Part O

3K 324 13
                                    

      Selalulah di sampingku jika aku senang ataupun bahagia.

.

.

.

     Tiba-tiba, tak sengaja Jieun tertabrak dengan seseorang hingga barang yang dipegang si laki-laki jatuh.

"Maaf aduh maaf ya" dengan segera Jieun dan laki-laki itu mengumpulkannya kembali.

"Jieun noona" Sapa laki-laki itu.

   Kemudian atensi Jieun teralihkan menjadi melihat kearah sang penyapa  "Jungkook ya?" Sapanya yang begitu antusias diiringi dengan senyuman, pasalnya baru pertama kalinya Jieun berbicara dengan namja yang notabene nya adalah adik kelasnya itu.

    Yang disapa hanya tersenyum canggung dan mengusap tengkuk belakangnya "i..iya"
Kini Jieun sudah mengembalikan semua barang Jungkook kepadanya.

    Namun matanya mengubah atensinya kala melihat semua map dengan warna hijau mint dan berlambang rumah sakit ternama disana. "Apa kau sakit?" Ujar Jieun yang bingung sambil menunjuk map itu. Jungkook sedikit tersentak kala melihat reaksi bingung Jieun karena melihat map hijau mint. "Ti..tidak kok ini han..hanya punya Chanyeol Hyung saja." Jawabnya dengan gugup.

    Tapi semakin Jungkook menjelaskan  maka semakin bingunglah Jieun bahkan dia sampai melupakan kesedihannya tadi karena dibentak oleh Sungwoon. maka dari itu dia dan Jungkook berbicara dan saling tertawa disepanjang jalan.

     Jungkook membuka pintu rumahnya dengan bahagia apalagi senyuman khas gigi kelinciya itu. Seokjin yang baru saja menghampiri Jungkook merasakan aura berbeda dari adiknya, jauh lebih menyenangkan.

   Kemudian dia merasakan tangannya digelayuti dan tak lain dan tak bukan adalah adiknya Jungkook. Dia bersikap manja, dan tak biasanya dia seperti ini. Lalu dia mengelus surai halus adiknya itu. Tapi jauh dari lubuk harinya yang paling dalam, dia merasa bingung dan sakit.

Seharian penuh ini Jungkook tidak ingin lepas dari Seokjin. Akhirnya Seokjin mulai menanyakan apa yang sebenarnya terjadi "kau ini kenapa Kookie ?"

"Aku hanya ingin manja pada hyungku apa itu tidak boleh?, lagi pula mungkin besok aku tidak akan lagi melihatmu" Jungkook ya anak itu merajuk. Menggembungkan pipinya, mempoutkan bibirnya dan melipat tangannya. ya ampun betapa lucunya anak iti, namun sayangnya hyungnya tak dapat melihatnya.

"Tunggu, apa maksudmu dengan 'tidak akan melihatmu lagi' ?" Dia memelankan suaranya sepelan mungkin ya, entahlah kata-kata itu seperti akan terjadi, jika saja benteng pertahannya tidak kuat mungkin saja dia akan jadi.

    Melihat perubahan sikap hyungnya itu dia merutuki nasib bodohnya bagaimana bisa dia mengungkapkan itu padanya. Kemudian segera dia memeluk Seokjin dengan erat seketika membuat Seokjin tersentak. "Maafkan aku hyung, aku hanya takut bilang bahwa besok malam Jieun Noona mengundangku di acara ulang tahun pernikahan orang tuanya." Tutur Jungkook dan melepaskan pelukannya.

     Kemudian tawa Seokjin seketika meledak kala mendengar penuturan anak itu. "Jadi hanya itu? Tidak masalah, asal kau harus pakai jaket karena diluar cuacanya dingin."
Jelas Seokjin yang langsung membawa adiknya bersandar dibahu Seokjin. Dengan Televisi yang menyala.

"Hyung..."

"Hmm"

"Selalulah disampingku jika aku senang ataupun bahagia"

∵∵∵∵∵∵∵

     Seokjin yang tengah menyirami bunga dengan selang yang mengalir air seperkian menit kemudian datanglah sebuah mobil sedan mewah hitam.

4 O'clockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang