Chapter 57

336 55 11
                                    

Kino dan Yein saat ini sedang menikmati waktu mereka berdua. Dua remaja itu baru saja selesai menonton film dari bioskop. Dengan tangan yang saling bertautan seakan nggak akan terlepas sampai akhir zaman, Kino mengajak pacarnya itu keluar dari mall dan menuju halte bis.

"Kita mau kemana?" tanya Yein penasaran.

Kino melirik jam di pergelangan tangannya, "Baru jam satu, aku mau ngajak kamu ke pantai."

"Pantai?"

"Iya, deket kok. Naik bis bisa, nomer 503," jelas Kino.

Setelah menunggu selama sepuluh menit, akhirnya mereka bisa naik bis dengan nomer 503 yang Kino sebutkan barusan.

"Aku tidur nggak apa-apa ya?" tanya Yein.

Kino mengangguk, lalu menarik kepala Yein supaya bersandar di pundaknya, "Tidur aja."

Yein tidur dengan senyuman terukir di wajahnya. Eksistensi Kino di sampingnya membuat gadis itu bermimpi indah entah bagaimana bisa.

Sementara Kino mengamati wajah Yein yang tertidur. Polos banget, sampai Kino yakin rela memanjat menara Eiffel demi menjaga cewek di sampingnya ini. Pelan-pelan, ia menggenggam tangan Yein, lalu membuang pandangan ke jendela dan melihat pemandangan di luar sana.

Seperti apa yang dijelaskan Kino kalau pantai tujuan mereka dekat, hanya perlu waktu satu jam untuk bisa sampai disana. Meskipun dengan wajah masih mengantuk, Yein tetap excited dengan hamparan laut di hadapannya sekarang.

"Ayo No mainan air!" seru Yein sambil melepas sepatunya.

Yein tertawa riang saat dinginnya air laut menyentuh kakinya, membuat Kino ikutan tertawa, gemas.

"Udah ah In, capek nih!" ujar Kino sambil tertawa setelah kesekian kalinya Yein menyiramnya dengan air laut.

Mereka segera menujur ke tepi pantai, duduk di atas pasir yang berkilatan tertimpa sinar matahari sore.

"Thanks ya No, aku nggak tau gimana caranya ngungkapin rasa bahagia aku."

Kino tersenyum, lalu mengusap-usap rambut Yein lembut.

"Sebenernya, pas koma kemaren, aku mimpi.." Kino bercerita.

"..aku mimpi kalau aku meninggal. Dan kalian semua nangisin kepergian aku. Terutama kamu, Jeong Yein. Aku lihat kamu nangis sendirian di dalam kamar."

Jeda sebentar, Kino menarik nafas panjang.

"Untungnya, itu cuma mimpi."

Yein mendekatkan duduknya ke arah Kino dan memeluk cowok itu.

"Yang penting, sekarang kita udah sama-sama disini. Aku nggak akan ninggalin kamu, tapi kamu juga nggak boleh ninggalin aku," kata Yein.

Mereka menatap satu sama lain. Kilatan di mata mereka memancarkan apa itu cinta. Jantung keduanya nggak ada yang normal, sama-sama bekerja lebih cepat dari biasanya. Matahari yang bersinar lembut di ujung barat sana seolah-olah ikut tersenyum.

Ketika Kino menghapuskan jarak di antara ia dengan Yein.

Ketika bibir mereka saling bersentuhan untuk yang pertama kalinya.

--

"Jungkook! Jelasin foto ini apa maksudnya?!"

Jungkook yang lagi tiduran menatap bingung ke arah anak-anak RMK yang entah gimana bisa malem-malem gini ada di rumahnya.

"Kenapa? Kalian kok malem-malem disini?"

"Nggak penting," Yein maju satu langkah, "Yang penting sekarang lo jelasin maksud foto ini! Ini cuma editan kan?" kata Yein sambil menyodorkan handphone ke arah Jungkook.

Jungkook melihat foto yang ditunjukkan oleh Yein. Disana ada dua orang, lagi ciuman di tempat yang Jungkook yakini adalah parkiran di sekolahnya. Yang cewek rambutnya pendek, sementara yang cowok mirip dirinya.

"Bangsat!" Jungkook mengumpat tiba-tiba. Cowok itu langsung bangkit dari kasurnya.

"Itu bukan lo kan Kook?" tanya Eunwoo hati-hati.

Jungkook menyandarkan tubuhnya ke tembok sementara kedua tangannya mengusap-usap wajah yang tiba-tiba aja berkeringat dingin.

"Itu gue."

"Nggak.. nggak mungkin—"

"Itu gue. Tapi gue dijebak."

Kino mengerutkan alisnya, "Maksud lo?"

"Gue ngajak Eunha ke situ buat marahin dia, tapi tiba-tiba cewek itu nyium gue, dan gue nggak tau kalau ternyata ada yang ngefoto kita."

"Terus gimana Kook? Foto ini udah kesebar di grup angkatan," kata Eunwoo.

Jungkook berjongkok, "Nggak tau, gue nggak tau."

SinB yang udah tersulut amarahnya tiba-tiba meninggalkan ruangan itu dengan tergesa-gesa. Chanwoo yang melihatnya segera mengejar SinB.

"Bi! Mau kemana?" teriak Chanwoo ke SinB yang udah berlari meninggalkan rumah Jungkook.

"Bi!"

Untung aja Chanwoo adalah pelari ulung, sekarang dia menyusul SinB. Ia langsung menarik tangan SinB sehingga cewek itu menghadap ke arahnya.

"Mau kemana?"

"Lepasin! aku mau nemuin cewek bajingan itu!" kata SinB sambil berusaha melepaskan genggaman Chanwoo dari lengannya.

"Bi, sadar dong! Percuma aja kamu ngelakuin itu. Hukum aja dibeli sama dia, Bi."

"Enggak! Aku tetep mau nemuin dia! Aku nggak peduli!"

"HWANG EUNBI!"

Habis kesabaran, Chanwoo kelepasan membentak SinB, membuat cewek itu terdiam. Sekarang dia menatap Chanwoo dengan mata berkaca-kaca.

Sadar udah melakukan hal yang salah, Chanwoo menarik SinB ke dalam pelukannya, "Maafin aku sayang.."

"Kamu nggak liat— berapa temen kita yang udah kena masalah gara-gara dia? Kamu mau diem aja? Apalagi aku pernah kenal sama dia, aku nggak akan diem aja, Chanwoo." SinB berujar dalam pelukan Chanwoo, sambil mati-matian menjaga agar tangisnya nggak pecah.

Chanwoo menepuk-nepuk punggung SinB, "Aku tau, tapi kita nggak boleh pake emosi. Kita harus pikirin baik-baik."

Sudah nggak bisa dibendung, air matanya SinB akhirnya mengalir, "Tapi aku nggak tega ngeliat temen-temen kita kayak gitu, Nu. Apa aku salah?"

Chanwoo melepaskan pelukannya, ia menangkup wajah SinB dengan kedua tangannya lalu menghapus pelan air mata cewek itu dengan ibu jarinya.

"Nggak sayang, kamu nggak salah, tapi caranya bukan kayak gini, ya?"

Dengan berakhirnya kalimat itu, Chanwoo mengecup kening SinB, berharap hal tersebut dapat meredakan emosi SinB.

SinB mengangguk pelan. Matanya menatap Chanwoo yang entah sejak kapan, jadi sedewasa ini. Bukan Chanwoo yang blangsak, yang hobi ngusilin orang. Melihat sisi lain Chanwoo, lagi-lagi jantungnya berdegup kencang dan membuatnya semakin jatuh cinta pada teman sejak masa kecilnya itu.

Tbc.

Aku mau bikin work baru yaitu series yg diupdate tiap tanggal 14 pertanyaannya; mau Lovelyz member atau k-idol?

090118
Hwayoungiee.

[COMPLETE] Remaja Masa KiniWhere stories live. Discover now