"REVAN, CEMUNGUT EAH"

"REVAN SEMANGAT."

Nara meneriakinya dengan semangat, namun tidak digubris oleh Revan, sang pemilik nama itu hanya fokus dengan benda yang ada didepannya saat ini, dia tidak ingin ada orang yang mengganggu dan membuat fokus ya hilang.

"GOL...."

Nara langsung loncat ditempatinya, namun seketika kemudian dia baru sadar bahwa posisinya saat ini sedang dihukum. Dia mengalihkan Pandangannya saat Revan bertos ria pada temannya dan mulai melanjutkan permainannya.

Nara melihat sekelilingnya dan melihat ada Bayu, teman sekelas ya yang dikenal sebagai pribadi cewek itu langsung berjalan kesini karena Nara menyuruhnya kesini dengan bahasa isyarat.

"Ana opo kowe manggil aku?" bahasa jawa yang sangat kental membuat Nara mengeluh. Sumpah dia tidak tahu menahu tentang bahasa Jawa. (Kenapa kamu panggil aku?)

"Plis deh lo ngomong jangan pakai bahasa asli lo, geli gue dengernya."

Bayu mendengus dan mengangguk. "Kamu kenapa panggil aku?"

Nara terperangah, ternyata saat Bayu mengucapkan dengan menggunakan bahasa Indonesia, sangat cocok. Tapi dia bergedik ngeri jika mendengar ucapan Bayu yang mengucapkan kata Kamu-aku.

"Eh gue beliin air putih dong! Tapigue gak punya duit, pinjem lo dulu ya. Kalo udah lo minta ganti sama Lala."

Bayu menggeleng melihat kelakuan Nara, bagaimana bisa anak seorang konglomerat tidak memlunyai duit bahkan untuk membelipun maaih hutang. "Kamu kan kaya, kenapa kamu hutang aku?"

Nara menghela napasnya berat, ternyata masih ada makhluk yang bolot selain dirinya. "Kan gue udah bilang kalo gue gak bawa duit."

"Aku gak mau, lagian ini masih belum istirahat. Kalo aku dihukum gimana?"

Nara kaget melihat wajah kemayu milik Bayu dengan khas seorang perempuan. Nara benar-benar yakin jika Bayu dulunya adalah perempuan, namun entah mengapa saat dilahirkan berubah menjadi lelaki kemayu seperti ini.

"Ya lo bisa cari alasan lah, ayo dong Bay, bantuin Nara ya..ya." Pintanya memohon

Bukannya terpesona melihat wajah puppy eyes milik Nara, Bayu bergedik ngeri dibuatnya. Dengan berat hati dia menganggukan kepalanya. "Yaudah, beruntung aku teman yang baik dan tidak sombong aku bakal bantuin kamu."

"Beneran? Ih makasih ya Bayu.." Girang Nara tidak mempedulikan hukumannya. "Lo gak boleh tarik ucapan lo, Nara pegang."

" Iya, lagian aku ikhlas kalo kamu gak balikin. Cuma dua ribu mah kecil."

"Siapa yang bilang dua ribu?" Langkah Bayu terhenti dan menatap Nara kembali.

"Maksud kamu apa sih? Kamu mau nitip air mineral satu kan?" Tanya Bayu lagi.

Nara menggeleng. "Beliin gue 10, natar biar dibayar Lala." Bayu menghela napasnya, bisa bangkrut jika dia membayarnya semua, untung saj dia tidak mengucapkan akan membelikan untuk Nara.

"Makasih ya Bay." Nara mengambil dua kresek yang terpenuhi air mineral. Untung saja bertepatan dengan jam iatirahat sehingga dia bisa mengakhiri hukumannya dan berlari menemui Revan sekarang.

Melihat Revan yang duduk dipinggir lapangan bersama temannya membuat Nara deg-deg an jadinya. Nara bisa melihat peluh membanjiri tubuhnya, membuatnya semakin terlihat lebih tampan. Melihat Revan yang kehabisan minum, tangannya terulur memberikan satu botol air.

Mungkin saja Revan tidak melihat kearahnya, dia langsung mengambil botol dan ditegaknya hingga habis. Nara tersenyum melihat ekspresi pujaan hatinya.

"Widiw, lo bawa minuman Ra. Bagi-bagi ya?" Kedatang Aldo membuat hati Nara gondok setamgah mati, kenapa Aleo bisa-bisanya datang disaat yang tidak tepat. Namun dia tahan dan memberikan semuanya.

Revan yang meminum minumannya langaung tersedak dan menyemburkan kedepan. Untung aaja tidak sampai terkena Nara.

"Gue minta ya?" Tanya Aldo

"Ambil aja, biar lo langsung kembung sekalian." Kesal Nara.

Also terkekeh dan mengambil minuman diikuti para anggota lainnya, disini hanya ada 15 laki-laki disetiap kelas, dan kebanyakan murid perempuan.

Revan bangkit dari duduknya, namun sebelum sempat pergi tangannya dicekal oleh Nara. "Lo mau kemana?"

"Bukan urusan lo."

"Gue ikut ya?"

"Lo siapa? " Ucapan sarkatis dari Revan membuatnya gondok setengah mati terlebih melihat semuanya mentertawakan dirinya.

Bukan namanya Nara jika hanya diam mematung menatap kepergian Revan, tangannya terulur mencekal pergelangan tangan Revan membuat sang cowok bertubuh jangkung itu menatapnya kesal.

Nara tersenyum. "Emang gue siapa?"

....

Hai sekian lamanya aku gak update. Kini aku come back lagi. Jangan lupa, klik vote dan comentnya.

Ana_putri7

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 24, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Love From Novel Where stories live. Discover now