* 2 *

1.9K 234 13
                                    


Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, lelaki mesum!

Melangkah cepat kerumah dan menguncinya rapat-rapat, lewat matahari tenggelam toko bunga milik Jessica di tutup.

Meletakkan keranjang anyaman itu di atas meja dan berlari kecil memasuki kamar mandi.

Aku kembali bergidik saat membayangkan lelaki aneh tadi, ia memelukku paksa dan hampir saja mencium bagian leherku.

Ah mungkin tidak mencium, tapi gadis mana yang akan membiarkan lelaki tak di kenal melakukan itu.

Makan malam terlewati, Jessica sibuk menghitung pemasukkan hari ini. Karena toko bunga yang sudah berjalan selama sepuluh tahun menjadikan toko milik Jessica di kenal banyak orang.

Di kamar aku mengunci pintu, dan membuka lemari. Mencari-cari barang yang mungkin akan dibuang Jessica jika ia tau.

Mataku berbinar saat benda itu sudah berada di genggamanku. Sebuah pedang peninggalan ayah.

Aku masih ingat sekali. Setelah ayah tiada salah satu prajurit memberikan pedang ini padaku, tanpa sepengetahuan Jessica tentunya.

Berjinjit saat menuruni tangga dan menuju ruangan yang sudah seperti gudang. Aku menginjak sebuah lantai kayu yang sudah di beri tanda.

Tepat saat itu, sebuah tangga kecil yang menuju ruang bawah tanah terbuka.

Jessica mungkin lupa dengan ruangan tua ini. Saat ayah masih ada, ruangan inilah yang beliau gunakan untuk mengajarkan ku bela diri.

Dengan lampu minyak, aku mulai beraksi saat seluruh ruangan terlihat jelas.

Beberapa jerami yang dibentuk menyerupai tubuh manusia menjadi lawanku.

Suara petir menggelegar dan membuatku kembali teringat pada lelaki di hutan terlarang tadi sore, apa dia sudah memiliki tempat berteduh?

Hujan malam ini sangat deras, aku bisa merasakan angin yang berhembus di sekitarku. Pasti di luar sana sangat dingin.

Tunggu! Untuk apa aku mengkhawatirkan orang itu? Kami bahkan baru bertemu hari ini, itupun dia sudah berani memelukku.

Menggeleng kuat agar bayangan itu hilang, mungkin karena aku lelah makanya memikirkan hal tak berguna seperti itu.

Masih terjaga, rasa kantukku seketika hilang saat memikirkan pertemuan kami. Aku dan pemilik bola mata indah itu.

Dengan pakaian yang sudah tak layak ditambah cuaca malam ini dia bisa saja mati di hutan mengerikan itu.

Aku mengambil jubah dan menuju ke hutan itu setelah memastikan bahwa Jessica sudah terlelap.

Menembus hujan yang jatuh menimpa tubuh, aku sampai di kebun dan langsung mencari lelaki itu di tempat tadi.

Rasa cemas kembali memenuhi kepalaku. Dimana dia?

Menghela nafas, aku melihat lelaki pirang itu di dekat kebun mawar milik Jessica. Sedang apa dia?

Ia menoleh cepat bahkan sebelum aku memanggilnya, dia ini sepertinya sangat suka membuatku terkejut.

"mau ikut denganku?"

"kemana?"

"kerumahku"

"sungguh? Kau akan membawaku beramamu?" aku tersenyum saat melihatnya antusias seperti itu.

Aku melepaskan jubah dan memakaikan padanya. Memang dingin, tapi dia lebih membutuhkan.

Aku membawanya ke ruang bawah tanah, memberikkan beberapa baju lama milik ayah yang ternyata pas untuknya.

Guardian (Black Angel) Where stories live. Discover now