Nesia-chan dan Belanda yang Memandanginya

1.4K 164 9
                                    

Setelah waktu sarapan itu berlalu, makan siang dan makan malam Nesia makan sendirian di kamarnya. Belgium dan Belanda sibuk dengan urusan masing-masing, dan Nesia senang akan hal itu malah berdoa agar kedua personifikasi asal Eropa itu segera pergi dari tempat tinggalnya.

Jam delapan malam ... Ketika Belanda melintasi kamar Nesia setelah sebelumnya ada urusan di ruangan pinggir kamar Nesia, Belanda dikejutkan oleh Nesia yang keluar dari kamarnya dengan mata tertutup dan berjalan sempoyongan hampir menabrak meja. Belanda segera mendekat, tetapi belum berbuat apa-apa karena Nesia yang tiba-tiba mengangangkat kedua tangan ke arahnya.

"Paman China ... gendong ...." Nesia mengigau.

Hati Belanda berbunyi, ia lebih mendekat lagi dan mengangkat Nesia dalam gendongannya. Nesia tersenyum dan bersandar pada dada Belanda. Belanda kaku dengan wajah yang agak memerah.

Diam lama Belanda memerhatikan Nesia yang sekarang sudah tidur sangat pulas.

Senyuman Belanda terangkat, rasanya damai sekali.

Belanda masuk ke dalam kamar Nesia, dan menurunkan gadis itu di kasurnya. Memandang sekali lagi Nesia, mengusap surai hitam tebalnya, mencium kening Nesia dengan ... ragu-ragu. Kemudian menutup pintu kamar gadis itu.

"Menggemaskan ...."

...

"Akhirnya dia tersenyum dalam gendonganku ... meski dia pikir aku China." -Netherlands

"Are? Pelukan Paman China kaku sekali ...." -Indonesia

...

Bersambung...

Nesia-chan (Hetalia)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora