15. Kalau Denganku?

366 28 0
                                    

"Kau sudah tahu? Di festival nanti, kita... harus membawa pasangan." Ji Hyo tertegun mendengarnya. Ia senang sekaligus bingung, siapa yang akan mengajaknya pergi nanti.

"Be.. benarkah?" tanya Ji Hyo terbata - bata. Gary mengangguk sambil tetap fokus pada tumpukan kertas di hadapannya.

"Aku tidak tahu harus mengajak siapa." kata Gary tiba - tiba. Ingin rasanya Ji Hyo berteriak dirinya mau menjadi pasangannya nanti, tapi Ji Hyo tak se-nekat itu. "Kau? Sudah ada rencana dengan siapa ingin pergi?"

"Tidak. Aku, kan, baru tahu, jadi... belum ada... rencana apapun." jawab Ji Hyo, masih terbata - bata. Ia berusaha memfokuskan dirinya pada kertas - kertas yang harus di pisahkannya, tapi sungguh sulit. Pikirannya terus memaksa dirinya memikirkan siapa kira - kira yang akan mengajaknya nanti.

"Kalau denganku?"

Ji Hyo spontan membeku. Dirinya tidak kuasa bergerak. Seakan seluruh dunia kini berhenti berotasi, begitu juga dirinya. Rasanya seperti berhenti bernafas, dan mendarat mulus di surga. Jantungnya berdetak cepat, tapi kecepatannya itu bahkan tidak mampu membuatnya kembali bergerak.

"Ji Hyo-yaa..?" tanya Gary sambil menepuk Ji Hyo. Ji Hyo semakin salah tingkah. Ji Hyo berdeham kecil, lalu membalikkan tubuhnya pada Gary.

"Mmm... bu.. buk.. bukannya.. kau.. akan mengajak..."

"Tidak. Dia tampaknya tertarik pada seseorang. Aku melihatnya di bus bersama seseorang, cukup menyakitkan, tapi.. aku punya kau sekarang."

---

"Oppa!" panggil seseorang sambil berlari menghampiri Jong Kook yang tengah berjalan pulang.

Hari ini ada pembersihan sekolah, sehingga seluruh kegiatan sepulang sekolah dibekukan sementara. Jong Kook senang, karena akhirnya, dia bisa pergi juga ke-gym. Namun, sepertinya rencana itu akan terhambat 'lagi'. Jong Kook membalikkan tubuhnya dan berusaha tersenyum.

"Eun Hye-yaa? Kau belum pulang?" tanya Jong Kook sambil melanjutkan jalannya ketika Eun Hye telah menyamakan langkahnya.

"Belum. Aku... sengaja ingin pulang bersamamu." Jong Kook hanya terdiam. Sedangkan perempuan disebelahnya, tampak berjalan dengan sedikit melonjak kegirangan.
"Kau mau kemana?" lanjut Eun Hye.

"Ke-gym." jawab Jong Kook singkat. Eun Hye mengangguk.

"Boleh... aku ikut?" tanya Eun Hye. Jong Kook hanya mengangguk pasrah. Entah kenapa, rasa canggung bersama Eun Hye tidak pernah bisa hilang. Meskipun Eun Hye adalah perempuan idealnya, tapi ada sesuatu yang membuatnya tidak tertarik.

Sesampainya di tempat gym, Jong Kook segera meminta Eun Hye menunggu. Ia berganti baju dan kembali menghampiri Eun Hye. Namun, dilihatnya Eun Hye dengan wajah gelisah.

"Kenapa, Eun Hye-yaa?"

"Op..oppa... aku mau pulang saja." kata Eun Hye sambil sedikit meringis ngeri. Sepertinya, Eun Hye tidak tahan akan orang - orang bertubuh kekar di dalam gym, belum lagi bau keringat yang mengisi ruangan. Inilah yang membuat Jong Kook tidak tertarik pada Eun Hye. Eun Hye terlalu kekanak-kanakan, dan sering merasa 'jijik' terhadap beberapa hal.

"Baiklah. Aku antar ke depan."

---

Ji Hyo tercengang di hadapan Gary. Kalimat yang baru saja keluar dari mulut Gary itu membuatnya semakin terkejut.

"Jangan salah paham. Maksudku... aku masih punya kau untuk menjadi pasanganku nanti, bukan?" Ji Hyo langsung bersikap normal. Mendengar hal itu, telinganya terasa panas. Lagi, dia menjadi rencana cadangan seorang Gary.

"Ohh.." Ji Hyo hanya ber-oh ria dan mulai mengerjakan kembali tugasnya.

"Jadi, kau mau?" tanya Gary lagi.

"Mmm.." Ji Hyo ingin menolak setelah tahu, dia hanya menjadi pasangan cadangan, tapi ini adalah kesempatan emas, dan kesempatan seperti ini, tidak datang dua kali.

"Aku tidak memaksa." tambah Gary.

"Tentu, ayo pergi bersamaku." jawab Ji Hyo mantap, Gary lantas tersenyum. Namun, ada satu hal yang membuat Ji Hyo penasaran. Jika memang benar, Gary orang yang menulis surat untuknya, mengapa Gary tak membahasnya? Bahkan di tempat sesepi ini? Dimana hanya ada mereka berdua?

---

"Yaaa jadi begitulahh.." kata Ji Hyo mengakhiri ceritanya. Eun Hye mengangguk sedangkan Jong Kook hanya terdiam sambil memainkan ponselnya.

"Semoga dia tidak berbohong." komentar Jong Kook sambil terus memainkan ponselnya. Ji Hyo meninju lengan Jong Kook.

"Kau ini, kalau bicara! Benar - benar!" gerutu Ji Hyo.

"Kau ini terlalu banyak berharap, Ji Hyo-yaa! Belum tentu dia benar - benar akan mengajakmu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau ini terlalu banyak berharap, Ji Hyo-yaa! Belum tentu dia benar - benar akan mengajakmu. Jangan bermimpi terlalu tinggi, nanti kau tidak bangun lagi." kata Jong Kook pedas sambil berjalan keluar meninggalkan keduanya.

- To be continued...
@spartace76

Sshh... It's Me! ( @spartace76 )Where stories live. Discover now