* 12 *

931 124 13
                                    


Dari pada harus berdiam diri di kamar, Sinb memilih berkeliling istana tanpa sepengetahuan Jhope. Dari apa yang ia dengar tadi, pembagian tugas penjaga memang sudah di rencanakan.

Kalau tidak, bagaimana bisa kebetulan seperti itu?

Firasat aneh tiba-tiba menggerogoti tubuhnya saat melewati sebuah ruangan dengan pintu yang terbuka sedikit, menunjukkan celah kecil hingga ia bisa melihat sebagian ruangan tersebut.

Kedua matanya dibuat takjup akan ornamen indah di ruangan megah yang sepertinya sudah tidak di gunakan, karena penasaran dan ingin melihat lebih jelas, Sinb membuka pintu kayu itu perlahan.

"sedang apa kau!" bentak seseorang yang membuatnya terdiam, "Suga! Kau hampir membuatku mati muda"

"kenapa kau bisa disini? Bukankah ini saatnya kau bersama pangeran Jhope?"

"dia yang memintaku untuk istirahat, tapi kau tau sendiri bukan bahwa aku tidak suka jika disuruh diam tanpa melakukan apa-apa" jelas Sinb menyilangkan kedua tangannya, "sebaiknya kita jangan bicara disini dan mungkin kau bisa membantuku" Suga menutup pintu ruangan itu dan mendorong Sinb menjauh.

"apa-apaan ini? Kau memintaku membaca buku?" komennya ketika sampai di perpustakaan istana, "sutt, pelankan suaramu.. Aku butuh bantuanmu kali ini"

"bantuan untuk membaca buku?"

"ini adalah arsip istana yang berhasil aku kumpulkan, dan aku ingin kau memeriksa beberapa diantaranya lalu melaporkan hasilnya padaku" Suga mulai berbisik, "memang ada apa? Dan kenapa kau berbisik?"

"Putri Umji yang memintaku untuk mencari tau rahasia yang ada di istana dan hanya kaulah yang kupercaya untuk membantu tugas itu" tambahnya membuat Sinb menatap Suga, "ini terlalu sulit, aku adalah pendatang dan kau sudah memintaku memeriksa arsip istana? Kenapa tidak berikan tugas ini pada prajurit yang lain?"

"Sinb..."

"maaf, tapi aku tidak bisa membantu" ia menepuk bahu Suga dan berjalan melewatinya, "bukankah kau penasaran soal hutan terlarang dan bunga mawar di taman istana?" pertanyaan Suga berhasil menghentikan langkah Sinb.

"kau sahabatku dan hanya kaulah yang kupercaya di istana ini, aku bahkan tidak tau bagaimana sifat asli para prajurit yang mengaku akan mengabdi pada istana..

Aku mengerti kenapa kau menolak, tapi ini adalah kesempatan yang bagus agar kau bisa menggali secara langsung soal hutan terlarang dan mungkin.... Soal kematian Kris" Suga menurunkan nada bicaranya ketika mengatakan kalimat yang terakhir.

"ayahku? Kenapa kau menyangkut-pautkannya? Ayahku sudah jelas gugur di medan perang jadi... "

"apa kau tau perang seperti apa yang dimaksud?" Suga lagi-lagi membuat Sinb terdiam, "kau mau membantuku kan?"

"aku melakukannya bukan untukmu tapi untuk istana dan... Dan... Untuk mengetahui alasan kenapa ayah bisa gugur" Sinb kembali duduk dan mulai membuka arsip pertama, "terimakasih, ku hargai itu".

...

Wajah Yerin sangat berseri-seri setelah bersama V yang selalu ada mendampinginya seharian ini, dan mungkin untuk seterusnya.

Sinb dan V memang pernah tinggal bersama, dan ada kemungkinan bahwa mereka memiliki perasaan satu sama lain. Tapi jika keadaannya terus begini, ia masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan hati V.

Entah sejak kapan ia mulai tertarik pada pemilik bola mata biru itu, jika diingat lagi, Eunha juga pernah membahas tentang mata Jungkook yang mirip dengan V.

"mm.. Boleh aku bertanya?" Yerin akhirnya angkat suara untuk menumpahkan rasa ingin taunya, "silahkan tuan putri"

"apa hubunganmu dengan Jungkook?" V tidak membalas dan hanya menundukkan kepala, "kau tidak kenal? Dia adalah pimpinan prajurit pria dan..."

"aku tidak mengenalnya" sanggah V sebelum gadis itu selesai bicara, "jadi begitu... Apa kau terganggu jika aku membahasnya?"

"tidak, bukan begitu.. Hanya saja, aku merasa ada yang aneh jika mengingat wajahnya".

Sama halnya seperti Jimin, ia sangat puas ketika menjadi penjaga tetap Eunha. Semua pembagian tugas memang telah di atur olehnya dan pangeran Jhope.

"apa menurutmu Jungkook adalah orang yang mengirim bunga untukku?" tanya Eunha membuat prajurit besurai merah itu tertegun, "Jungkook?"

"entahlah, tapi aku berharap orang itu adalah Jungkook.. Ayo temani aku ke taman" ajak gadis mungil itu menarik pergelangan Jimin.

Perkataan Eunha barusan menyadarkan Jimin bahwa bukan ialah sosok yang di harapkan gadia mungil tersebut.

Jimin hanya tersenyum, mengikuti langkah Eunha kemanapun ia pergi. Hingga mereka berpapasan dengan Jungkook yang membawa beberapa tangkai bunga.

Tentu saja Eunha berjalan mendekat setelah Jungkook membungkuk, "kami akan ke taman" jelas Eunha tiba-tiba yang hanya di balas anggukkan lembut Jungkook.

Jimin yang menyaksikan itu hanya bisa melihat kepergian Jungkook, beralih menatap pada Eunha. Mengerti bahwa pimpinan prajurit itu mungkin menyukai gadis lain.

Tidak mungkin seorang laki-laki dewasa memberikan bunga pada sesama jenis bukan?

"Jimin, aku bisa minta bantuan?"

"ada apa tuan putri?" Jimin mendekatkan posisinya karena suara Eunha yang pelan, "cari tau siapa gadis yang disukai Jungkook".

...

Jhope masuk ke dalam sebuah ruangan yang gelap saat hari mulai larut, sengaja membiarkan kegelapan mengelilinginya. Hanya cahaya dari rembulan yang menembus celah-celah.

Duduk di sebuah kursi panjang, memejamkan mata dan membayangkam kejadian beberapa tahun silam.

Pertumpahan darah yang terjadi dalam ruang doa itu, suara pedang yang beradu juga jerit kesakitan. Ia masih mengingat semua itu dengan jelas. Kejadian yang menjadi rahasia terbesar istana.

Rahasia yang tidak di ketahui oleh siapapun. Kecuali dirinya, raja dan dua orang penghuni hutan terlarang.

"aku akan menjauhinya dari Sinb" gumam Jhope kembali membuka mata.

Usai bernostalgia, ia keluar dan kembali berkeliling istana untuk melihat situasi karena malam ini ia bertugas patroli bersama Sinb.

"sudah kubilang agar kau..."

"aku lebih suka berkeliling denganmu dari pada harus diam tanpa melakukan apapun" gadis itu tersenyum dan Jhope membalasnya, salah satu alasan kenapa dia tertarik pada seorang penjual bunga ini.

"boleh aku bertanya?" Jhope memulai pembicaraan, "silahkan"

"apa hubunganmu dengan Jungkook?" Sinb menoleh dengan kedua alis yang bertautan, ini kedua kalinya dalam sehari Jhope bertanya hal yang sama.

"apa asa sesuatu yang menganggu pangeran?" tanya Eunbi memastikan, "tidak, tapi aku ingin kau menjauh darinya"

"menjauh? Kenapa?"

"hanya firasat buruk saja, aku sedikit tidak nyaman melihat seseornah bersamanya"

"benarkah? Tapi Jungkook pernah mengatakan sesuatu yang secara tidak langsung menjelaskan bahwa kami pernah bertemu sebelumnya" Jhope tertegun, "kita akan bivara lagi nanti" ujarnya berlari kecil meninggalkan Sinb.

"jadi Sinb adalah gadis yang ia maksud?" gumam Jhope masih berlari menuju sebuah ruangan lain.

Waktu yang bersamaan, V merasakan sakit di punggungnya. Tak hanya itu, kepalanya mulai berdenyut keras hingga membuat indera penglihatannya teeganggu.

Beberapa barang di atas meja jatuh tanpa sengaja, mengulang sebuah kemangan yang sempat ia ingat beberapa saat lalu.

Dan tepat saat itu, Jungkook datang. Memeluk V dengan erat hingga rasa sakit pemilik rambut pirang itu memudar, "Jungkook"

"sebaiknya kau istirahat"

"sebenarnya aku ini apa?" Jungkook hanya menunduk, belum siap mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. "aku akan menjelaskan jika waktunya tiba"

"bagimana jika waktunya adalah saat ini? Aku merasa sangat terancam" V mengedarkan pandanhan ke sekeliling dengan was-was, "tunggu sebwngar lagi, kita akan kembali seperti dulu"...
















TBC
Vote + comment 💞😄

Guardian (Black Angel) Where stories live. Discover now