04. Selamat malam

459 33 0
                                    

Ji Hyo duduk manis sambil menggenggam dua cup kopi. Ji Hyo tahu Jong Kook tak suka kopi, maka dari itu, dia membeli air putih yang dimasukkannya ke cup kopi. Dia bermaksud untuk menjahili sahabatnya itu. Tak lama, seseorang terlihat dari kejauhan. Ji Hyo berdiri sambil melambaikan tangannya.

"Jong Kook-ssi!!" teriaknya.

Namun, ketika sosok itu mendekat, bukan Jong Kook yang ia lihat. Pria itu mendekatinya dengan setengah berlari. Lagi - lagi, Ji Hyo memasang mode blank-nya. Setiap berada di dekat pria idamannya, ia selalu saja melamun.

"Kau lagi." kata pria itu sambil menyenggol Ji Hyo agar perempuan itu segera tersadar. Ji Hyo tersadar dan segera menutup mulutnya.

"Maaf. Aku kira... kau temanku." kata Ji Hyo polos sambil menunduk malu.

"Kau tidak perlu terus - terusan menunduk setiap bertemu denganku." ucap pria itu sambil mengangkat dagu Ji Hyo. Ji Hyo terkejut dan dengan cepat melepaskan sentuhan tangan pria idamannya itu. Pipinya memerah, ia tidak bisa lagi menahan rasa malu dan senang secara bersamaan.

"Tadi kau melambaikan tangan padaku. Sekarang, aku sudah berada di depanmu, kau tidak mengucapkan apa - apa. Kau ini suka mempermainkan orang, ya?" ujar pria itu. Ji Hyo tertawa kecil.

"Sekali lagi maaf, aku melambaikan tanganku karena aku kira, kau temanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekali lagi maaf, aku melambaikan tanganku karena aku kira, kau temanku." jawab Ji Hyo.

"Tapi mengapa kau terlihat sangat senang ketika aku menghampirimu?" pertanyaan itu membuat Ji Hyo terkejut. Ia kaget, sekaligus bingung harus menjawab apa. "Kau ini... Song Ji Hyo, kan? Kau ingat aku, kan? Kang Gary. Lelaki yang tadi membuatmu terlonjak kaget."

Ji Hyo kembali mengingat kejadian memalukan tadi. Dia menghela nafas panjang sambil sedikit menggelengkan kepala dan memejamkan matanya. "Ahh sungguh memalukan!" gumamnya dalam hati.

"Ini untukku?" ucap Kang Gary sambil mengambil salah satu cup kopi di tangan Ji Hyo. Namun, baru seteguk, ia langsung tertawa, "Ini air putih?" Ji Hyo hanya tertawa kecil sambil menggaruk kepalanya.

"Kau bilang... siapa tadi? Kau meneriaki nama siapa? Jong.. Jong Kook-ssi?" tanya Kang Gary sambil menatap Ji Hyo lekat - lekat. "Lelaki... yang tadi.. menghampirimu ketika kau menabrakku, ya?"

---

Jong Kook menatap arlojinya. Waktu cepat sekali berlalu. Sudah hampir sore, dan dia harus cepat - cepat membawakan makanan yang ia beli untuk ibunya itu sebelum makanannya semakin dingin. Ia berpikir untuk mengajak Ji Hyo ikut makan makanan yang ia bawa untuk ibunya dirumahnya, mengingat Ji Hyo yang sudah dianggap ibunya sebagai anak sendiri, jadi dia bisa makan sembari mendengarkan celotehan Ji Hyo.

Sebentar lagi, ia hampir sampai ke tempat yang Ji Hyo tunjukkan. Namun, sebelum dia benar - benar menemui sahabatnya itu, di lihatnya Ji Hyo bersama seorang pria. Pria yang sama yang ia lihat pagi tadi bersama Ji Hyo. Pria yang membuat Ji Hyo menundukkan kepalanya. Ingin sekali rasanya mendekat dan menjauhkannya dari pria itu, tapi tubuhnya seakan kaku. Akhirnya, ia memutuskan untuk pulang. "Lebih baik aku pulang dan segera memberikan makanan ini pada ibuku." pikirnya sambil berjalan pergi.

---

"Mana lelaki yang kau tunggu? Ia tak kunjung datang. Sudah semakin gelap, lebih baik kau pulang." saran Kang Gary. Ji Hyo melirik arlojinya. Benar, hari sudah sangat sore. Perbincangannya sore itu dengan Kang Gary membuatnya lupa akan waktu. Membuatnya lupa akan janjinya menemui lelaki itu, atau mungkin Jong Kook yang lupa akan janjinya untuk menemuinya disini.

"Baiklah. Aku pulang dulu." pamit Ji Hyo canggung.

"Sampai bertemu di sekolah, Ji Hyo-yaa!" Ji Hyo tertegun mendengar kata - kata itu. Ia berbalik lalu tersenyum dan bergegas pulang.

---

Ji Hyo terduduk di sofa ruang tamu. Di rumahnya kini hanya ada Joong Ki adiknya, dan dirinya. Ia mengganti - ganti channel TV dengan cepat.

"Tampaknya, tidak ada acara seru hari ini. Semuanya terlihat membosankan." keluh Ji Hyo.

"Kalau kau tak mau menonton TV, biar aku yang mengganti channelnya. Ada siaran langsung sepak bola kesukaanku." ucap Joong Ki sambil merebut remote dari tangan kakaknya itu. Ji Hyo mencibir. Kemudian, dia teringat sesuatu. Ia lalu mengetikkan sebuah pesan.

"Dasar kakek - kakek! Aku menunggumu terlalu lama tadi sore dan kau tidak muncul sama sekali." ketiknya lalu mengirimkannya pada Jong Kook. Dia penasaran, mengapa sahabatnya itu tidak menepati janji untuk menemuinya. Lama pesannya itu tak dibalas, hingga akhirnya handphone-nya bergetar. Ia segera mengambil handphone-nya itu. Namun, bukan pesan dari Jong Kook yang di dapatinya.

"Ji Hyo-yaa. Ini Gary Oppa. Jangan tanya darimana aku dapat nomormu. Aku hanya ingin mengucapkan selamat malam!"

- To be continued...
@spartace76

Sshh... It's Me! ( @spartace76 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang