46 - "Blood, Kiss, and Tears"

7.8K 1.7K 143
                                    

✔Aktifkan data seluler sebelum vote✔

[Silahkan play mulmed ☝ di media sambil membaca ceritanya. Selamat membaca!]

***

Sayap kecilmu tampak menyuruhku untuk pergi bersamamu. Mata sedih dan cerita tersembunyi di hatimu, berkecamuk pada malam berangin itu.

Aku terpesona oleh dirimu yang misterius dan membuat satu jiwaku seolah dicuri. Karena hari itu aku benar-benar mabuk hingga lupa bagaimana caranya bernapas.

Your elegant figure, I fall for it many times.

Like this love, comes and finds me unexpectedly.

Seperti waltz, aku duduk dan tidak bisa melepaskan pandangan mata darimu, memperhatikan bagaimana gerak-gerik yang kau lakukan.

Bimbing aku, bawalah aku ke tempat dimana kau berada. Bahkan jika dunia berakhir, aku akan selalu berada di belakangmu.

Jadi tolong, jangan pergi dari pandanganku.

Bahkan ketika pagi datang, tolong jangan pergi.

Inilah yang aku impikan. Kau adalah satu-satunya hal terindah yang pernah kulihat.

***

Angin lembut berhawa dingin mulai berhembus di kota Seoul, meninggalkan jejak kenangan yang berjatuhan bersama dengan dedaunan yang terbawa angin di musim gugur.

Di saat semua orang sedang sibuk menghangatkan diri dengan mantel tebalnya, atau sekedar duduk bersama orang terkasih di kedai kopi sembari berbagi cerita, di sana pula ada beberapa dari mereka tak tidak merasakan hangatnya kasih sayang.

Kejadian tiga bulan yang lalu terekam dalam memori, tak terlupakan meski larut bersama dengan waktu. Semua orang tahu kejadiannya, semua orang mencoba untuk menerka, dan media berbicara dengan bebas di mana-mana.

Seorang gadis muda melangkah pada koridor rumah sakit. Ia mengeratkan sweater dan syal yang ia pakai untuk menghalau suhu udara. Tak lupa, terdapat sebuah bucket bunga pink rose pada genggaman tangannya. Sambil mencoba untuk tersenyum, ia membuka pintu ruangan VIP. Selanjutnya, ia menatap sosok yang tengah berbaring cukup lama di sana. Melihatnya terbujur lemah, membuat senyuman gadis itu luntur dalam sekejap. Padahal, mati-matian ia berusaha untuk selalu tersenyum setiap kali datang ke sini. Sayang, ia tidak bisa. Ini sulit dan teramat berat.

"Chan, bagaimana kabarmu?" ucap gadis yang tak lain adalah Son Jihye. Namun, yang ditanya tak menggubris sama sekali.

"Ini, aku bawakan bunga pink rose. Bagaimana menurutmu? Apa kau suka?" tanya Jihye kembali sembari tersenyum. Akan tetapi, suara pada monitor yang terhubung dengan tubuh Chanyeol seolah membuat gadis itu tersadar bahwa Chanyeol belum bisa menjawabnya.

Air mata Jihye mengalir, mengingat bagaimana kejadian naas tiga bulan lalu yang menimpa mereka. Jihye berandai, jika saja Chanyeol tidak menyelamatkannya, bisa saja peluru tersebut membuat Jihye tewas.

Malam itu, sebenarnya Yejin mengarahkan pistol pada Jihye. Namun, Chanyeol yang melihat wanita tersebut hendak menarik pelatuknya, langsung mendekap tubuh Jihye dari arah belakang sehingga peluru itu pas mengenai sisi kanan tubuh Chanyeol. Jihye yang lemah, Chanyeol yang tertembak peluru, keduanya pun ambruk seketika dan tak sadarkan diri. Setelah itu, Jihye tak mengingat apa pun hingga ketika ia terbangun, ia sudah berada di salah satu ruang rawat inap dengan kondisi yang lemah dan jarum infus yang tertancap pada punggung tangannya.

Ex-Idol & Me [PCY]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang