둘 - Dia Seongwoo

Începe de la început
                                    

"Syukurlah, yang penting kau baik-baik saja." Daniel memejamkan matanya sejenak sembari mengatur napasnya.

Setelah matanya kembali terbuka, dia kaget melihat ada seorang pria tengah menatapnya dengan kedua sudut bibir tertarik. Daniel mengerjap, meyakinkan dirinya jika orang yang ada di hadapannya ini nyata.

"Apa kabar Niel?"

***

"Meung, kau sehat?"

Eunji refleks menengok ketika Daniel menepuk pelan bahunya. Gadis itu tersenyum kecil. "Kenapa? Aku sehat."

"Kau senyum-senyum terus dari tadi. Membuatku khawatir, kau tahu?"

Ah ya, beberapa hari ini Eunji lebih sering tersenyum dari pada hari-hari sebelumnya. Semua itu karena kehadiran seseorang yang sudah lama dinantinya. Ong Seongwoo. Bayangan pria itu terus saja berkelebat di pikiran Eunji. Bagaimana pria itu tersenyum, bagaimana pria itu tertawa, semuanya tersimpan apik di dalam otaknya. Eunji kira, pria itu sudah melupakannya setelah sepuluh tahun berlalu. Namun dia salah, Seongwoo masih mengingatnya dengan baik selama ini.

"Meung, kurasa kita harus ke dokter."

Eunji tersadar dari lamunannya. "Untuk apa?"

"Wajahmu merah. Kau demam?"

Tangan Eunji bergerak untuk menangkup pipinya. Bagaimana bisa dia tersipu seperti ini? Padahal dia hanya memikirkannya saja. Bagaiamana jika berhadapan langsung? "A-aku baik-baik saja."

"Kau bilang—"

Daniel belum sempat menyelesaikan ucapannya namun Eunji telah lebih dulu berlalu pergi meninggalkan pria itu juga aktivitas cuci piringnya yang belum selesai. Gadis itu pergi menuju belakang dapur kafe, masih dengan celemek yang menempel di tubuhnya. Sebelah tangannya terulur untuk merasakan detak jantungnya yang terasa lebih cepat.

"Kenapa memikirkannya saja membuatku berdebar-debar seperti ini?" ucap gadis itu pada dirinya sendiri.

Ketika debaran jantungnya dirasa sudah agak mereda, Eunji berniat untuk kembali ke dapur. Gadis itu hendak melangkah, namun ponsel yang dia simpan di saku celemek berbunyi. Eunji mengurungkan niatnya kembali ke dapur. Dengan segera, dia mengeluarkan ponsel tersebut dan menjawab panggilan yang masuk.

"Halo?"

"Eunji-ya, ini aku."

Eunji mengerjap. Kembali dia rasakan jantungnya berdetak lebih cepat. "Seongwoo?"

"Mm." Bisa Eunji dengar pria itu diam sejenak. "Kau pulang jam berapa?"

Gadis itu menilik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. "Mungkin sekitar jam sembilan. Ada apa, Seongwoo-ya?"

"Aku ingin mengajakmu makan diluar. Ah, ya, ajak Daniel juga. Sudah lama sejak kita bertiga makan bersama."

Perlahan kedua sudut bibir Eunji tertarik. "Baiklah."

"Sampai nanti."

"Mm."

Begitu saja dan sambungan telepon terputus. Sebelah tangan Eunji terulur untuk menyentuh pipinya. Hanya percakapan singkat namun mampu membuat wajahnya kembali memanas. Ong Seongwoo memang sesuatu, batin gadis itu. Segera, sebelum atasannya marah karena dia meninggalkan pekerjaan, Eunji kembali menyimpan ponselnya. Kemudian kembali ke dapur dengan hati berbunga-bunga.

***

Sekali lagi, Eunji melihat pantulan dirinya di cermin toilet yang ada di kafe. Memperhatikan penampilannya apakah sudah rapi atau belum. Tangannya terulur untuk merapikan poni tipisnya serta rambut yang dia biarkan tergerai. Setelah dikira cukup, dia segera keluar dari toilet. Begitu membuka pintu, Eunji dikejutkan oleh Daniel yang sudah berdiri di sana dengan kedua tangan yang dijejalkan di saku celana.

"Ya, kau mengagetkanku, tahu?"

"Kau mau ke mana?" tanya Daniel dengan kening berkerut tanpa memedulikan protes Eunji.

Gadis itu menghela napas pelan. "Aku ada janji."

"Dengan siapa?"

"Seongwoo."

Kedua mata Daniel menyipit. "Seongwoo?"

"Mm."

"Janji apa?"

"Dia mengajakku makan malam di luar." Eunji tersenyum tipis. "Ah, iya, dia mengajakmu juga."

Daniel menunjuk dirinya sendiri. "Aku?"

Eunji mengangguk antusias. Namun tidak dengan Daniel. Pria itu terlihat sedikit tidak suka. "Aku tidak bisa."

"Kenapa?"

"Aku ada urusan." Setelah berkata begitu, dia membalikkan badannya. Bersiap untuk pergi, namun tangannya terlebih dulu ditahan oleh Eunji.

"Ya, kau tidak bisa begitu. Kita sudah lama tidak makan bertiga seperti ini."

Mengembuskan napas pelan, Daniel akhirnya membalikkan tubuhnya. "Meung, aku ada urusan."

"Urusan apa? Urusan dengan Youngmi? Bukankah Youngmi sudah tidak peduli padamu lagi sekarang?"

Ucapan Eunji benar, karena dua hari lalu Daniel sudah memutuskan hubungannya dengan gadis bernama Youngmi. Alasannya cukup kuat, gadis itu memilih pria lain.

"Jangan sebut namanya!" Daniel mendengus. "Lagi pula ini tidak ada urusannya dangan perempuan itu."

"Youngmi. Youngmi. Young—"

"Jung Eunji!"

"Aku tidak akan berhenti menyebut namanya jika kau menolak ajakanku," sungut Eunji. "Youngmi. Young—"

"Oke!"

Gadis itu akhirnya berhenti bicara. Kedua sudut bibirnya perlahan tertarik, satu hal yang membuat Daniel tidak bisa menolaknya.

"Aku akan ikut makan bersama kalian."

"Begitu lebih baik." Gadis itu tersenyum lebar. "Let's go!"

***

Yogyakarta, 5 Mei 2018

Republished:
20 Juni 2019

When I Look at You ✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum