07. Hancur

452 34 0
                                    

"Aku.. jatuh cinta pada... ketua club danceku.. Kang Gary.."

Jong Kook terdiam. Tak tahu harus bereaksi seperti apa. Dia tetap diam sambil memandangi Ji Hyo lekat - lekat. Sahabatnya itu kini telah dewasa. Sudah tahu rasanya mencintai seseorang. Jong Kook senang, tapi ia juga sedih. Sedih, karena ternyata bukan dia yang Ji Hyo pilih untuk menjaganya. Bukan dia yang Ji Hyo pilih untuk menjadi pendampingnya.

"Aku tahu, rasanya aneh, kan, saat mengetahui perempuan tomboy ini mulai menyukai seseorang. Jong Kook, kau tahu? Aku tidak pernah merasakan sesuatu seperti ini sebelumnya. Setiap kali aku melihatnya, jantungku berdebar kencang. Kencang sekali hingga rasanya ingin meledak." celotehnya sambil tersenyum riang. Jong Kook mengangguk sambil menundukkan kepalanya. Apa yang dirasakan Ji Hyo kini sangat berbanding terbalik dengan apa yang ia rasakan sekarang. Hancur.

"Sekarang giliranmu. Apa yang ingin kau katakan?" tanya Ji Hyo sambil menopang dagu. Jong Kook masih terdiam. Rasanya, ia ingin cepat - cepat pergi dari tempat ini.

---

Eun Hye menutup pintu rumahnya. Ia berpikir untuk pergi ke rumah Jong Kook. Sekedar untuk memeriksa keadaan lelaki itu. Eun Hye khawatir, sejak di sekolah tadi, Jong Kook tampak tidak bersemangat. "Pasti ada sesuatu yang salah." pikirnya. Namun, hasilnya nihil. Jong Kook tidak ada di rumah.

"Sejak pulang sekolah tadi, dia belum pulang. Dia bilang, dia akan pergi ke - gym, lalu mampir sebentar ke toko es krim kesukaannya." jawab Ibu Jong Kook. Eun Hye penasaran, apa yang dilakukan Jong Kook di toko es krim setelah selesai gym. Setahunya, Jong Kook tidak suka makan atau minum sesuatu yang dingin setelah berolahraga.

"Baiklah, terima kasih, Bu. Saya pamit dulu." pamit Eun Hye sambil tersenyum, lalu pergi meninggalkan rumah Jong Kook. Karena cemas, Eun Hye memutuskan untuk pergi ke toko es krim kesukaan Jong Kook. Penasaran sekaligus cemas dengan apa yang sedang di lakukan Jong Kook disana. Namun, sebelum memasuki toko, Eun Hye melihat sesuatu yang membuatnya terkejut. Jong Kook, sedang berbincang - bincang dengan Ji Hyo. Eun Hye kesal, ingin sekali rasanya dia berteriak. "Ternyata ini alasannya menolak ajakanku!"

---

"Kau ini kenapa diam saja!" ujar Ji Hyo sambil meninju ringan lengan Jong Kook.

"Lalu aku harus bagaimana? Mengucapkan selamat?" tanya Jong Kook ketus sambil melipat tangannya.

"Hei, Jong Kook! Kau cemburu?"

Jong Kook hampir saja menggebrak meja di hadapannya

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Jong Kook hampir saja menggebrak meja di hadapannya. Namun, pikirannya kembali normal sesaat setelah ia memandang wajah Ji Hyo.

"Tenang! Aku akan tetap menjadi sahabatmu meskipun aku punya pacar!" jelasnya sambil menepuk - nepuk lengan Jong Kook dan tersenyum.

"Memangnya, kau pasti jadi pacarnya?" cibir Jong Kook. Ji Hyo langsung mengerucutkan bibirnya. Jong Kook tak bisa lagi menahan tawanya setelah melihat Ji Hyo yang berusaha terlihat imut.

"Benarkan? Jangan terlalu percaya diri! Satu hal lagi, tak perlu bertingkah imut seperti itu!" omel Jong Kook sambil berpura - pura melayangkan kepalan tangannya ke pipi Ji Hyo.

"Hei, pria tua! Kau belum berbicara apapun! Apa yang ingin kau bicarakan!!" kata Ji Hyo sambil menarik - narik lengan Jong Kook.

"Ah, lain kali saja. Aku lupa ingin membicarakan apa. Kau terlalu lama bercerita! Membosankan pula. Membuatku lupa, apa yang harus kubicarakan."

---

Jong Kook melirik arlojinya. Masih terlalu pagi. Ia sengaja datang lebih pagi untuk menikmati sinar matahari pagi yang menyehatkan. Ia duduk di dekat jendela sambil meregangkan tubuhnya. Namun, tiba - tiba pintu kelas dibuka. Eun Hye. Perempuan itu terkejut, dan buru - buru menutupi mata-nya dengan kacamata yang ia bawa. Matanya begitu sembab, entah mengapa matanya bisa begitu bengkak.

"Eun Hye-yaa! Ada apa dengan matamu?" tanya Jong Kook. Eun Hye hanya menggeleng lalu berpura - pura sibuk dengan buku di hadapannya. Jong Kook yang penasaran langsung menghampirinya.

"Eun Hye. Ada apa? Jika ada masalah, ceritakan padaku. Jangan kau sembunyikan sendiri. Aku tidak mau kau sakit." kata Jong Kook lembut sambil duduk di hadapan Eun Hye. Eun Hye masih terdiam. Masih sibuk dengan buku di hadapannya.

"Yoon Eun Hye." panggil Jong Kook pelan. Eun Hye belum menjawab. Namun, Jong Kook bisa melihat air mata jatuh di pipinya perlahan.

"Eun Hye-yaa.. kau baik - baik saja, kan?" Eun Hye tak menjawab. Namun ia menyerah dengan kepura - puraannya sibuk dengan buku di hadapannya. Ia menunduk dan mulai terisak. Ia menghapus air mata yang jatuh di pipinya dan kembali terisak. Jong Kook menghampirinya dan memeluknya.

"Anggap saja aku ini kakakmu. Kau bisa ceritakan apapun padaku. Aku berjanji untuk menjaganya."

---

Ji Hyo menguap lalu meregangkan tubuhnya. Ia datang terlalu pagi. Ini karena ibunya memaksanya untuk berangkat lebih pagi agar dia tidak terlambat lagi. Ji Hyo menggeser pintu kelas perlahan. Namun, langkahnya terhenti, ketika mendapati kedua sahabatnya, berpelukan. Di lihatnya Eun Hye menangis di pelukan Jong Kook, dan Jong Kook berusaha menghentikan tangisan Eun Hye. Ji Hyo terpaku cukup lama, tapi, akhirnya Eun Hye menyadari kehadiran Ji Hyo dan segera menghentikan tangisannya dan melepas pelukannya. Jong Kook menoleh. Entah apa yang di rasakannya sekarang. Terasa sakit, dan hancur. Ji Hyo tidak begitu mengetahui perasaan apa yang menghinggapinya kini, tapi yang jelas, pemandangan tadi begitu menyakitkan.

- To be continued...
@spartace76

Sshh... It's Me! ( @spartace76 )Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon