Part 25

804 44 0
                                    

“Farah”

Yusuf sangat terkejut melihat gadis itu, Farah! Bagaimana bisa dia muncul di hadapan Yusuf dengan keadaan yang sehat wal’afiat? Bukankah gadis itu? Oh tidak mungkin!

“Ini beneran kamu?” tanya Yusuf tidak percaya.

Gadis itu mengangguk, “Iya, kaget yah?” jawab Farah.

Yusuf langsung memeluknya erat, melampiaskan rasa rindu yang selama ini sudah menyiksanya.

“Tapi, kok bisa, bukannya kamu...”

“Udah meninggal” potong Farah sebelum Yusuf menyelesaikan ucapannya.

Yusuf mengangguk pelan, bagaimana bisa ini terjadi. Tidak mungkin orang yang sudah meninggal bisa hidup lagi, kecuali di edo tensei sama Kabuto.

“Maaf yah, aku udah ngebohongin kamu” ucap Farah tiba-tiba, “sebenarnya aku gak meninggal, hanya saja pas aku denger kamu balik ke Indonesia, aku minta sama papah buat bilang sama kamu kalau aku udah meninggal,” lanjutnya.

Yusuf mengkerinyitkan dahinya tak mengerti, “Jadi selama ini, kamu...”

“Ya, aku masih hidup,” jawab Farah, “tapi, soal penyakit aku gak bohong, aku emang mengidap penyakit kangker hati” lanjutnya. Terlihat jelas dari wajahnya yang pucat

“Apa, jadi kamu beneran mengidap penyakit itu?”

“Yah, tapi.... sekarang aku udah sembuh, seratus persen sembuh” jawab Farah tersenyum lebar.

Senyuman lebar juga terukir dibibir Yusuf, lelaki itu kembali memeluk Farah sangat erat seakan dia tidak mau kehilangan gadis yang dia cintai ini, tidak akan mau lagi.

“Makasih, karena kamu tetap ada” ucap Yusuf lembut, sangat lembut.

“Iya, aku berusaha bertahan agar tetap hidup supaya aku bisa liat kamu lagi. Karena aku mencintaimu, Yusuf” ucap Farah tak kalah lembut.

Kaget, itulah yang Yusuf rasakan, gadis ini benar-benar membuatnya terkejut dua kali berturut-turut. Dia pun melepaskan pelukannya dari Farah.

“Serius??” tanya Yusuf tak percaya.

Farah mengangguk pelan, tanpa diduga gadis itu langsung mengecup bibir Yusuf tanpa persetujuan lelaki itu dahulu, Yusuf terkejut lagi dengan perlakuan Farah.

“Itu adalah bukti kalau aku cinta sama kamu” ucap Farah setelah melepaskan bibirnya dari bibir Yusuf.

Yusuf terdiam beberapa saat sampai akhirnya sebuah senyuman tipis terukir dibibirnya untuk kesekian kalinya.

“Aku juga cinta sama kamu, sangat cinta” balas Yusuf sambil mengelus lembut pipi Farah membuat gadis itu terpejam, “bahkan rasa ini udah ada dari dulu. Tapi, karena aku gak berani ngasih tau kamu, jadi aku cuma bisa memendam perasaan ini sampai aku siap mengatakannya” lanjutnya.

Farah pun membalas perlakuan Yusuf dengan menggenggam tangan lelaki itu yang masih mengelus pipinya, beberapa saat kemudian Farah membuka matanya menatap Yusuf dalam.

“Aku seneng banget ternyata kamu juga memendam rasa yang sama kayak aku, aku bahagia banget mendengarnya. Makasih yah karena selama ini kamu udah cinta sama aku” ucap Farah.

Yusuf mengangguk sambil tersenyum kemudian memeluk gadisnya lagi, dia merasa lega karena sudah mengatakan sesuatu yang sudah dia pendam selama bertahun-tahun lamanya.

“Tapi, kenapa kamu minta sama papah kamu buat bilang ke aku kalau kamu udah meninggal?” tanya Yusuf baru sadar dengan hal itu.

“Itu karena...”


****

Andri yang saat itu sedang duduk berduaan dengan Naomi tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan Yusuf.

“Se...setaaan!!!” teriak Andri saat melihat Yusuf datang bersama Farah, lelaki itu langsung berlari masuk ke dalam rumah

Naomi yang melihat Andri berlari masuk ke dalam rumah hanya mengkeritkan dahinya heran, kenapa lelaki itu ketakuan saat melihat kedatangan Yusuf?

“Dia kenapa?” tanya Yusuf heran

“Nggak tau,” jawab Naomi.

“Oh iya, kenalin, ini Farah” ucap Yusuf memperkenalkan gadis itu pada Naomi.

Farah pun menjulurkan tangannya pada Naomi, “Hay, aku Farah” ucapnya.

“Aku Naomi,” ucap Naomi membalas jabatan tangan Farah, “tapi, kayaknya aku familir deh sama nama kamu” ucap Naomi mencoba mengingatnya, dia sering mendengar nama gadis ini, tapi dia agak lupa di mana.

Sampai akhirnya dia ingat dan terjekut, Naomi langsung membungkam mulutnya sendiri, “Ka..kamu, Farah temen masa kecilnya Yusuf kan?” tebak Naomi

Gadis itu mengangguk membuat Naomi makin terkejut, yang dia tahu kalau gadis bernama Farah itu sudah meninggal karena penyakit kangker hati, tapi sekarang dia ada di hadapannya, bagaimana bisa??

“Gak usah kaget gitu, ini beneran cewek yang lu denger namanya selama ini, dialah orangnya, Farah” ucap Yusuf

“Tapi, bukannya dia udah meninggal yah” ucap Naomi mencoba memastikan.

“Biar gue jelasin di dalem, ayok masuk” balas Yusuf berjalan masuk ke dalam rumah, begitu juga dengan Farah.

Naomi yang masih kebingungan pun memilih untuk langsung masuk ke dalam rumah saja.

Seperti halnya Naomi, Aang dan lainnya pun sangat terkejut saat melihat gadis yang datang bersama Yusuf itu benar-benar Farah.

“I..ini beneran lu, Rah?” tanya Aang tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

“Iya, masa kalian masih belum percaya kalau ini beneran aku” jawab Farah.

“Tapi, bukannya lu udah...” ucap Andri terhenti lalu menggerakkan tangannya di depan lehernya seakan orang yang menggorok lehernya, dalam artian meninggal.

“Sebenarnya aku gak meninggal, itu cuma bohongan doang. Aku ngasih kabar begitu supaya aku tau gimana perasaan Yusuf pas denger kabar kalau aku udah meninggal, dan see, sekarang aku tau” jelas Farah

“Tapi kalau soal penyakit kangker yang kalian dengan itu benar, aku emang mengidap penyakit itu” lanjut Farah

“Terus, selama ini lu di mana?” tanya Andri

“Selama ini Aku di German buat kemoterapi di sana, setelah oprasi aku sukses, aku langsung pergi ke sana buat kemoterapi” jawab Farah.

Akhirnya mereka semua pun mengangguk paham, jadi selama ini Farah tidak benar-benar meninggal.

“Ternyata kaalau dilihat aslinya, kaknya cantik banget yah” ucap Yupi mengagumi paras cantik Farah, “pantes aja kak Yusuf cinta mati sama kakak, orang kak Farah cantik banget” lanjutanya sambil tersenyum hambar, entah kenapa Yupi merasa sakit melihat kedekatan Yusuf dan Farah.

