Hening. Tak ada yang memulai percakapan.

Air mata menumpuk dipelupuk mata gadis itu. Pandangannya kosong kedepan. Ivanna menangis dalam diam. Ia tak berbicara namun, air mata mampu menegaskan pada siapapun kalau ia sedang bersedih. Bahkan teramat bersedih. Darimana ia mendapat uang sebanyak itu?! Gajinya bertahun-tahun pun takkan bisa membayar semua itu.

Adam mereda tangisnya. Ia tau kalau keponakannya itu sangat terpuruk mendengar kabar ini. Tetapi jika Adam tak memberitahu pastilah Ivanna akan membencinya seumur hidup. Adam sangat menyayangi Ivanna dan kakaknya yang adalah ibunya Ivanna itu.

"Apa kau masih disana, Anna?" tanya Adam memecah keheningan. Ia tau kalau Ivanna sedang kalut pikirannya. Entah saja gadis itu sedang menangis, mungkin.

Ivanna tersadar dari lamunannya. Ia lupa kalau disebrang sana masih ada pamannya. Ia masih memikirkan darimana ia akan mendapat semua uang itu.

"Berapa lama waktu yang diberikan untuk membayar semuanya, paman?"

"Kalau kita bisa membayar lebih cepat lebih baik, Anna. Karena jika administrasi belum dibayar mereka tidak akan mau melangsungkan operasinya. Batas waktu sebelum lewat minggu ini. Jika tidak..." Adam menghentikan ucapannya.

"Jika tidak, apa paman?!" tanya Ivanna cemas.

Adam menarik napasnya panjang. "Jika tidak.. Mereka tidak bisa memastikan keselamatan ibumu, Anna." ucap Adam pelan.

Ivanna yang tadinya menahan tangisnya, kini menangis dengan kuatnya. Ia tak mau kehilangan ibunya. Takkan dibiarkannya.

Oh ya Tuhan. Mengapa takdir begitu kejam menghukumku? Mengapa semua terjadi bertubi-tubi!! batin Ivanna menjerit.

Alexa yang melihat Ivanna menangis seperti orang gila merangkul dan menenangkannya. Ponsel yang digenggamnya perlahan terurai dari tangannya. Alexa melihat siapa yang menghubungi Ivanna sehingga mampu membuatnya menangis seperti ini.

Alexa mengernyitkan dahinya heran. Bukankah yang menghubunginya adalah ibunya? Tapi apa yang membuatnya menangis.

"Halo, masih ada orang disana?" tanya Alexa memastikan.

"Ah ya, aku pamannya."

"Apakah ini paman Adam?" Alexa dan Ivanna sudah bersahabat dan sangat dekat semenjak mereka kecil. Keluarga mereka pun sudah saling mengenal satu sama lain. Termasuk Adam. Alexa mengingat betul wajah tampan Adam saat pernikahan Adam dan istrinya berlangsung.

"Ini aku Alexa, paman." sambung Alexa lagi antusias.

"Ah ternyata gadis nakal sahabat keponakanku itu ya." Adam terkekeh pelan dan berusah kembali mengingat wajah Alexa. Sewaktu Adam melajang, Ivanna dan Alexa sangat sering bermain dengannya. Itulah yang membuat dia sangat menyayangi kedua gadis itu.

"Ah paman. Kau tidak berubah. Sudah kukatakan aku tidak suka kau panggil dengan sebutan itu." Alexa memajukan bibirnya kesal. Paman Ivanna itu memang tidak ada berubahnya.

"Ya sudah, paman minta maaf."

Alexa kembali menatap Ivanna yang masih menangis senggugukan. Sebenarnya apa yang terjadi?

"Hm paman.. Tadi sewaktu Ivanna berbicara denganmu ia begitu kaget dan sekarang ia menangis. Sebenarnya apa yang terjadi paman?" Alexa ingin tau sebenarnya apa yang dibicarakan oleh Ivanna dan pamannya. Dari dulu memang tak ada yang disembunyikan Ivanna dan Adam darinya. Mereka bertiga seperti satu keluarga yang saling terbuka dan saling melengkapi.

The Dangerous Billionaire [#1 McClain Series]Kde žijí příběhy. Začni objevovat