kita coba masuk aja dulu. Tapi, Pak Satpamnya mana ya?"

"Kayaknya lagi didalam Rin.."

"Eh. Kalian telat juga ya?" sebuah suara mengagetkanku.

Aku melirik ke asal suara itu, oh Dika yang suka bolos sekolah itu ya? ckckck.. Kok bisa ketemu disini. Sial.

"Eh kenapa kamu cemberut gitu?" ucapnya sambil menatapku dingin.

"Siapa? Aku kah?"

"Iyalah kamu. Si Airin mah santai aja. Kamu baru pertama kali telat ya?" tanyanya sambil tersenyum sinis.

"Em.. I..Iya sih..." jawabku gugup.

"Rin.. Kita manjat pagar di gerbang belakang aja." ajak Dika.

"Eh... kamu udah gila ya! Kami kan cewek! Coba mikir dulu dong sebelum ngomong!" semprot Airin kemudian. Dia menatap Dika tajam.

"Ya, udah sih ya. Aku kan cuman nawari aja. Asal kalian tau ya. Pak Satpamnya lagi di lapangan, masih ngehukum anak-anak yang telat. Kalau, masih mau disini ya udah. Tunggu aja dua sampai tiga jam lagi." jawab Dika santai.

Duh.. kalau nunggu dua sampai tiga jam keburu pelajaran pertama selesai nih.

"Eh tunggu..." sahutku pada Dika yang sudah berjalan menuju gerbang belakang sekolah.

"Kenapa? Katanya nggak mau manjat pagar?"

"Ra. Kamu nggak beneran mau manjat pagar kan?" ucap Airin, dahinya mengernyit.

"Emang nggak mau.. Mau minta tolong aja ke kamu. Ntar kalau udah berhasil masuk ke sekolah bilangin ke Pak Satpam ya, kalau ada yang telat dan masih diluar gerbang."

Airin mengangguk angguk. Nampaknya dia lega aku nggak memutuskan untuk manjat pagar sekolah. Duh. Itu memalukam sekali pasti.

"Kamu pikir aku mau?"

"Ah, ya udahlah kalau gak mau. Aku mau teriak aja manggil Pak Satpam." jawabku datar. "aku mau bilang kalau ada yang mau manjat pagar belakang sekolah. Kata Pak Udin kalau manjat pagar pas terlambat bakalan dia jemur setengah hari di tengah lapangan." lanjutku lagi.

Memori (?)Where stories live. Discover now