“Kamu juga cantik, lucu lagi, tadi nama kamu siapa?” tanya Farah balik

“Yupi kak” jawab Yupi

“Yupi, mulai sekarang kamu mau yah jadi temen deket aku, kayaknya aku cocok deh kalau jadi sahabat” ucap Farah lagi

Yupi mengangguk, pantas saja Yusuf cinta mati pada Farah, selain parasnya yang cantik, kepedulian gadis ini juga sangat tinggal.

“Oh iya, Riyan kemana? Setahu aku dia juga tinggal sama kalian?” tanya Farah yang sejak tadi tidak melihat Riyan.

“Dia di rumah sakit, Rah. Dia cidera, bahu kanannya retak, dan kemarin baru aja selesai melakukan operasi” jawab Aang.

Farah terkejut mendengarnya, “Terus sekarang dia gimana?” tanya Farah lagi.

“Dia baik-baik aja kok, lu gak usah khawatir sama dia, karena udah ada yang orang yang ngawatirin dia” jawab Aang sekilas melirik Bella.

Farah mengerti dengan tatapan itu, “Oh, jadi kamu pacarnya Riyan?”

“Iya kan” jawab Bella malu-malu.

“Tolong jagain dia yah, meskipun dia orangnya nyebelin, tapi dia berhak mendapatkan perhatian dari seseorang” ucap Farah.

“Iya kak, ku pasti jagain dia kok” balas Bella tersenyum.

Setelah itu Farah terdiam, memandang ketiga sahabatnya itu, mereka bertiga benar-benar sudah berbuah, mulai dari postur tubuh, wajah dan juga kepirbadian, tentunya ke tingkat yang lebih baik.

“Kenapa?” tanya Andri keheranan saat Farah cuma diam sambil memperhatian mereka.

“Nggak, aku gak nyangka aja kalau kaluan udah berubah, impian kalian menjadi pemain timnas sudah tercapai sekarang, selamat yah” jawab Farah tersenyum bangga.

“Ini semua berkat kata-kata lu, Rah. Kita masih inget banget kata-kata lu waktu itu. Kalian sama Ronaldo, kalian sama Messi juga sama, yang membedakan kalian dengan mereka itu cuma satu, semangat berlatih untuk menjadi yang lebih baik lagi, mereka yang sama-sama manusia aja bisa, masa kalian nggak” ucap Aang mengulang ucapan Farah beberapa tahun silang.

“Iya, bener kata Aang” balas Yusuf

“Makasih yah, kalian udah dengerin ucapan aku” ucap Farah

“Seharusnya kita yang berterima kasih, karena ucapan lu, kita sadar kalau semua manusia itu sama, yang membedakan cuma tekadnya doang” ucap Aang lagi.

“Setuju buaangeet gue sama Aang” saut Andri mengangkat kedua jempolnya.

Farah kembali dibuat tersenyum oleh mereka, dia sangat bahagia membuanyai sahabat yang mau mendengarkan nasihat orang lain.

“Oh iya, sekarang kamu tinggal di mana?” tanya Yusuf

“Aku tinggal di HI, cuma sampe tanggal 2 Juni aja” jawab Farah

“Wah, berarti besok dong kamu pulang” ucap Yusuf sedih

“Iya, aku harus kembali ke German buat lanjutin kemoterapi aku” balas Farah.

“Udah, Suf. Jangan sedih, kayak gak ada kita aja” ucap Andri.

“Bosen gue kalau sama kalian terus, sekali-kali gue mau ngabisin waktu bareng Farah” balas Yusuf

“Sialan lu” celetuk Andri dan juga Aang bersamaan.

Sebelum Farah kembali ke Hotel, mereka makan malam bersama dulu di sana. Terlihat jelas raut wajah kebahagiaan diantara mereka. Benar kata Author Gun, kebahagiaan itu akan abadi jika kita menjaganya dengan cinta dan kasih sayang.




-Bersambung-

Gue cuma bisa ucapin, sorry kalau masih ada typo.

By: Gue Nawan

Cinta dan Sepak bola (COMPLETED)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن