17. Ketulusan Gary

402 26 0
                                    

"Aku.. benar - benar... mencintai Jong Kook.."

Kini, rasa itu benar - benar terkuak. Rasa hancur itu mencuat keluar. Ingin rasanya berteriak dengan keras, bertanya mengapa hatinya terasa sakit, pada siapapun yang bisa menjawabnya. Ji Hyo merasa keji. Dirinya tak tahan lagi dengan rasa sakit ini, tapi tak berani pula mengungkapkannya pada Eun Hye.

"Aku mulai mencintainya, sangat dalam, hingga aku tak mau kehilangannya." lanjut Eun Hye pelan.

"Aku sungguh cemburu, jika kau... dan Jong Kook melakukan hal - hal yang seru. Bahkan ketika kalian berseteru, pun, aku cemburu." jelasnya sambil sedikit tertawa, tawa pahit. "Bahkan, kami yang lebih lama bersahabat, malah saling canggung."

Ji Hyo tak sanggup mengangkat kepalanya. Tak sanggup melontarkan kata - kata lainnya.

"Maaf, Eun Hye-yaa.. jika aku tahu.. aku tak akan melakukan hal - hal yang bisa membuatmu cemburu." kata Ji Hyo meminta maaf.

"Tak apa. Itu bukan salahmu. Saat itu, kau belum tahu, kan, kalau aku begitu mencintainya? Mencintai pria acuh yang begitu canggung padaku."

"Eun Hye-yaa. Hentikan. Aku mengerti. Sebagai sahabat, aku akan membantumu mendapatkan Jong Kook. Pasti."

---

Ji Hyo terduduk lemas. Entah apa yang merasukinya kini. Siang ini, ia memutuskan untuk pergi ke kedai es krim favoritnya barang sebentar. Pikirannya kembali terbang pada kejadian tadi. Dimana sahabatnya benar - benar menganggapnya sahabat. Sahabatnya mencurahkan isi hatinya, dan mengungkapkan apa yang selama ini di pendamnya. Ji Hyo bahagia, mengingat fakta seorang Eun Hye yang pendiam dan penuh rahasia itu akhirnya berbagi salah satu rahasia dengannya. Rahasia yang bukan main sakitnya. Ji Hyo tersenyum kecut. Tidak wajar rasanya untuk merasa cemburu, tapi rasa itu memang benar - benar ada. "Mungkin, aku hanya iri karena akhirnya sahabatku juga jatuh cinta." pikirnya asal.

Tiba - tiba, seorang lelaki duduk di hadapannya.

"Aku tak mau mengganggumu, tapi ketika kau memunculkan wajahmu di hadapanku, tak ada alasan bagiku untuk tak menghampirimu." ucap sosok itu. Kang Gary. Pria berpakaian seadanya itu duduk manis di hadapan Ji Hyo.

"Gary... oppa?" tanya Ji Hyo terkejut.

"Aku lihat, kau murung sekali. Ada apa?" tanya Gary seraya memperhatikan wajah Ji Hyo yang sangat murung.

"Mmm..." Ji Hyo bimbang. Tak tahu apakah dirinya harus mengatakannya pada sosok yang baru ia kenal, yang sepertinya tak dapat ia percaya. Namun tiba - tiba, sebulir air mata membasahi pipinya. "Ji Hyo.. apa yang kau lakukann??"

"Ji Hyo-yaa?" tanya Gary lagi. Ji Hyo mulai terisak. Isakannya semakin nyaring. Gary merasa iba dan duduk di sebelahnya. Lalu segera merangkulnya.

Ji Hyo tertegun dengan apa yang di lakukan Gary. Di satu sisi ia bahagia, tapi ada sisi lain yang memaksanya untuk keluar dari dekapan itu. Sungguh, rasanya tak nyaman di peluk oleh seseorang di tempat umum, tapi... tak ada lagi yang bisa ia lakukan selain diam. Dia benar - benar butuh seseorang.

"Luapkanlah semua kesedihanmu, Ji Hyo-yaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Luapkanlah semua kesedihanmu, Ji Hyo-yaa.. aku disini, akan setia menemanimu hingga air matamu tak jatuh lagi." ucap Gary tulus. Namun, keduanya tak menyadari kehadiran seseorang di seberang toko. Memperhatikan keduanya dengan seksama, bahkan memotret mereka dari kejauhan.

---

Jong Kook menyeka peluhnya. Lari sore selama setengah jam ini, sungguh menguras tenaga dan keringat. Namun, apapun asal sehat, akan Jong Kook lakukan. Ia membuka botol minumnya dan meneguknya hingga habis. "Ini baru setengah jam, Jong Kook-ah! Kenapa kau sudah lelah?" keluhnya dalam hati.

"Oppa!!" panggil seseorang di belakangnya. Jong Kook menoleh, senyumnya sedikit mengembang.

"Oh, Geun Young-ah!" jawab Jong Kook. Geun Young membungkuk, lalu melambaikan tangannya.

"Kau sendiri saja? Sedang apa?" tanya Jong Kook sambil meregangkan tubuhnya.

"Aku? Tentu saja berolahraga. Kau tahu, kan, perempuan ini hobi lari? Jika tidak, maka tidak ada alasan untuk aku berada disini, dan sewaktu dulu ikut menemanimu lari sore setiap hari." jelas Geun Young seraya mengungkit masa lalu. Jong Kook hanya tersenyum tipis. Jika saja Geun Young tidak pindah waktu itu, jika saja mereka masih bersama, kini mereka pasti sudah berolahraga bersama, menjadi pasangan sehat yang pernah ada.

"Kau janji, kan, akan menceritakan tentang kekasihmu itu?" tanya Jong Kook sambil menyenggol lengan Geun Young.

"Hahaha! Rupanya, oppa masih ingat." kata Geun Young sambil membalas menyenggol lengan besar Jong Kook.

"Ayolah. Kau tahu, kan, aku tidak suka rahasia." ucap Jong Kook. Geun Young tertawa geli.

"Baiklah, pria tua!" ejeknya. Jong Kook meninju ringan lengan Geun Young.

"Aku... kini juga berpacaran dengan kakak kelas." ujar Geun Young, memulai ceritanya.

"Benarkah?" tanya Jong Kook penasaran. Tak di sangka, seseorang yang berhasil mencuri hati mantan pacarnya itu sebaya dengannya.

"Iya. Kau tahu, kan, selain hobi berolahraga, aku juga sangat suka menari?" tanya Geun Young, memastikan Jong Kook masih ingat dengan hobi-nya itu. Jong Kook hanya mengangguk, menunggu Geun Young melanjutkan ceritanya.

"Aku masuk ke club dance sekolah, dan kau tahu? Kini.. aku... berpacaran dengan seorang lelaki di club dance sekolah." ujar Geun Young. Jong Kook terperangah. Ternyata, banyak laki - laki dari club dance yang mencuri hati para siswi di sekolah. Selain termasuk club bergengsi, anggotanya juga cantik dan tampan. Termasuk Ji Hyo. Ia masuk bukan karena keahliannya dalam menari, tapi kecantikannya yang alami.

"Waaahh.. benar - benar ya, pria dari club dance! Mereka selalu bisa memesona perempuan. Apa dayaku yang hanya seorang siswa club vocal." keluh Jong Kook lalu terkekeh. Geun Young tertawa.

"Kau juga menarik, itu sebabnya aku tertarik padamu." kata Geun Young sambil tersenyum, tapi melihat kerutan di wajah Jong Kook, "dulu." lanjutnya. Tidak mau membuat kesalah pahaman. Jong Kook lalu tersenyum.

"Siapa orangnya?" tanya Jong Kook. Namun, ketika Jong Kook bertanya, Geun Young terlihat sangat murung.

"Ada apa? Ada masalah?" tanya Jong Kook hati - hati, "Maaf jika... aku salah berbicara."

"Tidak, tidak oppa! Sebenarnya, aku tidak ingin mengingatnya. Dia memang masih berstatus pacarku, tapi..." Geun Young mulai menangis. Jong Kook bingung. Dulu, satu - satunya cara untuk menangkannya dari tangisan adalah dengan memeluknya. Namun, tubuhnya kini bersimbah keringat, belum lagi.. status mereka yang kini hanya teman.

"Oppa... kau tidak memelukku?" pinta Geun Young memelas. Jong Kook terkejut. Ternyata, pikiran mereka sama.

"Ayolah Geun Young-ah... Kau masih punya pacar, dan... aku.. hanya temanmu.." ucap Jong Kook, menolak permintaan Geun Young.

"Oppa!! Aku marah, aku sedih, dan aku sangat cemburu!!!!"

- To be continued...
@spartace76

Sshh... It's Me! ( @spartace76 )Where stories live. Discover now